book

Rantau 1 Muara

0
  • book
    Ditulis oleh
    Ahmad Ramadhan Al Muthohari
  • Dibuat tanggal
    29 Jul 2024
  • Sekolah
    SMP Pesantren IMMIM Makassar

      Diterbitkan oleh PT Gramedia pada tahun 2013, Rantau 1 Muara memiliki ukuran 13 x 19,5 cm dan 407 halaman. Novel ini menceritakan kehidupan seorang Alif Fikri setelah tinggal di Kanada. Penulis buku ini, A. Fuadi, lahir di Bayur, sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau. Selain itu, A. Fuadi adalah seorang lulusan Pondok Modern Gontor, scholarship hunter, pemburu beasiswa, lulusan kuliah Hubungan Internasional UNPAD, mantan wartawan Tempo dan VOA, dan pendiri Komunitas Menara, sebuah Yayasan social yang bertujuan memberi Pendidikan kepada anak-anak yang kurang mampu. Karya lain A. Fuadi antara lain Trilogi Menara (Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, dan buku ini, Rantau 1 Muara), Buya Hamka, dan Anak Rantau.

               Bermulai dengan Alif yang masuk ke kamar kosnya. Ia sedang menata semua barang yang dibeli di Kanada. Tiba-tiba, Ibu Odah mengetuk pintu kamar Alif dan memberinya surat-surat yang ditujukan padanya, dan sebagai Ibu Kos, Ibu Odah meminta Alif agar segera membayar uang kos. Diantara surat-surat, ada 1 yang nampak paling menonjol. Surat dengan logo kampus UNPAD yang berisi peringatan untuk segera mendaftar ulang semester ini. Alif pun bingung karena satu-satunya uang yang dia punya hanyalah selembaran biru yang sendirian di dalam dompet.

               Alif menelpon Bang Togar, ‘pelatih’ menulis Alif, karena ingin meminjam uang. Bang Togar sebagai penulis yang lebih senior memberitahu bahwa banyak artikel Alif yang dimuat selama ia tidak di Indonesia. Setelah berterimakasih, Alif langsung meluncur ke kantor redaksi untuk mengambil honornya. Dengan uang itu, Alif mendaftar ulang kuliahnya dan membayar uang kos. Sejak itu, Alif dimintai untuk menulis di berbagai media. Dulu, tulisannya belum tentu dimuat, sekarang dia diminta untuk menulis. Alif pun membeli sebuah pager untuk mempermudah komunikasi. Tapi semua itu tidak akan berlangsung lebih lama lagi.

               Krismon, krisis moneter, membekap Bandung dan langsung menjerat Alif. Harga kertas yang naik dratis membuat Alif harus berhenti menulis di koran Bandung. Sementara itu, Pak Soeharto yang selama ini nampak perkasa mulai goyah. Alif sebagai mahasiswa tentu bergabung untuk mendemo pemerintah Orde Baru. Dan akhirnya, Kamis, 21 Mei 1998, Pak Harto membacakan pernyataan pemberhentiannya sebagai presiden RI.

              Tumbangnya Orde Baru dan Pak Harto masih belum memperbaiki kedaan ekonomi saat ini. Lama Alif mencari pekerjaan, namun tidak ada yang menerimanya dengan alasan kualifikasinya tidak memenuhi kebutuhan perusahaan. Hingga secara terpaksa, ia meminjam uang dengan kartu kredit, salah satu ‘dosa terbesar’ pemilik kartu ajaib tersebut. Sekarang Alif dijajah oleh utang. Setelah membuat ‘lomba’ dengan Randai tentang siapa yang duluan kerja dan belajar di Eropa atau Amerika, Alif ingat akan pesan Kiai Rais, kiainya selama di Pondok Madani, mengenai kekonsistenan. Alif memutuskan menjadi editor karya atau penulis setelah itu. Alif mengirim banyak surat lamaran ke berbagai media massa dan penerbit buku. Akhirnya, Alif diterima bekerja sebagai staf tim Marketing dan Komunikasi. Akan tetapi, Tuhan memiliki rencana yang lain. Seminggu setelah menerima surat itu dan Bersiap-siap ke Jakarta, rupanya ia menerima sebuah kilat khusus dari Perusahaan di Ibukota itu yang berisi penangguhan Alif sebagai karyawan baru karena krisis moneter. Beberapa hari berlalu. Alif menerima surat lagi. Apakah ia akan diterima kali ini?

            Secara ringkas, buku ini bagus dibaca. Kalimat-kalimatnya terasa lumer dan mengenyangkan otak. Juga membahas topik-topik yang bersejarah seperti tragedi 9/11, krisis moneter, dan penurunan Pak Soeharto. Buku ini meskipun buku terakhir seri tapi masih bisa dicerna sebelum membaca buku-buku lainnya. Selain itu, novel ini memberi pelajaran, di setiap kesusahan pasti ada kemudahan. Contoh, pada saat Alif ditolak berkali-kali dan diterima setelah berjuang lebih banyak diatas orang rata-rata.

            Buku yang cocok dibaca semua orang. Para orang tua bisa membaca dan alami nostalgia pada masa 90-an, dan para anak-anak bisa membaca dan mendapat semangat dalam menjalani pendidikan dan kehidupan. Novel ini menjadi penutup bagi trilogy Menara. Jadi ingat, baca 2 buku sebelum ini ya!

Judul Buku Rantau 1 Muara
Penulis A. Fuadi
ISBN 978-979-22-9473-6
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2011
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 407

0 komentar

Buat komentar