
Archipelagos: The Serandji Book of Nusantara
-
Ditulis olehTeresa Lavanya Senjaya
-
Dibuat tanggal
24 Jul 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Notre Dame
Sleepinigloo dengan nama aslinya Andi Muhammad Akbar merupakan seorang mahasiswa di Universitas Negeri Makassar. Ternyata Kak Andi memiliki cita-cita untuk menjadi penulis yang akhirnya menjadi kenyataan dengan resmi diterbitkannya novel fantasi berjudul Archipelagos 2: The Serandji Book of Nusantara. Alasan mengapa saya memilih buku ini untuk diresensi adalah karena saya memiliki ketertarikan khusus atas genre fantasi. Apa yang saya sukai dari buku-buku bergenre fantasi adalah penulis yang mampu berimajinasi dan mampu menuang imajinasinya dalam bentuk tulisan dan kita sebagai pembacanya dapat ikut berimajinasi melalui tulisan.
Archipelagos 2: The Serandji Book of Nusantara merupakan buku lanjutan dari Archipelagos: Wizarding School in Nusantara. Buku ini dibuka dengan liburan semester yang dijalani oleh para murid di Archipelagos terutama Nala, Ayu, dan Sanja. Mereka bertiga pergi ke sebuah kerajaan bernama Kerajaan Serandjana dan disana mereka mengelilingi kerajaan tersebut sampai akhirnya adanya peristiwa yang tidak mengenakan yaitu kaburnya para tahanan dari penjara Serandjana. Maka dari itu, mereka secara paksa dipulangkan. Hari demi hari berlalu, akhirnya mereka harus kembali ke Archipelagos karena waktu berlibur sudah selesai dan akhirnya bertemu dengan teman-temannya yang lain.
Semester baru saja dimulai tetapi ketujuh anak terpilih yaitu Nala, Ayu, Sanja, Lexan, Drio, Bastian, dan Tanra dipanggil ke ruangan Nyai Rondo, Kepala Sekolah Archipelagos. Mereka disuruh untuk mencari sebuah buku yang hilang akibat dari pertempuran yang lalu, buku itu bernama Buku Serandji Nusantara, buku mengenai penyihir-penyihir ternama dan berjasa sepanjang sejarah. Misi yang berat itu membawa 7 anak itu berpetualang menjelajahi kerajaan-kerajaan sihir dan tempat-tempat baru dan berbahaya. Lalu, bagaimana dengan nasib buku itu? Apakah mereka berhasil menemukan buku itu?
Analisis:
Terdapat beberapa karakter baru dalam buku novel ini yang ingin saya bahas.
Nyai Rondo: Seorang kepala sekolah wanita dengan kepribadian keras kepala, tegas, dan pemberani.
Nyai Mina: berhati lembut dan pengertian.
Markus Bambong: Salah satu buronan dengan elemen api (Agni) yang bersifat sombong.
Myu: buronan dengan elemen tanaman (Enau) yang juga suka merendahkan orang lain, pecinta pria.
Rumi Ilen: seorang nenek yang merupakan mantan kepala kementerian HAM Sihir Nusantara dengan kepribadian pemberani, suka membantu, dan ia rela mengorbankan dirinya demi keberhasilan misi pencarian Buku Serandji Nusantara.
Encik Juria: Ia membantu Nala dan teman-temannya untuk mendapatkan Buku Serandji Nusantara dengan membantu penyerangan terhadap buronan-buronan.
Masih sama dengan series sebelumnya, novel ini masih memakai alur maju untuk menjadi alur yang dipakai. Alurnya menceritakan tentang petualangan 7 anak untuk mencari Buku Serandji yang hilang. Novel ini memakai sudut pandang orang ketiga sebagai sudut pandang utama terutama memakai sudut pandang orang ketiga “mahatahu” dimana narator dari buku ini mengetahui apa yang karakternya dilakukan dari fisik sampai ke aspek non-fisik (mental). Gaya penulisan yang dipakai dalam buku ini adalah naratif. Kesimpulan dari novel yang dapat dipetik adalah bagaimana kita harus bekerjasama dengan mengesampingkan ego masing-masing.
Evaluasi:
Kelebihan: dalam buku kedua ini, saya melihat banyaknya peningkatan. Dimulai dari struktur kalimat yang lebih rapi, penjelasan per adegan dengan sangat jelas, penggambaran tokoh, kata asing yang dicetak miring, dll. Buku ini juga masih menulis hal yang berbau budaya-budaya di Indonesia, mulai dari adat istiadat, tari tradisional, sampai pakaian adat yang dibalut dalam mitos dalam Indonesia. Per bab cerita masih disusun dengan sistematis, dari awal cerita yaitu mulainya libur semester sampai kembali ke ujian akhir membuat buku semakin jelas untuk dibaca dan nyaman.
Kekurangan: Novel ini juga masih memiliki kekurangan seperti adanya beberapa kesalahan pengetikan, kalimat yang agak terlalu bertele-tele, dan terdapat adegan yang tidak terlalu dibutuhkan dalam cerita.
Kesimpulan yang ingin saya ambil dari resensi ini adalah buku ini layak dibaca untuk para penyuka buku fantasi. Banyaknya budaya Indonesia tetapi dibalut dalam mitos di Indonesia tentu akan sangat menarik dibaca. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada kalian yang jika ingin membaca buku fantasi, tetapi saya sarankan baca buku yang pertamanya terlebih dahulu karena ada hubungan dengan buku pertama.
0 komentar