"Anak-anak Sungai Sondong" merupakan sebuah karya sastra yang ditulis oleh Ramajani Sinaga dan diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di Jakarta. Ramajani yang merupakan lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan penulis SIBI Kemdikbudristek mengupas kisah kehidupan masyarakat di bantaran Sungai Sondong dengan permasalahan yang kerap dihadapi  di zaman modern ini.

Kita sering melihat sungai yang tercemar, berwarna hitam, dan terlihat sangat kotor. Kalau sudah tercemar, ikan-ika tidak bisa hidup dengan baik di dalam sungai. Fajar dan dua temannya tidak ingin sungai di desanya tercemar. Mereka ingin Sungai Sondong kesayangan mereka tetap lestari, jernih, dan menyimpan banyak ikan yang sehat. Fajar dan teman-temannya ingin mengagalkan pembangunan pabrik yang menjadikan sungai itu sebagai tempat pembuangan limbah. Cara mereka yang kreatif berdasarkan pelajaran yang telah didapat di sekolah untuk melindungi Sungai Sondong agar tetap terjaga dan tidak tercemar. Dilanjutkan dengan pertemuan mereka dengan Oppung Dearma yang terkenal sakti dan mempunyai sihir.

Cerita ini berisi budaya tradisi haroan bolon mengajarkan pada pembaca untuk saling bantu tanpa upah. Terdapat beberapa istilah yang digunakan di daerah Raot Bosi. Ada juga pengetahuan tentang teknik menangkap ikan, jika menggunakan racun akan berbahaya bagi kesehatan orang yang memakannya. Penulis menceritakan jenis bambu, mitos begu, jenis panggilang dalam adat Batak seperti oppung dan tulang sehingga menambah pengetahuan pembaca. Pengetahuan tentang eceng gondok mengisap oksigen, perlengkapan memancing, istilah khas Batak memberi wawasan pada pembaca. Penulis memberikan contoh sikap agar tidak termakan kabar burung yang beredar dengan melakukan pembuktian sehingga mengetahui kebenaran, bagaimana cara menghadapi orang jahat dengan benar yaitu dengan melaporkan perbuatan orang tersebut kepada pihak yang berwenang seperti kepala desa.

Buku yang bagus dan menyenangkan untuk dibaca. Buku ini benar-benar membawa beragam kisah. Mulai dari kisah tentang kebaikan dan ketulusan, persahabatan, hingga perjuangan menaklukkan tantangan. Kisah-kisah itu bukan hanya inspiratif, tetapi juga membuka wawasan dan membuka pintu-pintu imajinasi. Saat membuka buku ini, saat itu pula satu pintu imajinasi terbuka, penulis berhasil pembaca membawa ke dunia baru, dunia yang menantang untuk dijelajahi. Betapa menyenangkan jika waktu diisi ragam petualangan seru seperti kisah anak di bantaran Sungai Sondong. Buku ini bisa dibaca untuk memperkaya pengalaman dan pengetahuan pembaca. Serta mengajak pembaca untuk melestarikan sungai dan alam di sekitar kita.