Setiap penulis mampu menuangkan segala bentuk emosinya melalui tulisan. Termasuk Kak Asyifashi, Kak Asyifashi atau yang biasa dipanggil Kak Cipa berpendapat bahwa dirinya lebih suka dan bebas berteriak dalam tulisan. Bahkan saat menulis novel ini pun, Kak Cipa tak pernah menyesal saat menulis setiap kalimat dan kata kata yang ia untaikan dalam novel ini. Novel yang ditulis dengan hati pun akan menghasilkan alur cerita yang bagus dan menyentuh hati.

Semua itu bermula pada seorang remaja bernama Deeka. Sosoknya yang ceria mampu membuat orang di sekitarnya merasa terhibur. Namun dikala Deeka melihat seorang gadis cuek, ia jadi merasa tertarik untuk berteman dan dekat dengan gadis itu. Siapa gadis itu? gadis itu ialah Nara. Nara memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengan Deka. Jikalau biasanya gadis seusia Nara sedang era centil centil nya, justru Nara merasa masa SMA nya kelam dan suram hanya karna ia memiliki hubungan yang kandas dan memiliki trauma. Hari hari wajahnya di hiasi dengan muka jutek membuat siapapun merasa segan melihat Nara. Tetapi hal itu adalah tantangan tersendiri bagi Deka untuk mendekati dan memiliki hati Nara.

Saat Nara tahu seorang cowok sedang mendekati nya dia merasa risih dan terganggu, karna ia sudah berteman dengan kesepian. Tapi Deeka tak pernah menyerah, padahal saat itu ia juga sedang menderita penyakit ataksia yang mana tidak ada satu orang pun yang tau kecuali keluarga nya. Bahkan saat Deeka tahu Nara menjadi pribadi yang cuek dan pendiam karna memiliki trauma dalam menjalin hubungan, dirinya melakukan segala cara untuk mengobati trauma masa lalu Nara.

Hari hari di sekolah, Deeka hanya berniat untuk mendekati Nara. Yang akhirnya Nara bisa menerima cinta Deka, walaupun awalnya cinta Nara pada Deka sempat di pendam karna gengsi. Tak lama kemudian mereka berdua menjalin hubungan.

Tapi ternyata menjalani hubungan dengan Deeka lebih banyak sakitnya. Dimana setelah ia tahu bahwa Deeka memiliki sakit ataksia dan tidak memiliki banyak waktu untuk bertahan hidup di masa remajanya. Nara sangat menyesal, ia bukan menyesal karna memiliki hubungan dengan Deeka. Tapi ia menyesal telat dalam mengenal Deeka. Dan kini saat Deeka tiada, Nara merasa kehilangan sumber kebahagiaan nya.

Seperti apa yang ada pada paragraf awal. Novel yang ditulis menggunakan hati akan menghasilkan alur yang menyentuh. Entah kali yang ke berapa aku membaca novel ini, tetap saja menguras air mata. Ditambah terdapat tulisan tangan sosok Deka yang menderita ataksia, mampu membuat setiap membaca sakitnya tokoh Deka maupun perasaan Nara. Ilustrasi yang ada pada cover juga sangat mendukung tokoh nya. Ilustrasi yang ada pada cover juga sangat mendukung tokoh nya. Ilustrasi seorang remaja laki-laki yang memberikan setitik cahaya pada seorang gadis yang terduduk lemah. Dan dari itu kita bisa mengartikan bahwa 'setitik cahaya pun mampu menerangi seseorang yang berada dalam kegelapan'.

Tanpa sadar di setiap alur novel ini memberi kita banyak pelajaran. Salah satunya untuk tidak menyia - nyiakan waktu dengan orang yang kita sayang dan cinta. Luangkan waktu mu dan habiskan waktu yang berharga untuk orang yang juga berharga. Jangan sampai, kita akan menyesal di akhir.