
Dikta Dan Hukum
-
Ditulis olehRuvitcha Nurul Navarah
-
Dibuat tanggal
15 Oct 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sawahlunto
Dhia’an Farah atau kerap dikenal dengan Teh Ara merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Ara lahir pada tahun 2000, di Curup, Bengkulu. Saat ini ia menetap di Bogor dan Ara telah selesai menempuh pendidikannya di salah satu Universitas Negeri di Bandung, dengan program studi Hukum Keluarga. Ara memiliki hobi di bidang olahraga dan menulis. Dalam menyalurkn hobi menulisnya, Ara telah banyak memublikasikan cerita buatannya di media sosial Twiter atau sekarang dikenal dengan X, dalam bentuk AU (Alternate Univers). Hingga kini, Ara sudah berhasil menamatkan lima cerita di akun Twiter-nya, dan akan terus bertambah seiring waktu. Dikta dan Hukum pada awalnya adalah AU lalu dibentuklah novel karena banyak peminatnya.
Novel “Dikta dan Hukum” menceriakan tentang dua manusia yang saling terikat dalam perjodohan yang dibuat oleh orang tua mereka. Dikta seorang mahasiswa hukum semester akhir yang sibuk dengan skripsinya digambarkan sebagai sosok yang sempurna, pintar, baik, sopan, penyayang dan tampan. Sedangkan sosok Nadhira digambarkan sebagai seorang siswi SMA yang akan menuju perguruan tinggi yang memiliki sifat malas, tidak terlalu pintar, sering mengeluh serta sering bergantung kepada Dikta. Sifat dan kelakuan sangat berbanding terbalik bagaikan langit dan bumi, tetapi pada akhirnya mereka saling melengkapi.
Dikta dan Nadhira merupakan teman dan sahabat dari kecil sampai akhirnya terjebak dalam perjodohan orang tua mereka. Hubungan keduanya begitu rumit, karena Nadhira sudah memiliki kekasih hati sedangkan Dikta yang hanya menganggap Nadhira sebagai adik perempuan dan sahabat kecilnya saja. Begitulah perasaan yang mereka alami, itulah sebab keduanya menolak untuk dijodohkan. Namun mereka harus tetap terjebak dalam hubungan tersebut demi menjaga perasaan orangtua mereka.
Seiring berjalannya waktu, perasaan Nadhira mulai berubah. Nadhira mulai jatuh cinta terhadap Dikta. Tak dapat dipungkiri perhatian Dikta dan kepekaan Dikta yang ditujukan ke Nadhira membuat Nadhira merasa diperhatikan lebih dari pada perhatian dan kepekaan yang diberikan kekasihnya “Jeno” kepada Nadhira. Hal tersebut membuat hati Nadhira menjadi luluh, perasaan itulah membuat kisah mereka dimulai. Hubungan keduanya menjadi semangkin rumit, mengingat Nadhira telah memiliki Jeno yang amat menyayanginya. Sedangkan Dikta yang sempat diselingkuhi oleh mantan pacarnya.
Selama menjalani hubungan Dikta dan Nadhira akhirnya bersepakat untuk membuat UUDN (Undang Undang Dikta Nadhira), yang dimana undang undang ini harus ditaati oleh mereka berdua:
PASAL SATU
Dasar hukum perjodohan yang mengikat kedua belah pihak (Dikta dan Nadhira).
PASAL DUA
Memuat tentang bagimana keduanya tanpa sadar saling menghindar agar tidak jatuh hati.
PASAL TIGA
Menjelaskan kedua belah pihak terhukum dengan jatuh hati yang tak bisa mereka hindari lagi.
PASAL EMPAT
Ketentuan umum keduanya sebagai kekasih yang saling menghasiani.
Pasti ada drama yang mewarnai hubungan mereka yang rumit. Rahasia besar Dikta yang salami ini disimpan dengan rapat akhirnya mulai terungkap. Untuk itu dikta membuat “Whis List” yang berisi hal hal yang ingin dia lakukan bareng Nadhira. Karena Akhir cerita tidak harus selalu baik.
Konsep yang digunakan The Ara dalam novel ini adalah seperti fanfict, yang menggunakan orang nyata menjadi tokoh dalam cerita seperti para idola yang sudah terkenal, namun segala identitas dalam cerita berbeda atau hanya fantasi. Anggota Boyband Korea Selatan yang terkenal, yakni Doyoung NCT yang memerankan tokoh Dikta dalam cerita ini. Oleh karena itu, novel ini sempat viral dikalangan remaja.
Alur yang digunakan Teh Ara dalam novel ini adalah alur maju yang bercerita secara kronolgis, dimulai dari perkenalan tokoh hingga perkembangan hubungan mereka. Dengan alur yang maju pembaca tidak perlu bingung akan alur yang berubah ubah sehingga membuat pembaca mudah memahami emosional, sedih, bahagia bercampur aduk menyajikan kesatuan cerita yang menyentuh.
Dalam segi bahasa, Teh Ara mengunakan bahasa sehari-hari yang sederhana dan mudah dipahami. Sehingga sangat cocok untuk segmen pembaca remaja dan dewasa.
Novel ini dibalut oleh cover yang sangat menarik perhatian pembacanya. Perpaduan warna dan elemen pada cover ini menjadikan kesatuan yang utuh.
Penggambaran konflik yang realistis dekat dengan kehidupan pembaca muda, membuat para pembaca merasakan dan terhanyut pada emosional yang diberikan.
“Dikta dan Hukum” telah menjadi salah satu novel best seller yang telah di tulis oleh Dhia’an Farah, dan banyak disukai oleh para remaja. Kelebihan pada novel ini pertama terletak pada cover. Covernya memiliki warna yang cantik peperpaduan gradasi ungu dan biru membuat untuk enak dipandang. Teh Ara membuat alur secara rinci dengan perlahan dan berurutan agar pembaca dapat lebih merasakan dan lebih mendalami rasa sakit serta sedih yang diderita oleh tokoh pada novel ini. Serta ending yang disampaikan secara jelas sehingga pembaca tidak merasakan digantungkan dengan cerita ini.
Disamping keunggulan itu, Novel “Dikta dan Hukum” juga memiliki kekurangan. Beberapa alur konflik yang digambarkan terlalu klise atau dapat diprediksi. Selain itu, beberapa konflik yang dihadapi Dikta dan Nadhira, terutama yang berkitan dengan perasaan dan kebigungan mereka, kadang terasa terlalu lama diselesaikan. Ini dapat membuat alur cerita terasa lambat dan mungkin membuat beberapa pembaca merasa jenuh dibagian tengah cerita.
Novel yang beranjak dari cerita AU yang ditulis di X (Twiter) ini sangat disarankan dibaca oleh para remaja dan dewasa. Karena menggunaan bahasa yang ringan dan dapat membawa emosi yang dirasakan pembaca. Novel ini sangat memberikan inspirasi, pesan dan kesan yang dapat mengalir kelubuk hati pembacanya.
0 komentar