
Renungan Tasawuf
-
Ditulis olehAdlan Fariz Rafi
-
Dibuat tanggal
16 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Insan Cendekia Boarding School Payakumbuh
Buku Renungan Tasawuf merupakan buku self improvment berdasarkan pandangan spiritual agama Islam yang ditulis oleh Buya Hamka. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau biasa disapa Buya Hamka adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia beberapa karyanya adalah Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938) dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1938). Beliau lahir di Tanah Sirah, kini masuk wilayah Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 17 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun. Tidak satupun pendidikan formal ditamatkannya. Ia belajar langsung dengan tokoh dan ulama, baik di Sumatera Barat, Jawa, hingga ke Makkah. Banyak membaca juga salah satu modalnya dalam belajar. Universitas Al-azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan dan Universitas Prof. Moestopo mengangkatnya sebagai guru besar, ia juga ia tercatat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Buku Renungan Tasawuf disusun dari kumpulan enam karangan almarhum Buya Hamka di berbagai majalah seperti “Majalah Indonesia”,”Panji Masyarakat”,”Gema Islam”, dan “Mimbar Agama”. Buku ini juga disusun dari ceramah-ceramah beliau dari tahun-tahun yang berbeda. Saat ini umat Islam di Indonesia atau bahkan dunia dihadapi dengan berbagai tantangan dan ancaman dari pesatnya pertukaran informasi global yang memicu terkikisnya iman dan akhlak. Pertanyaan mendasar soal iman, dan kewajiban umat Islam akan dibahas dalam buku ini melalui pendekatan tasawuf.
Di dalam buku ini Buya Hamka menjelaskan secara gamblang bagaimana cara kita mendekatkan diri kepada Allah yaitu salah satunya ialah menggunakan akal dan khayal. Akal digunakan untuk kita mencari tahu apa itu hakikat tuhan, makhluk, dan makna hidup sebenarnya. Bukan malah mempergunakan akal untuk tidak percaya akan hal gaib. Kemajuan akal itu mulanya karena adanya khayal yang mencoba menjelajahi dunia yang belum terjamah, jadi kita tak bisa membatasi khayal tapi, gunakanlah akal untuk menempuh jalan yang dituju khayal. Sebagai umat Islam juga dijelaskan di dalam buku Renungan Tasawuf bahwa kita tidak boleh mengelak dari pengetahuan tetapi, gunakanlah pengetahuan untuk memperkuat kepercayaan kepada Allah. Buya hamka menjelaskan, “perubahan yang lebih baik mudah terdapat dalam agama islam. penyakitnya hanya satu saja, tidak tiga, tidak empat. Penyakit itu ialah kebodohan. Kebodohan bisa diobati dengan pengetahuan”.
Buya Hamka juga menjelaskan untuk mencapai kenikmatan akhirat kita harus berani menerima kesusahan dan penderitaan. Dan jalan tersebut tidak bisa ditempuh dengan santai atau hanya memikirkan diri dengan menyendiri di mesjid atau berdiam diri di gunung-gunung untuk berzikir tidak, tidak semudah itu. Kita harus berani mengajak kepada kebenaran dan melarang kepada kejahatan atau amar ma’ruf nahi munkar. Kita harus menjadi pribadi yang tangguh dan rela mengkorbankan jiwa dan raga demi sang Ilahi.
Buya Hamka menyampaikan pesan, baik melalui bentuk karangan ataupun ceramah yang sudah disusun di dalam buku ini dengan gaya bahasa yang memakai berbagai kiasan. Pesan-pesan mengenai penggunaan akal dan khayal, kewajiban seorang muslim atas negara, dan perjuangan yang harus dilakukan seorang muslim, dan lain-lainnya tersampaikan dengan jelas di buku ini. Dan pembelajaran tersebut bisa diaplikasikan dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara.
Gaya bahasa yang memakai banyak metafora membuat nyaman beberapa pembaca yang memiliki selera yang sama, tetapi di sisi lain pembaca awam akan sedikit kesulitan dalam memahami buku ini. Buku ini juga memiliki desain cover yang keren dan menarik. Satu hal yang menjadi sebuah alang kepalang ialah materi yang disampaikan dirasa sedikit sehingga kurang memuaskan para pembaca yang memiliki minat terhadap tasawuf.
Masyarakat muslim Indonesia diharapkan membaca buku-buku religi terutama buku Renungan Tasawuf. Dengan materi yang singkat, padat, dan jelas, tentunya pembaca akan bisa mempraktikkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita, umat Islam bisa bangkit dan menunjukkan kepada dunia bagaimana Islam yang sesungguhnya dan semoga kita senantiasa dijauhkan dari kejahatan, kezaliman dan godaan akhir zaman.
0 komentar