book

Ayahku (Bukan) Pembohong

0
  • book
    Ditulis oleh
    Mahardhiyanti Permata Putri Nugroho
  • Dibuat tanggal
    28 Jul 2024
  • Sekolah
    SMAN 1 BEKASI

PENDAHULUAN

Novel berjudul “Ayahku (Bukan) Pembohong” merupakan sebuah karya sastra Indonesia yang ditulis oleh penulis Darwis Tere Liye atau yang lebih dikenal dengan panggilan Tere Liye dan buku ini diterbitkan oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Darwis Tere Liye yang lahir di Sumatera pada tanggal 21 Mei tahun 1979 ini memulai debut kepenulisannya sejak tahun 2005. 

Sejauh ini Tere Liye telah berhasil menerbitkan 50 buku sepanjang karir menulisnya. Karya-karya tulisnya tentu sangat diminati oleh para pembaca di Indonesia. Dengan kejutan alur cerita yang tidak dapat ditebak dan banyak sekali pelajaran hidup yang dapat ditemukan pada novel berjudul “Ayahku (Bukan Pembohong” setebal 304 halaman ini.

Novel Ayahku Bukan Pembohong mempunyai tema utama pendidikan orang tua yang menyayangi anak-anaknya dengan dongeng kehidupan dan cerita hebat. Sangat direkomendasikan untuk pembaca dari berbagai kalangan usia.

Buku ini menjelaskan mengenai peran seorang ayah yang mendidik anaknya dengan dongeng-dongeng kehidupan yang sederhana. Sama hal nya seperti ayah pada umumnya, yang selalu ingin mendidik dan menjadikan anaknya menjadi orang yang hebat di masa depan. Setiap ayah di dunia ini pastilah menginginkan anak-anaknya mendapatkan kebahagiaan sejati. Dengan itu, tentu saja setiap ayah memiliki caranya sendiri untuk membuat kebahagiaan sejati itu terjadi pada anaknya. 

 

SINOPSIS BUKU

Dam adalah tokoh utama dari novel “Ayahku (Bukan) Pembohong”. Ia merupakan anak laki-laki yang hidup bersama ayah dan ibunya. Sejak kecil, Dam telah di perkenalkan dengan cerita dongeng-dongeng kesederhanaan hidup yang menarik, imajinatif, dan memiliki banyak pesan moral dari sang ayah. Ayah Dam hampir dikenal oleh hampir seluruh orang di kota tempat tinggal mereka. Ayah Dam adalah seorang yang sangat sederhana, lemah lembut, murah hati, dan jujur.

Ayah Dam memang seorang pendongeng yang hebat, selain sering membacakan buku cerita dongeng untuk Dam, ia juga dapat menciptakan dongeng-dongeng nya sendiri, dengan menciptakan sepatah dua patah kata dari suatu benda yang ia lihat. Ayah Dam juga sering menceritakan pengalaman masa kecil dan masa muda nya, pengalaman apapun yang sudah di lewati nya semasa hidupnya. Hingga Dam sendiri tidak tahu, mana cerita yang benar-benar terjadi, dan mana yang hanya karangan cerita dari ayah nya.

Ayah Dam pernah bercerita bahwa ia pernah menjadi pengantar sup jamur dan kenal baik dengan idola Dam, yaitu sang Kapten. Ayah menceritakan bahwa sang Kapten adalah seorang pekerja keras yang sedari kecil tidak mudah menyerah walau berkali-kali tidak lolos seleksi masuk klub sepakbola. Masih banyak lagi cerita-cerita yang disampaikan ayah dari Dam, walaupun Dam sering kali tidak percaya dengan cerita-cerita tersebut. Ayah Dam juga menceritakan cerita-cerita itu kepada anak-anak Dam (cucu dari ayah Dam)

Cerita berlanjut hingga pada suatu hari ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Karena keyakinan Ayah terhadap omongan di Raja Tidur yang di anggap Dam hanyalah cerita bohong, dua puluh tahun lalu tang menyatakan bahwa Ibu tidak dapat sembuh dan hanya kebahagiaan yang membuat ibunya bertahan. Tidak heran kebencian dan ketidakpercayaan Dam kepada Ayah semakin menjadi-jadi. Tapi, di akhir cerita, Dam akhirnya mengetahui kebenaran atas cerita-cerita ayahnya. Pada akhirnya, ayah nya memang pantas untuk di hargai dan di hormati, dan di anggap sebagai orang paling jujur di kota. Dam mampu mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada sang Ayah. 

 

ANALISIS

Kekurangan dari buku ini yaitu ada sedikit kekurangan dari novel ini yang saya temukan, yaitu terdapat di halaman 62 di mana seharusnya Dam menyebutkan “ayah” tapi yang tertulis adalah “kakek”.

Namun dari sedikitnya kekurangan, novel ini memiliki banyak sekali kelebihan dan saya sangat merekomendasikan novel ini untuk bisa anda baca. Cerita yang terdapat dalam novel “Ayahku (Bukan) Pembohong” karya Tere Liye ini sangat bagus dan menarik, dan tentu saja banyak pesan moral yang dapat kita petik dari bagian cerita-cerita yang ada di novel ini. Bahasa nya juga sangat mudah dipahami pembaca.

Saya menemukan beberapa kalimat-kalimat dan pesan-pesan indah dan menarik dari buku ini; 

1. Halaman 24, baris ke-11 : Bukankan Ayah pernah bercerita bahwa suku Penguasa Angin bisa bersabar walau beratus tahun dizalimi musuh-musuh mereka? Suku itu paham, terkadang cara membalas terbaik justru dengan tidak membalas. 

2. Halaman 38, baris ke-8 : Ah yang menghina belum tentu lebih mulia dibandingkan yang dihina. Bukankah Ayah sudah berkali-kali bilang, bahwa kebanyakan orang justru menghina diri mereka sendiri dengan menghina orang lain.

3. Halaman 119, baris ke-7 : Ilmu pengetahuan adalah proses kontemplasi panjang. Ketika kepala kalian digunakan untuk merenung, berpikir terus-menerus, bukan sekedar hiasan atau lelucon.

4. Halaman 241, baris ke-23 : “Kami tidak mendidik kalian sekedar mendapatkan nilai diatas kertas. Seluruh kehidupan kalian tiga tahun terakhir, dua puluh empat jam, baik di kelas ataupun tidak adalah prosespendidikan itu sendiri. Itulah penilaian yang sebenar-benarnya. Kau lulus dengan baik”.

5. Halaman 242, baris ke-9 : “Nah, Dam, selamat melanjutkan hidup. Apa kata pepatah, hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau seberapa membahagiakan, biarkan waktu yang menjadi obat, Kau akan menemkan petuaulangan hebat berikutnya di luar sana.”

 

EVALUASI

Ada banyak sekali pesan moral yang bisa ditemukan dibuku ini bahkan dari percakapan dari tokoh ke tokoh. Beberapa di antaranya adalah ketika kita mendapat perlakuan yang kurang kita suka dari orang lain, hal terbaik yang harus kita lakukan adalah tidak membalas perbuatan tidak baiknya. Ilmu pengetahuan juga sangatlah berharga, kita juga dapat menemukan ilmu-ilmu tersebut dari pengalaman hidup kita, hidup harus terus berlanjut, walaupun ada hal membahagiakan ada juga hal yang menyedihkan, semuanya hanya butuh waktu untuk menjadi obatnya, dan petualangan hebat berikutnya akan terus ditemukan.

 

PENUTUP

Buku ini sangat di rekomendasikan untuk dibaca dan tentunya kita dapat memetik banyak pesan moral dari cerita dibuku novel berjudul “Ayahku Bukan Pembohong” karya Tere Liye ini.

Judul Buku Ayahku (Bukan) Pembohong
Penulis Tere Liye
ISBN 978-602-033-158-4
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2011
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 304

0 komentar

Buat komentar