“Hello” merupakan salah satu novel non-serial karya Tere Liye yang diterbitkan oleh penerbit SabakGrip pada tahun 2023 lalu. Buku ini memiliki 318 halaman dengan alur cerita yang runtut, walaupun memiliki latar waktu yang berpindah-pindah yaitu tahun 1975 dan 2025. Buku ini tidak hanya mengajarkan keikhlasan, tetapi ia juga mengajarkan arti persahabatan dan kesetiaan.

 

Pernah tau gaa sihh kalau buku Hello ini juga sempat viral di kalangan pembaca pada 2023 kemarin. Melihat covernya yang sangat misterius dan sinopsisnya seperti teka teki, membuat banyak pembaca berasumsi jika buku ini memiliki genre horor. Dan saya salah satunya. Akan tetapi ketika saya sudah membaca separuh halaman dari buku ini, saya mulai menyadari jika buku ini sama sekali tidak ada unsur menyeramkan didalamnya. Saya sudah berkali-kali menamatkan buku Hello ini, saking sukanya. Mungkin beberapa orang akan bertanya, “Mengapa sih kok bisa sesuka itu?” Jawabannya simple, saya akan menceritakannya sedikit.

 

Karakter utama dalam buku ini ialah Ana, dia adalah seorang wanita berumur 24 tahun. Ia bekerja sebagai kontraktor bangunan yang sangat terkenal di kotanya. Beberapa orang mungkin akan menganggap jika peran Ana dalam buku ini adalah peran yang biasa. Namun, dibalik itu semua ia bisa mengungkap persahabatan masa kecil yang dimiliki oleh pelanggannya yang bernama Bu Hesty. 

 

Perjalanan Ana dalam menggali pengalaman masa kecil Bu Hesty sangatlah panjang. Bu Hesty bercerita jika ia pernah memiliki sahabat masa kecil yang bernama Tigor. Mereka berdua selalu bersama-sama, bahkan setiap pulang sekolah pun ada jadwal untuk keluyuran. Ada suatu masa ketika Hesty diolok-olok oleh teman-teman Tigor, tepatnya di halaman 47. Mereka mengatakan jika Hesty adalah anak yang sombong dan tidak pantas bersama mereka. Konflik ini memuncak ketika salah satu teman Tigor mendorong Hesty. Disini Tigor berkelahi dengan temannya hanya untuk membela Hesty. 

 

Hingga bertahun-tahun kemudian, Hesty dan Tigor saling jatuh cinta. Mereka berdua pun memutuskan untuk menikah. Kakak dan Ibu Hesty pun setuju dengan pernikahan itu. Begitu pula dengan orangtua Tigor. Namun, bisa ditebak jika Ayah Hesty tidak menyetujui pernikahan tersebut.

Sedihh sekalii, kan? Mereka yang sejak kecil selalu bersama-sama, setelah mereka berdua dewasa dan saling jatuh cinta tiba-tiba harus dipisahkan oleh restu.

 Walaupun tak direstui oleh Ayah Bu Hesty, ia tetap tidak menyerah dengan keadaan. Di adegan ini, tepatnya pada halaman 189 saya benar-benar terenyuh melihat usaha dan keyakinan Bu Hesty akan perasaannya terhadap sahabatnya itu. 

 

Adegan dari buku ini yang saya sukai adalah ketika Tigor menyelamatkan Hesty dari seekor ular besar. Tepatnya di halaman 42-43, saya sangat takjub dengan kelincahan Tigor dalam menyelamatkan sahabatnya itu. Sisanya, buku ini sangatlah menakjubkan. Pembawaan cerita yang begitu pas sehingga kita dapat membayangkan bagaimana suasana Rumah Bu Hesty yang dikelilingi oleh pohon palem, suasana Jakarta yang masih asri dan juga runtutan peristiwa dari yang menegangkan hingga sedih. 

 

Dalam novel ini, Tere Liye juga benar-benar berhasil dalam menghidupkan kisah persahabatan dan kisah cinta antara Bu Hesty dan Tigor, maupun perjuangan Ana dalam mengulik persahabatan mereka. 

 

Buku ini cocok dibaca oleh kalangan remaja. Jalan ceritanya yang tak begitu berat serta dibumbui oleh romansa tipis-tipis, membuat buku ini sangat nyaman dibaca saat waktu senggang.