Pembukaan:

G Wu adalah penulis yang menuturkan lewat tulisan tentang biografi orang sukses. Kali ini G.Wu menuliskan tentang sesosok wanita yang pantang menyerah, selalu memiliki ide, aktif dan sukses dalam menjalankan bisnis taksi dengan persaingan yang sangat ketat, tetapi sosok wanita ini berhasil menjadi orang sukses  yang juga memperhatikan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.

 

Sinopsis: 

       Mutiara, ya itulah nama seorang wanita yang berasal dari keluarga kaya raya pada awalnya, akhirnya mengalami kebangkrutan.

Ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta untuk kuliah dan lulus, bekerja menjadi asisten dosen di perguruan tinggi tempat ia menimba ilmu. Ia selalu mengingat pesan orang tuanya yaitu :

• Hindari rasa malas

• Jujur

• Disiplin

• Tidak mudah menyerah

• Kebahagiaan harus dibagi ke banyak orang.

Mutiara menjadi dosen di fakultas hukum dan ia juga menjadi dosen di fakultas kepolisian, Mutiara berkenalan dengan dosen di fakultas kepolisian, Djoko namanya, akhirnya mereka menikah, dikaruniai 2 orang anak laki-laki, Chandra dan Purnama.

Bu Djoko merasa penghasilan yang diperoleh dari menjadi dosen tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan hidup, maka ia berusaha berjualan batik. Ia berjualan dengan dibantu 2 orang anaknya, pertama dari pintu ke pintu tetangga untuk menawarkan batik dagangannya. Tetapi usaha berjualan batik ini tidak berjalan lancar karena tidak banyak orang yang membutuhkan batik waktu itu.

        Bu Djoko mengalihkan usaha dengan berjualan telur bebek dan ayam, dengan pertimbangan apabila yang pecah dapat digoreng untuk dimakan sekeluarga terutama menambah gizi Chandra dan Purnama. Akhirnya usaha inipun tidak berhasil.

         Beberapa tahun kemudian Bu Djoko mendapat hadiah bemo dari departemen perindustrian sebagai tanda terima kasih atas usaha yang dilakukan Bu Djoko. Akhirnya Chandra menjadi sopir dan Purnama menjadi keneknya. Usaha ini berhasil, Bu Djoko berpikir untuk mengembangkan usaha taksi. Dari setiap usaha yang dilakukan Bu Djoko selalu menyisihkan uang untuk ditabung.

Suatu hari Pak Djoko sakit keras dan akhirnya meninggal dunia.

Tinggallah Bu Djoko dan kedua anaknya yang mengembangkan usaha angkutan 1 bemo. Beberapa hari setelah kematian Pak Djoko, dari fakultas kepolisian memberikan 2 unit mobil dinas Mercy dan Opel. Akhirnya 2 mobil ini bisa menambah usaha taksi keluarga Bu Djoko yang bernama Chandra taksi. Taksi dengan operator telepon 24 jam. Kepuasan penumpang dan kesejahteraan pengemudi yang diutamakan oleh Chandra taksi ini dan menjadi komitmen dari Bu Djoko beserta karyawannya.

         Akhirnya taksi Chadra berubah nama menjadi Taksi Blue Bird yang dapat kita lihat di sepanjang jalan di seluruh Indonesia sampai dengan saat ini. Taksi Blue yang mengutamakan kenyamanan penumpang dan kesejahteraan pengemudi dan keluarganya, sering juga membagi sembako kepada warga sekitar.

          Itulah kisah hidup Mutiara yang adalah pengusaha taksi Blue Bird, Bu Djoko, berusaha pantang menyerahb akhirnya berhasil.

 

Analisis:

Kelebihan:

1. Cerita pantang menyerah dari sesosok wanita yang dituliskan dengan teratur serta dengan Bahasa yang mudah dimengerti.

2. Urutan ceritanya teratur, sehingga pembaca mudah mengikutinya.

 

Kekurangan:

1. Penggambaran cerita  yang teratur sehingga mudah ditebak pembaca.

2. Kurang membuat penasaran bagi pembacanya.

 

PENUTUP

Komik kisah si Burung Biru ini gangat baik dan saya merekomendasikan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk membaca buku ini sebagai salah satu sumber inspirasi aktif, kreatif dan pantang menyerah dalam berusaha.