
Domba-Domba revolusi
-
Ditulis olehMawardah
-
Dibuat tanggal
24 Aug 2024
-
Sekolah
Madrasah Aliyah Negeri 5 Aceh Besar
Resensi buku Domba-Domba Revolusi
Judul: Domba-domba Revolusi, Pengkhianatkah?
“Domba-domba Revolusi” merupakansebuah karya karangan yang di tulis oleh B. Soelarto, diterbitkan oleh Balai Pustaka di Jakarta,cetakan pertama diterbitkan pada tahun 1967, cetakan ke dua pada tahun 1975 dan cetakan ke tiga pada tahun 2001. Penulis dalam menyusun buku 124 halaman ini menghantarkan pembaca ke dalam dunia lliterasi yang kaya akan tema Percintaan dan rasa kehilangan.
Dalam “ Domba- Domba Revolusi”. B. Soelarto memotret kehidupan politik Indonesia yang memanas dan tegang karena gerakan 30 s/PKI. Cerita ini tidak hanya tentang losmen, tetapi juga dengan pemiliknya, tamunya dan yang menginginkannya. Rasa ketegangan ketika kita membaca buku ini sangat jelas pada saat terjadinya peristiwa perempuan membunuh domba-domba revolusi. Perempuan memberi isyarat dengan gerakan kepala agar serdadu masuk ke ruang dalam. Serdadu ketawa, mengangguk tanda setuju sambil mencubit pipi perempuan. Serdadu terus masuk ke ruang dalam, cepat disusul perempuan. Lalu terdengarlah suara orang lelaki menjerit ngeri. Jeritan cepat hilang. Perempuan muncul lagi. Pada wajah dan bajunya tampak tetesan darah melekat. Sebilah belati yang berlaburkan darah tampak tergenggam pada tangan kanannya. Matanya yang berapi menyorotkan perasaan jijik dan benci. Dadanya tersenggal-senggal karena tarikan napas-napasnya yang terbakar emosi. Dia melangkah sampai dekat tengah ruang tamu, lalu berhenti, menghembuskan napas panjang. Pandang matanya tertuju pada belati yang erat agak gemetar tergenggam ditangan. Lambat-lambat ia menggeleng-geleng kepala. Lambat pula kedengaran suaranya dengan nada berat, penuh kepastian. Janganlah aku disebut pahawan hanya karena aku membunuh seorang pengkhianat dan seorang serdadu musuh secara kebetulan. Tuhanku, ampunilah arwah mereka yang kubunuh dan yang akan membunuh aku. Ampunilah arwah domba-domba revolusi yang sesat.
Karakter utama dalam cerita ini adalah pemilik losmen yang ternyata ibu tirinya penyair, sedangkan penyair telah jatuh cinta kepadanya dan sepertinya mereka saling menciintai. Melalui kisah ini B. Soelarto menunjukkan jodoh itu memang tidak ada yang tau dan takdir tidak bias ditulis sesuai keinginan sendiri karena semua telah diatur oleh Allah S.W.T.
Cerita ini disajikan dengan alur yang sama, tempat yang berbeda yang akhirnya menyatu menjadi suatu cerita yang keren dan sangat menyentuh. Menangkap emosi pembaca melalui deskripsi yang detail dan dialog yang otentik. Selanjutnya “Domba-Domba Revolusi” juga menghadirkan kritik social yang kejam terhadap Kota Selatan. Cerita ini menempatkan tragedy dan cinta dalam konteks yang lebih besar, mengizinkan pembaca untuk melihat dampak politik yang lebih luas dari kejadian tersebut.
Dari segi pengembangan karakter, B. Soelarto berhasil menghidupkan tokoh-tokoh yang tidak banyak perannya, setiap karakter di berikan latar belakang yang jelas dan motivasi yang kuat, membuat pembaca memahami dan merasa keputusan dan keberanian mereka dalam menghadapi situasi yang sulit.
Cerita ini telah menjadi buku yang paling menarik. Membawa pengetahuan tentang Kota Selatan. Selain itu,, penggunaan bahasa yang kaya dengan imajinasi dan simbolisme. Namun cerita ini memiliki tantangan tersendiri dalam bentuk alur yang melompat-lompat, tulisa ada yang tidak jelas sebagian, sehingga menimbulkan kebingungan terhadap pembacanya yang belum terbiasa. Butuh kefokusan dan kosentrasi pemahaman yang teliti untuk mengikuti alur cerita dengan baik.
Secara keseluruhan, Domba-Domba Revolusi”, sangat layak di baca, melalui narasi yang mendalam dan penuh ketegangan, cerita ini tidak hanya menghibur tetapi juga bermanfaat, mengingatkn kita susahnya orang-orang pada masa dulu.
0 komentar