Banyak kisah yang menceritakan tenang anak bungsu. Namun belum ada yang semenarik buku ini lho.. meskipun halamannya lumayan tebal tapi serasa tidak mau berhenti untuk membacanya. 

Amelia mengisahkan tentang seorang anak bungsu dari empat bersaudara. Keluarganya tinggal di sebuah perkampungan yang indah. Amelia kerap diolok-olok oleh kakak-kakaknya sebagai si penunggu rumah karena ialah anak paling muda di keluarganya. Amelia terkadang merasa kesal dengan olokan tersebut, Ia tidak setuju tentang “menunggu rumah”. Namun karena dorongan Mamak dan Bapak, dan orang-orang sekitar, ia mampu membuktikan bahwa ia adalah anak yang kuat dan berani. Bahkan ia adalah satu-satunya murid di sekolah yang tidak pernah marah dengan salah satu teman kelasnya, yang sangat sulit diatur yang bernama Chuck Norris. Bahkan ia ingin membantu temannya itu untuk menjadi menjadi anak yang lebih baik. Rupanya ia nakal karena tidak adanya peran Ibu dalam kehidupannya. Ibu Norris gila karena orang tuanya tidak merestui pernikahannya, sehingga ia dirawat di rumah sakit jiwa.

Suatu hari Amelia memanen kopi bersama keluarganya. Ia memperhatikan hasil panen yang kurang baik karena bibitnya yang tidak bagus. Ia berinisiatif membantu dengan cara menggunakan bibit yang ditemukannya di hutan bersama pamannya Awalnya para tetua kampung meremehkannya, namun akhirnya mereka setuju juga karena bibitnya memang bagus.

 Enam bulan berlalu, pohon kopi mulai tumbuh. Namun ternyata tiba-tiba banjir bandang datang merusak pohon-pohon kopi yang baru hingga tak bersisa. Amelia merasa sangat sedih karena rencananya gagal. Orang-orang kampung berusaha menghiburnya.

Setelah Amelia lulus SD, ia melanjutkan sekolah di kota. Ia menyusul kakaknya Pukat di Belanda untuk berkuliah. Ia lulus dengan gelar doktor dalam dua bidang. Amelia kembali ke kampung dan menjadi guru di sekolah lamanya.

Menurut saya novel karya Tere Liye ini merupakan novel yang bagus untuk dibaca oleh semua usia. Buku ini cocok dibaca oleh anak anak, khususnya anak bungsu yang sering diremehkan karena ia dianggap “kecil”. Buku ini juga cocok untuk dibaca oleh orang tua karena orang tua dapat memahami dunia anak anak, dan dapat menjadi contoh untuk mendidik anak.

Buku ini memiliki pesan moral yaitu kita harus sabar, kuat, dan pantang menyerah dalam situasi apapun. Buku ini juga mengajarkan bahwa anak bungsu tidak selamanya dipandang lemah, karena terkadang orang yang terlihat lemah sebenarnya adalah orang yang kuat.