book

Rindu

0
  • book
    Ditulis oleh
    Azizah Qurrotul Aqyun
  • Dibuat tanggal
    19 Sep 2024
  • Sekolah
    Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Al-Mujahidin Balikpapan

Buku Rindu ini ditulis oleh seorang penulis buku national best seller Indonesia. Buku ini juga mendapat gelar islamic book award sejak tahun 2015. Merupakan buku ke-20 yang ditulis Tere Liye, dan diterbitkan oleh Republika pada tahun 2014.

Tere Liye menuliskan cerita dalam buku ini dengan latar belakang masa penjajahan Belanda di Indonesia. Buku yang tebalnya 544 halaman ini mengisahkan tentang perjalanan penuh kerinduan akan Tanah Suci yang dimulai tanggal 1 Desember 1938 di Pelabuhan Makassar.

Zaman itu, kapal uap terbesar bernama “Blitar Holland” menjadi salah satu kapal yang bertugas mengantar masyarakat muslim Indonesia yang ingin naik haji. Salah satu fasilitas yang diberikan oleh pemerintahan Belanda pada warga pribumi.

Tere Liye menulis cerita buku ini dengan alur maju, sehingga lebih nyaman dibaca oleh masyarakat. Serta menggunakan sudut pandang orang ketiga. Tere liye juga menyelipkan beberapa kata atau kalimat Bahasa Belanda. Yang meskipun tidak disertai artinya, para pembaca dapat memahaminya melalui deskripsi yang Tere Liye gambarkan.

Dalam buku ini, akan diceritakan perjalanan kapal Blitar Holland selama berbulan-bulan dari Kota Makassar, Surabaya, Semarang, Batavia, Lampung, Bekulu, Padang, Aceh, Kolombo, Jeddah, hingga Rotterdam. Dipenuhi rutinitas-rutinitas para penumpang, konflik dengan serdadu Belanda yang tiada habisnya, masalah-masalah setiap tokoh utama, juga masalah besar yang melibatkan seluruh awak dan penumpang kapal. Tidak lupa juga dengan plot twist yang benar-benar tidak disangka-sangka di akhir cerita.

Terdapat lima penumpang dewasa dalam kapal ini yang memiliki pertanyaan-pertanyaan besar. Lima penumpang dengan kisah masa lalu yang amat menggugah perasaan. Masa lalu memilukan, membahagiakan, mengharukan, bercampur menjadi satu. Menyisakan pertanyaan-pertanyaan yang tentunya menjadi daya tarik buku ini bagi para pembaca.

Kisah tentang penerimaan akan takdir-Nya, kebencian pada seseorang yang seharusnya disayangi, hilangnya kekasih hati, cinta sejati, dan juga tentang kemunafikan. Lima kisah yang dibawa dalam sebuah perjalanan panjang penuh kerinduan.

Pertanyaan pertama dibawa oleh perempuan setengah baya bernama Upe. Wanita yang di kapal itu biasa dipanggil Bonda Upe, guru mengaji anak-anak, yang ternyata memiliki masa lalu yang amat menyayat hati para pembaca. Dan dari masa lalu itu, ia memiliki karakter yang tertutup, jarang bergaul. Hingga pada suatu hari dalam perjalanan panjang itu, hal yang paling ia khawatirkan terjadi. Ada seseorang yang mengenalinya dengan masa lalu itu. Membuatnya makin terpuruk. Hingga akhirnya pertanyaan menyeruak tak tertahankan. Pertanyaan tentang masa lalu yang suram.

Pertanyaan kedua datang dari seorang pedagang muda kaya raya bernama Daeng Andipati. Kepala keluarga yang selama cerita ditulis, terlihat amat bahagia. Daeng ternyata juga memiliki masa lalu yang pahit. Terlahir dalam keluarga yang nampak amat luar biasa, tetapi sebenarnya sangat jauh dari kata harmonis. Ia pun harus berjuang sendiri untuk masa depannya. Hidup dengan kebencian yang semakin membesar setiap harinya. Kebencian terhadap seseorang yang seharusnya disayangi. Dan di kapal itu, pertanyaannya akan terjawab.

Pertanyaan ketiga datang dari seorang yang telah tua renta. Sebenarnya ia menyimpan kisah yang amat membahagiakan, namun karena perginya sang kekasih hati, ia menjadi sedih berkepanjangan. Dan dari itu, pertanyaan ketiga mulai nampak. Pertanyaan tentang kehilangan kekasih hati.

Pertanyaan keempat datang dari seorang pelaut bernama Ambo Uleng. Salah satu kelasi di kapal itu. Pelaut gagah yang kehilangan cahaya hidupnya, sepotong hatinya. Hingga akhirnya, pertanyaan besar yang ia miliki terjawab. Pertanyaan tentang cinta sejati.

Dan pertanyaan terakhir, pertanyaan kelima justru dibawa oleh orang yang selama ini menjawab keempat pertanyaan sebelumnya. Pria tua yang di masa lalunya kehilangan banyak orang yang disayangi. Membuat ia jadi takut kehilangan lagi. Pertanyaan yang amat berkaitan dengan kemunafikan.

Dengan gaya bahasa yang khas, Tere Liye berhasil menyentuh hati para pembacanya. Cara ia menunjukkan jawaban dari setiap pertanyaan tersebut. Juga setiap makna yang terkandung dalam lima kisah hebat penumpang kapal uap itu. Tere Liye pun berhasil mempermainkan emosi para pembaca dengan setiap konflik yang dikemas dalam buku ini.

Pertanyaan-pertanyaan dalam buku ini, jawabannya justru teramat sederhana. Tetapi, sebagian besar manusia abai memperhatikannya. Dari buku ini, para pembaca dapat menyadari dan mempelajari banyak hal. Memandang setiap hal serta masalah dalam hidup melalui sisi yang berbeda. Karena itu, buku ini amat layak dibaca oleh semua orang. Terutama generasi muda sekarang.

Meskipun begitu, buku ini juga memiliki beberapa kekurangan. Seperti sampulnya yang kurang menarik perhatian, alur cerita yang lambat, banyaknya penjabaran rutinitas penumpang yang dapat membuat pembaca merasa bosan, penyelesaian konflik yang baru terlihat di bagian akhir buku, dan juga terdapat salah satu hal dalam cerita yang membuat buku ini tidak boleh dibaca anak dibawah 13 tahun.

Judul Buku Rindu
Penulis Tere Liye
ISBN 9786028997904
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2014
Penerbit Republika
Jumlah Halaman 544

0 komentar

Buat komentar