Resensi Buku The Atala Karya Lyraemoon

Melintasi Gerbang Waktu

Di balik kisah fiksi ilmiah yang memikat, “The Atala” karya Lyraemoon hadir sebagai sebuah karya yang menggugah pemikiran dan imajinasi. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Fantasious pada tahun 2024 dengan jumlah halaman sebanyak 300 halaman dan dimensi 14 x 20 cm, cocok untuk dinikmati para penggemar fiksi ilmiah dan petualangan. Lyraemoon, penulis yang telah dikenal dengan gaya penulisannya yang futuristik namun kaya akan elemen sejarah dan fantasi, kembali menawarkan pembaca sebuah dunia yang berada di ambang batas antara fakta dan fantasi. “The Atala” adalah salah satu mahakarya terbarunya yang memadukan sains, sejarah, dan mitologi.

Apa yang kita ketahui tentang sejarah bangsa kita? Apakah semua yang kita pelajari di sekolah benar adanya, ataukah ada rahasia yang sengaja disembunyikan? Melalui “The Atala”, Lyraemoon mengajak pembaca untuk merenungkan kemungkinan tersembunyinya peradaban Nusantara yang maju, jauh sebelum peradaban modern kita terbentuk. Buku ini menggiring kita ke sebuah teori menarik: Indonesia pernah menjadi pusat peradaban canggih di masa lalu yang kini terhapus dari ingatan kolektif.

Cerita dimulai dengan Seraeris Agartha, seorang siswi SMA Megalitha yang tanpa sengaja mengungkapkan sebuah fakta yang menghebohkan. Dalam pencarian tugas sekolahnya, Sera menemukan bukti bahwa peradaban Nusantara pernah menjadi salah satu pusat teknologi maju di dunia ribuan tahun lalu. Fakta ini, yang sengaja ditutupi oleh Elite Global, memicu kehebohan di media sosial. Dalam upaya menemukan kebenaran, Sera bertemu dengan Juan Kanigara, seorang siswa cerdas dari angkatan 2017 yang ternyata memegang kunci dari rahasia besar ini. Bersama teman-teman mereka, Sera dan Juan melakukan perjalanan ke masa lalu, tepatnya 12.000 tahun lalu, untuk menyelidiki kerajaan kuno yang disebut “The Kingdom of Atala”, sebuah peradaban dengan teknologi canggih yang jauh melampaui peradaban modern.

Lyraemoon dengan cermat merangkai kisah yang memadukan unsur sejarah dan sains fiksi. Penciptaan dunia “The Kingdom of Atala” sangat memukau, lengkap dengan teknologi yang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga energi spiritual yang mendalam. Kehadiran peradaban yang seolah memadukan teknologi canggih dan spiritualitas kuno menjadi salah satu daya tarik utama dalam buku ini. Narasi yang menggugah rasa ingin tahu ini juga dibalut dengan konflik yang relevan dengan era modern—tekanan dari pihak-pihak berkuasa untuk menyembunyikan kebenaran sejarah demi keuntungan mereka sendiri.

Karakter Sera dan Juan dikembangkan dengan baik, masing-masing membawa latar belakang yang kuat dan saling melengkapi. Sera adalah representasi dari generasi muda yang kritis dan penuh semangat, sedangkan Juan adalah cerminan dari kecerdasan dan keingintahuan tanpa batas. Keduanya menyelam lebih dalam ke dalam sejarah yang hilang, membawa pembaca dalam petualangan yang seru dan penuh teka-teki.

Kelebihan “The Atala” terletak pada ide cerita yang unik dan eksekusi yang rapi. Penulis berhasil menyajikan narasi yang menantang imajinasi tanpa kehilangan jejak pada realitas. Selain itu, penggabungan antara teknologi canggih dan fantasi menjadikan cerita ini terasa segar dan berbeda dari novel fiksi ilmiah lainnya. Namun, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa beberapa plot atau teknologi yang digambarkan terlalu jauh dari kemungkinan ilmiah atau historis. Hal ini bisa menjadi ganjalan bagi mereka yang menyukai pendekatan yang lebih realistis dalam fiksi sejarah.

Secara keseluruhan, “The Atala” adalah novel yang berhasil menggali kedalaman sejarah dan mitologi Nusantara dengan cara yang segar dan memukau. Pembaca akan dibawa dalam petualangan yang mendebarkan sembari berpikir ulang tentang sejarah yang selama ini kita anggap sebagai kebenaran mutlak. Lyraemoon memberikan sebuah karya yang mampu memicu rasa ingin tahu dan refleksi mendalam tentang sejarah bangsa, teknologi, dan spiritualitas. Bagi para pencinta fiksi ilmiah dan sejarah alternatif, “The Atala” adalah buku yang wajib dibaca.