book

Kasih Tak Terlarai

0
  • book
    Ditulis oleh
    Sheliza Nashwa Auliya
  • Dibuat tanggal
    29 Jul 2024
  • Sekolah
    SMP NEGERI 1 PURWAREJA - KLAMPOK

Novel lama atau sastra lama berjudul “Kasih Tak Terlarai” adalah salah satu novel karya Suman Hasibuan. Buku ini pertama kali di terbitkan yaitu pada tahun 1930, dan di terbitkan oleh Penerbit Balai Pustaka. Buku ini memiliki total 72 halaman, dan menceritakan tentang Taram, yaitu sang tokoh utama yang sedang berjuang mengejar cinta wanita pujaannya, yaitu Nurhaida. Walaupun ternyata hubungan Taram dan Nurhaida tidak semudah yang di bayangkan.

Diceritakan Taram adalah anak sulung dari tiga bersaudara yang tak terlalu disayang orangtua nya. Sitti Nurhaida adalah anak gadis Encik Abas, seorang saudagar kaya. Taram lalu jatuh cinta kepada Nurhaida, tentu karena Nurhaida adalah gadis ter-cantik di kampung tersebut. Taram sudah lama menginginkan Nurhaida jadi istrinya. Lima hari setelah pertemuan Taram dengan Nurhaida, ia melamar gadis itu. Namun, walaupun Nurhaida juga cinta kepada Taram, Encik Abas tidak menerima pinangan itu. Encik Abas ialah orang bertinggi hati, dan angkuh. Ternyata dibalik penolakan Encik Abas tersebut, Taram hanyalah seorang anak angkat yang di bawa orang tuanya dari Singapura. Kala itu ayah Taram membawa Taram ke kampung itu waktu ia masih berumur 6 bulan. Hal tersebutlah yang membuat Encik Abas menolak lamaran Taram, yaitu semata-mata karena Taram bukan lah keturunan bangsawan.

Tidak lama dari kejadian penolakan tersebut, seluruh kampung di buat gempar, karena hilang nya Taram dan Nurhaida. Tak disangka ternyata Taram membawa lari Nurhaida ke Singapura dan mereka menikah lalu tinggal di sana. Taram bekerja sebagai pedagang dan sering pulang pergi ke Malaka. Orang kampung mereka ada juga yang tahu bahwa Taram dan Nurhaida tinggal di Singapura. Beberapa adalah orang yang juga datang berdagang dan sering pula numpang menginap di rumah Taram. Dikarenakan cerita orang kampung yang datang, Nurhaida pun akhirnya rindu berat dengan kampung halamanya. Pada suatu waktu, ketika Taram sedang kepergi ke Johor, Nurhaida ikut pulang ke kampung dengan orang kampung yang menginap di rumahnya. Ia memutuskan tidak kembali lagi ke Singapura. Kedatangannya disambut bahagia orang kampung, terutama Encik Abas.

Selama tujuh bulan Nurhaida tidak juga mendapat surat dari suami nya, sekarang ia sudah menjadi janda. Banyak pemuda yang bolak balik mencoba melamar Nurhaida, namun sayang lamaran tersebut selalu di tolak oleh ayah Nurhaida. Akhirnya pada suatu waktu, sebuah bahtera besar nan mewah mendarat di kampung itu. Ternyata itu adalah bahtera milik Syekh Wahab, saudagar keturunan Arab yang hartawan. la datang menjual obat. Ia juga adalah orang soleh dan tak lama kemudian menjadi guru mengaji di kampung itu. Lalu ia melamar Nurhaida menjadi istrinya dan mereka menikah. Nurhaida dan Syekh Wahab hidup bahagia dan menjadi panutan orang kampung. Setelah beberapa tahun, Syekh Wahab memutuskan untuk kembali ke kampung asalnya, yaitu Singapura, dengan Nurhaida dibawa serta. Setelah mereka pergi pada awal bulan Ramadan itu, kampung kembali jadi lengang.

Namun selang beberapa hari, pada kedatangan sebuah bahtera besar seorang Syekh kembali datang ke kampung itu. Karena orang kampung menyangka itu adalah Syekh Wahab, walau ia datang sendiri, maka orang kampung meminta Syekh itu menjadi khatib hari raya. Syekh itu menyampaikan khutbah dan pengajaran dengan baik. Selesai khutbah, ia berdiri di atas mimbar membuka sorban dan janggutnya, dagunya licin tiada berambut walau sehelai, di atas bibirnya tidak tumbuh sehelai kumis pun. Wajah nya sangat berbeda, jauh bertambah muda ternyata Syekh tersebut adalah Taram, si anak hilang, yang jadi buruan beberapa tahun lamanya. Enam bulan kemudian, terlihat orang beramai-ramai sedang membangun sebuah rumah. Ada yang menaruh balok, dan lain-lain, semua orang mengerjakan pekerjaanya masing-masing. Dalam keramaian tersebut terlihat Encik Abas yang menjadi pemimpin dalam pekerjaan tersebut. Walau orang kampung kaget, dengan berubahnya si Syekh tersebut menjadi Taram, orang kampung tersebut tetap menerima Taram, dan mereka segera mengangkat Taram sebagai guru mengaji karena keluasan ilmunya yang sudah mereka dengar dari khutbahnya itu.

Menurut saya cerita yang di tulis oleh Suman Hasibuan ini sangat menarik. Seperti pada buku pada umumnya buku sastra lama ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari buku ini adalah cerita nya yang menarik dan tidak dapat di duga apa yang terjadi pada BAB selanjut nya. Lalu kekurangan pada buku ini yaitu terdapat beberapa kata yang berbahasa Melayu, sehingga saya agak sulit mengartikan beberapa kata-kata nya. Secara keseluruhan buku karya Suman Hasibuan ini sangat menarik untuk di baca, karena terdapat beberapa amanat yang dapat di petik dari buku ini, salah satu nya yaitu, kita tidak boleh menyerah dan putus asa dalam mengejar sesuatu, baik itu cinta, pekerjaan, cita-cita, dan lainya. Walaupun buku ini adalah karya sastra lama, namun buku ini sudah di cetak 6 kali oleh Penerbit Balai Pustaka. Sehingga kita tidak perlu meragukan isi atau kualitas dari buku ini.

Judul Buku Kasih Tak Terlarai
Penulis Soeman H.S
ISBN 978-602-260-136-4
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 1930
Penerbit Balai Pustaka
Jumlah Halaman 72

0 komentar

Buat komentar