
Dompet Ayah Sepatu Ibu
-
Ditulis olehAzizah Qurrotul Aqyun
-
Dibuat tanggal
18 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Al-Mujahidin Balikpapan
Novel ‘Dompet Ayah Sepatu Ibu’ merupakan salah satu novel best seller milik J.S. Khairen yang diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Anggota IKAPI, Jakarta, tahun 2023.
Penulis keturunan Minang bernama lengkap Jombang Santani Khairen ini berhasil menyentuh hati banyak orang dengan tulisan yang dibuatnya melalui buku ini. Buku yang mengisahkan tentang betapa berharganya sebuah keluarga, rumah yang kita miliki. Tentang kerasnya perjuangan serta pengorbanan orang tua terhadap anak-anaknya, seorang kakak terhadap adik-adiknya.
Novel ini bercerita mengenai dua tokoh utama yang memiliki perjalanan hidup luar biasa. Terlahir di keluarga yang sama-sama miskin, membuat keduanya mau tak mau harus bekerja keras demi menghidupi keluarga mereka masing-masing.
Zenna, salah seorang tokoh utama dalam cerita ini, merupakan anak keenam dari sebelas bersaudara. Kematian ayahnya di detik-detik kelulusan masa SMA-nya, membuatnya harus menjadi tulang punggung keluarga. Mengingat kelima kakaknya yang telah mempunyai keluarga sendiri-sendiri. Itu pun serba pas-pasan, sehingga tak bisa membantu banyak untuk Zenna dan adik-adiknya. Anak tengah yang selalu tak diperhatikan itu dituntut untuk menjadi lebih dewasa dibandingkan usianya. Ia yang merupakan murid paling pintar di sekolahnya, sang jagoan kelas, teramat ingin melanjutkan kuliah. Tetapi karena keterbatasan ekonomi keluarga mereka, ia pun memantapkan diri untuk pergi merantau dan bekerja di tempat ayahnya sebelumnya bekerja. Dengan tekad yang besar itu, ia membiayai sendiri kuliahnya dan sekolah adik-adiknya. Membantu keperluan rumah ibunya. Hingga sosok yang biasa ia panggil umak itu menjadi teramat bangga padanya. Meskipun sempat terkena penyakit campak, kehilangan suara dan gagal menikah, Zenna tak pernah patah semangat. Entah dari mana semua energi dan semangat yang ia miliki itu berasal.
Di sisi lain, Asrul yang merupakan tokoh utama yang lain, juga tak kalah keras perjuangannya. Ia yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, ditambah ayahnya yang menikah lagi dan jarang memberi nafkah pada ibunya selaku istri pertama, menjadikannya harus berjuang lebih demi ibu dan kedua adiknya. Asrul dan Irsal, adik laki-lakinya, memutuskan pergi merantau dan bekerja di sana. Meninggalkan ibu dan adik perempuan mereka yang baru lahir di tanah kelahiran mereka. Di tanah perantauan, Asrul dan Irsal berpisah. Asrul sekolah di SPG Padang Panjang, sedangkan adiknya masuk ke sebuah pondok pesantren di sana. Sembari bersekolah, dengan kemampuan mengarang tulisan yang luar biasa, Asrul pun menjadi pembuat surat cinta di sekolah itu. Masa-masa itu, orang-orang yang di mabuk asmara menyampaikan perasaan dan isi hati mereka pada pasangan dengan bertukar surat. Jadilah Asrul pujangga yang terkenal di SPG itu. Dan dengan menjadi orang yang menuliskan teman-temannya surat cinta, tentu saja ia tidak terima jika itu gratis. Sedikit uang yang dimilikinya senantiasa ia sisihkan dan ia kirim untuk uminya di kampung. Ketika ia lulus SPG, ia pun bekerja di sebuah kantor berita. Tempat dicetaknya koran yang melahirkan kemampuan menulisnya yang luar biasa itu.
Kedua tokoh utama ini dipertemukan oleh penulis di sebuah bus. Ketika keduanya sama-sama mendaftar kuliah di universitas yang sama. Dua insan ternyata memiliki garis takdir yang saling bertautan itu perlahan-lahan mulai dekat dan menyimpan perasaan antara satu dengan lainnya. Zenna dan Asrul selalu saling membantu, menyemangati satu sama lain ketika ada dari mereka yang jatuh. Dan setiap masalah yang ada tak menghalangi takdir keduanya untuk bersatu.
Asrul dan Zenna menikah selepas keduanya lulus kuliah. Asrul tetap bekerja di tempat yang sama, menjadi wartawan yang semakin lama semakin hebat. Dan Zenna menjadi guru di sebuah sekolah di sana. Walaupun awalnya mereka hanya tinggal di kamar yang ada di kantor berita tempat Asrul bekerja, mereka pun akhirnya bisa memiliki rumah sendiri di tempat yang agak terpencil. Meskipun rumah yang mereka miliki tidak terlalu besar, tetapi mereka tetap bersyukur dan bahagia. Ditambah lagi, mereka memiliki sumber rezeki hebat. Dua orang anak yang merupakan anugerah terhebat dari-Nya. Juga doa dari dua ibu mereka.
Di novel ini, penulis juga menunjukkan apabila setiap keringat yang menetes dan tenaga yang terkuras dari tokoh Asrul dan Zenna pada akhirnya pun kembali pada diri mereka sendiri. Atas kehendak Tuhan tentunya.
Asrul dan Zenna telah berhasil menjadi anak, kakak dan orang tua yang hebat. Keduanya berhasil menjalankan tugas mereka dengan baik di dunia. Dan dari dua tokoh ini kita mempelajari banyak hal. Semangat, tekad yang kuat, arti perjuangan dan pengorbanan, berharganya sebuah rumah dan lain sebagainya.
Novel ini sangat amat layak di baca oleh kalangan mana pun. Dengan gaya menulis yang khas, isi cerita yang mudah dipahami dan dipetik maknanya, alur cerita yang menyentuh, pesan-pesan moral yang penulis sampaikan, karya menakjubkan seperti ini tidak boleh dibiarkan terbengkalai begitu saja. Tidak terbaca.
0 komentar