RESENSI BUKU ANAK RANTAU KARYA A. FUADI

JUDUL : ANANK RANTAU

“Anak Rantau” merupakan novel fiksi karya Ahmad Fuadi. Diterbitkan oleh PT Falcon dan diterbitkan tahun 2017. Jumlah halaman 382 halaman dengan panjang buku 20 cm dan lebar 14 cm. Tema yang dibawakan mengusung tema kekeluargaan dan kerja keras. Genre yang dibawakan mengandung unsur Action Adventure, genre yang cukup diminati di kalangan pembaca.

 Novel “Anak Rantau” merupakan karya novel fiksi yang menceritakan kisah Hepi, remaja yang meninggalkan kehidupanya di Jakarta dan ia harus berpindah ke tanah Minang, kampung kelahiran orang tuanya.

Dengan kehidupan baru di kampung nya, Hepi dapat belajar dengan keadaan yang penuh kesederhanaan. Disini ia dapat mengasah keterampilan silat dan kedetektifan nya, menerima semua keadaan dengan lapang dada, dan kini ia tahu, makna bahwa untuk mencapai sesuatu haruslah bekerja dengan giat dan belajar dengan sungguh-sungguh.

Bersama dengan kedua sahabat barunya di kampung, Attar dan Zen, Ia mengalami berbagai tantangan dan rintangan. Di lain sisi, kakek dan neneknya serta para kerabat bangga dengan Hepi seteslah semua tantangan berlalu, Juga atas pencapaian pencapaian Hepi yang ia raih. Akhirnya Hepi dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ia hadapi.

            “Anak Rantau” Merupakan novel yang mengusung tentang pencarian jati diri dan keluarga serta pengalaman hidup seseorang yang jauh dari tempat asalnya. Para pembaca di ajak untuk merenungkan pentingnya hubungan kekeluargaan yang sudah merenggang, dan penyelesaian konflik yang terjadi.

            Novel ini juga mengusung tema keberanian menghadapi perubahan yang terjadi di kehidupan nyata, dengan isu isu sosial, isu soal perantauan, isu tentang tindak kriminal, dan isu tentang kesenjangan antara kehidupan di perkotaan dan kehidupan di pedesaan.

             Dengan latar yang tampak hidup, pembaca di suguhkan pemandangan alam dan kehidupan pedesaan yang indah di tanah Minang, Sumatra Barat. Kehidupan yang sederhana dengan adat istiadat dan tradisi yang masih kental dan dipertahankan di era modern ini.

            Hepi, remaja kota yang pindah ke kampung, dengan sikapmya yang terus berkembang dari dia yang dulunya anak manja dan bandel, sekarang ia menjadi anak yang lebih patuh, taat dan bijaksana. Sungguh ia pada dasarnya anak yang pintar dengan pemikiran dan ide nya selalu cemerlang serta di luar akal. Tentunya ia tak sendiri untuk mengembangkan dirinya. Selain dibantu kedua sahabat karib barunya, yaitu Attar dan Zen serta kakek dan neneknya. Ia juga mendapat dukungan dari orang orang terdekatnya seperti Ibu Ibet, Martiah yang merupakan ayahnya, Mak Tuo Ros, Pandeka Luko, Inspektur Saldi, Datuk Mudo, Pak sinayan, Bang lenon, dan masih ada yang lain lagi.

            Sang penulis Ahmad Fuadi menyampaikan pesan moral melalui pengalaman Hepi. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya ada nilai kerja jeras, nilai adat, nilai kekeluargaan, dan nilai-nilai yang lain. Dari hal tersebut merupakan dasar-dasar nilai pembentukan karakter seseorang.

            Alur cerita yang sedikit mirip dengan kebanyakan novel pada umum nya, Beberapa elemen dalam plot dengan alur konflik yang terjadi mungkin sudah banyak dipakai di novel-novel lainya dan terlihat tidak asing bagi sebagian pembaca, sehingga pembaca cepat bosan membaca novel tersebut dan pembaca sudah bisa menebak alur selanjutnya yang akan terjadi.

            Alur cerita yang bergerak lambat dapat membuat pembaca mungkin menyadari alur bergerak lambat saat pertama kali Hepi tiba di kampung halaman. Namun hal tersebut merupakan  bagian penting dari pengembangan diri dan pengembangan karakter Hepi.

            Novel “Anak Rantau” kaya akan nilai nilai kehidupan. Bagaimana cara kita dalam memandang tentang hubungan antar keluarga dan proses pendewasaan seorang remaja. Si penulis, Ahmad Fuadi juga menggambarkan peencarian jati diri seorang anak muda melalui benturan budaya kota dan desa, bagaimana karakter seseorang bisa terbentuk berbeda antara dua budaya yang di satukan.

            Novel ini layak dibaca siapa saja yang ingin merenungkan dan berproses menemukan jati diri. Dengan latar yang kuat, Karakterisasi yang hidup, serta nilai-nilai tradisi dan budaya yang melekat, Ahmad Fuadi berhasil menciptakan sebuah karya yang sangat bermakna.