
Menunggu Papa: Kisah Gadis Kecil yang Akhirnya Berdamai dengan Dirinya
-
Ditulis olehNaila Alifya
-
Dibuat tanggal
31 Jul 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Jakarta
Judul Buku : Menunggu Papa: Kisah Gadis Kecil yang Akhirnya Berdamai dengan Dirinya
Penulis : Yanah Sucintani
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 142
Dimensi : 20 cm
"Menunggu Papa: Kisah Gadis Kecil yang Akhirnya Berdamai dengan Dirinya" merupakan karya sastra yang ditulis oleh Yanah Sucintani dan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama di Jakarta tahun 2015. Yanah Sucintani S.E. CCH. CT. merupakan Profesional Hypnoteraphy yang belajar dari Adi W Gunawan Institute Mind and Technology tahun 2015 yang menangani banyak client dari berbagai golongan usia. Yanah Sucintani juga mengisi acara saluran TV DAAI TV, melakukan seminar parenting, menulis buku, melakukan teraphy client dan Workshop ERASE disamping tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang memiliki 3 anak. Buku setebal 142 halaman dengan tema inspirasional, keluarga dan psikologi, Yanah membawa kisah masa kecilnya yang penuh rasa kalut, kacau dan sakit hati yang tanpa sadar terus tersimpan hingga dewasa.
Wawa adalah seorang anak yang selalu menunggu papanya pulang ke rumah. Hingga suatu hari, Wawa dan adik - adiknya datang menemui papa mereka di "rumah kedua" sang papa tapi justru yang mereka dapatkan hanya "usiran halus" dari sang papa menimulkan rasa benci, marah, kecewa dan sedih yang terus tersimpan hingga mereka dewasa. Belum lagi, Wawa yang harus berada di antara keluarga yang menganut patriarki, sangat mengutamakan anak dan cucu laki – laki. Seperti masalah kuliah, awalnya sang papa tidak mengizinkan Wawa menempuh pendidikan di jenjang perkuliahan tapi berkat sang mama yang ingin semua anak nya mendapat pendidikan tinggi, Wawa akhirnya berhasil lulus sebagai sarjana walaupun tidak di jurusan yang Wawa impikan. Wawa juga tumbuh dengan parenting sang mama yang “seadanya” hingga tanpa disadari Wawa "dewasa" semua trauma, emosi, rasa benci, marah, kecewa dan sedih "Wawa kecil" masih tersimpan jelas menimbulkan beberapa masalah antara hubungannya dengan sang anak dan suami.
Buku Menunggu Papa: Kisah Gadis Kecil yang Akhirnya Berdamai dengan Dirinya memiliki cover buku yang sesuai dengan genre bukunya, yaitu ilustrasi seorang anak yang sedang duduk dengan jam dinding menunjukan "Wawa kecil" yang sedang menunggu papahnya pulang hingga waktu yang tidak menentu. Naratif dalam buku memiliki alur cerita campuran, yaitu maju dan mundur. Yanah Sucintani membawa kisah yang memang kebanyakan anak perempuan di Indonesia rasakan karena Indonesia menjadi fatherless country atau “Negara Kekurangan Ayah” nomor tiga di dunia dimana anak perempuan akan kehilangan atau kekurangan peran ayah dalam proses perkembangan mereka dari anak - anak menjadi orang dewasa. Wawa kecil merasakan bagaimana rasanya menunggu sang ayah pulang ke rumah, bahkan menganggap segala hal dan tindakan kecil yang ayahnya lakukan itu adalah hal yang sangat berharga dan membuatnya bahagia. Wawa yang hidup di keluarga penganut sistem patriarki dan mendapat pola asuh yang “seadanya” karena sang ibu yang dipaksa menikah muda dan harus menjadi seorang ibu muda di umurnya yang masih 16 tahun. Sehingga tanpa disadari oleh Wawa dewasa, emosi yang tertahan dan tersimpan dalam diri "Wawa kecil" masih terbawa dan tercampur dengan perasaannya. Semua emosi tersebut akhirnya bisa meledak kapan saja, mengakibatkan Wawa dewasa bisa saja mengulangi semua kesalahan yang dialami oleh "Wawa kecil" menciptakan siklus pola asuh yang tidak seharusnya dan akan menghancurkan sebuah hubungan, baik teman, keluara atau pasangan. Pola asuh dapat mempengaruhi karakter dan perkembangan anak baik dari segi kemampuan kognitif maupun sosial. Pola asuh akan menunjukan dan menentukan bagaimana seorang anak saat sudah dewasa, kecuali jika sang anak memberikan perlawanan atas "kesalahan" yang terjadi dalam dirinya, seperti Wawa yang akhirnya menuliskan kisah hidupnya untuk menginspirasi dan memberikan tips saat mengatasi masalah.
Yanah Sucintani berhasil membawa kisah menginspirasi yang sangat meningkatkan kesadaran dalam diri bahwa sekecil apapun perlakuan yang didapat seorang anak benar - benar sangat mempengaruhi. Yanah Sucintani juga memberikan tips bagaimana cara mengatasi keadaan yang menjadi penentu, bagaimana hubungan yang sehat dapat terjadi, bagaimana mengatasi trauma dan amarah dalam diri, bagaimana cara melakukan pola asuh yang lebih baik, memang bukan yang terbaik tapi lebih baik dari sebelumnya dan bagaimana kita belajar atas kesalahan yang dilakukan diri sendiri maupun orang lain karena orang tua memiliki cara mengasuh yang berbeda tergantung karakter sang anak. Wawa percaya sang papa memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan rasa kasih sayangnya, tapi dalam menjalankan peran sebagai seorang papa, sang papa sangat kurang memenuhi, justru sang mama yang harus melengkapi tugas seorang papa yang papa tidak bisa lakukan sepenuhnya.
Melalui narasi yang mendalam mengenai psikologis, buku ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengedukasi. Mengedukasikan cara menangani "kesalahan" dalam diri akibat kesalahan perlakuan yang diterima serta mengingatkan bahwa perkembangan karakter anak ditentukan berdasarkan bagaimana cara sang anak dibesarkan dan perlakuan yang didapatkannya. Secara keseluruhan buku ini sangat layak dibaca, selain memberikan cerita menginspirasi, Yanah Sucintani memberikan tips saat berada di keadaan genting, sehingga pembaca dapat menjadi pribadi dan memiliki respon yang lebih baik.
0 komentar