Resensi Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi Karya J.S. Khairen

Judul: Masa Dewasa Tidak Selalu Bahagia

  Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi (2020) adalah novel yang bergenre komedi dan slice of life, novel ini dikarang oleh J.S. Khairen. Jombang Santani Khairen atau dengan nama pena J.S. Khairen lahir di kota Padang, 23 Januari 1991. Ia menempuh Pendidikan di SD Adabiah 2 Padang, SMPN 5 Padang, SMAN 10 Padang lalu melanjutkan studi pada tahun 2009 di Universitas Indonesia dengan jurusan manajemen. Dan ia pernah menjadi aktor utama dalam film Humba Dreams yang digarap dan disutradarai oleh Riri Riza dan dirilis pada tahun 2019.

  Kami (Bukan) Jongos Berdasi merupakan buku kedua dari seri Kami (Bukan) yang pertama Kami (Bukan) Sarjana Kertas (2019), lalu yang ketiga Kami (Bukan) Generasi Bac*t (2020), lalu disambung dengan Kami (Bukan) Fakir Asmara (2021). J.S. Khairen juga baru mendapatkan penghargaan buku islam terbaik kategori novel remaja dalam acara IBF Award 2024 atas karyanya Kado Terbaik (2022). Dan novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas segera difilmkan dan akan tayang pada tahun 2025.

  Novel ini menceritakan keberlanjutan hidup Ogi, Sania, Arko, Randi, Juwisa, Gala, juga Bu lira yang menjadi dosen konseling Kelompok Ogi dan adiknya yaitu Cath. Beberapa Kelompok Ogi  telah lulus dari kampus UDEL kini menjalani kehidupan nyata yang tak seindah khayal saat masih remaja. Sania yang mengalami tekanan pekerjaan di Bank EEK, Arko yang risau dengan pekerjaannya sebagai fotografer, Randi yang tidak mendapatkan promosi di tempat kerjanya, Juwisa yang sibuk mempersiapkan studi ke luar negeri, juga Gala yang memegang ide-ide idealisnya.

  Mereka berusaha menjalani masa dewasa walau tak selalu bahagia. Dengan segala intimidasi dari rekan kerja, lingkungan dan keluarga.  Selain itu J.S. Khairen juga memberikan kutipan bijak di setiap akhir bab. Salah satunya “Boleh saja ada seribu orang tak percaya pada impianmu. Tapi pastikan dari seribu orang itu, dirimu sendiri bukanlah salah satunya.”

  J.S. Khairen menyusun  novel ini dengan bahasa sehari-hari yang digunakan dalam pergaulan. Perjuangan hidup dalam realita sesungguhnya sangat digambarkan. Para tokoh memiliki keunikan dan kepribadian yang unik dan berbeda-beda. Walaupun ini novel kedua, pembaca tidak akan terlalu bingung karena ada bagian di novel pertama yang kembali diceritakan pada novel ini.

  Sampul dari novel ini mirip dengan novel pertama hanya berbeda warna, sehingga menjadi ciri khas dari seri (Kami Bukan). Gaya Bahasa yang gaul dan juga terdapat banyak istilah-istilah yang mudah ditemui sehari-hari memudahkan pembaca untuk memahami. Tetapi terkadang terdapat kata-kata vulgar yang tidak layak dibaca untuk anak-anak dan kesalahan dalam penulisan nama tokoh dan sejenisnya. 

  Di masa dewasa, orang-orang sering kali ragu dalam mengambil langkah dan tujuan. Novel ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi para remaja, mahasiswa atau bahkan pekerja. Dibalut dengan perjuangan dan komedi tentunya akan membuat betah para pembaca. Kami (Bukan) Jongos Berdasi sangat direkomendasikan sebagai bacaan di waktu senggang bagi orang dewasa.