Pendahuluan

Bagi penggemar Tere Liye, novel "Rindu" tidak boleh dilewatkan begitu saja. Novel yang ditulis oleh salah satu penulis terkenal Indonesia ini merupakan buku ke-20 yang ia terbitkan pada tahun 2014. Seperti novel -novel lain karyanya, novel ini memikat hati banyak pembaca sehingga novel ini meraih penghargaan "Buku Islam Terbaik Islamic Book Award 2015". Penulis asal Sumatera Selatan ini telah berhasil menulis lebih dari 50 buku semenjak ia memulai karirnya sebagai penulis pada tahun 2005. Hingga saat ini Tere Liye sangat digemari oleh pencinta novel terkhusus generasi z dikarenakan reputasinya sebagai penulis best seller bahkan beberapa buku karyanya pernah diangkat ke layar lebar.

Sinopsis

Novel ini mengisahkan tentang perjalanan kapal haji saat masa penjajahan Belanda. Namun, perincian kisah di novel ini mengisahkan tentang kebahagiaan dan kesedihan, kedatangan dan kepergian, yang terluka dan yang terobati. Berisikan masa lalu yang memilukan mengenai kebencian kepada seseorang yang berlebihan, dimana seharusnya orang itu sangat disayangi, serta hilangnya sosok kekasih, cinta sejati, kemunafikan, dan juga lima kisah dalam sebuah perjalanan panjang penuh kerinduan. Ditambah dengan adanya sosok sergeant Belanda yang sangat tidak menyukai kehadiran seorang ulama termahsyur yang menjadikan novel ini dibungkus dengan berbagai suasana hati. 

Cerita yang disajikan dengan latar tempat di kapal haji dengan perspektif kisah setiap tokoh yang berbeda-beda namun alur yang digunakan saling berkaitan. Konteks utama yang dibahas pada novel ini untuk menemukan jawaban dari lima pertanyaan besar dari tokoh-tokoh tersebut.  Pertanyaan besar tersebut yakninya dari Bonda Upe, Daeng Andipati, Mbah Kakung, Ambo uleng, bahkan tokoh penting dalam kisah ini yakninya Tuanku Gurutta. 

Analisis

Penulis termasyhur ini berhasil membuat pembaca sangat terpukau dengan alur cerita yang dipaparkan secara sederhana. Dari awal berkisah, novel ini menunjukkan kemisteriusan yang membuat pembaca bertanya-tanya dengan alur yang akan terjadi seterusnya. Lima pertanyaan besar yang melatarbelakangi kisah dari perjalanan haji pada novel ini membawa pengaruh besar bagi pembaca terutama untuk kalangan anak muda yang rentan mengalami putus cinta, kehilangan sosok sejati, serta kesedihan yang berlarut-larut. Novel ini sangat emosional, berisikan masa lalu yang memilukan mengenai kebencian kepada seseorang dan tentang kehilangan orang tersayang. Novel yang terbit pada tahun 2014 ini mengajarkan kita untuk mengikhlaskan sesuatu yang harus pergi bahkan sesuatu itu orang yang kita sayangi sekalipun. Selain itu, novel ini juga mengajarkan untuk berdiri tegak atas kejadian kelam di masa lalu. Pasaran novel ini yakninya anak muda karena anak muda rentan mengalami putus cinta, kehilangan, dan overthingking dengan masa lalu.

Evaluasi

Penulis menyajikan alur cerita yang beragam namun dikupas dengan bahasa yang sederhana hingga pembaca dapat dengan mudah memahami isi dari kisah tersebut. Novel ini juga menunjukkan keunggulan porsinya pada alur yang dikembangkan, berliku-liku namun mudah dipahami. Tema yang dikemas juga sepadan dengan fakta-fakta yang kerap kali terjadi di kalangan anak muda. Namun, sangat disayangkan terdapat beberapa bagian yang tidak sesuai dengan tema pada novel ini yang sebenarnya tidak perlu dipaparkan. Selain itu, cover buku sama sekali tidak menggambarkan isi buku.

Penutup

Sebagai penulis resensi saya berharap untuk penulis novel semakin sukses dalam berkarir, serta dapat menerima masukan-masukan dari resensator novel untuk meningkatkan pengalaman menulis. Saya juga menyadari bahwasanya tulisan saya juga tidak sempurna, dan tentu saja saya menerima masukan serta kritik dari penulis atau resentator lainnya.