
Hujan
-
Ditulis olehNabila Amelia putri
-
Dibuat tanggal
23 Aug 2024
-
Sekolah
SMP NEGERI 4 BEKASI
'Hujan' merupakan suatu cuaca yang kini menjadi topik utama atau latar utama dari cerita karya Tere Liye. Dalam novel ini, hujan diceritakan sebagai bencana alam yang tak terduga oleh semua penduduk manusia di Bumi. Sangat misterius. Namun, dalam novel ini, istilah 'Bumi' dirincikan dengan suasana canggih karna banyaknya teknologi yang berkembang pesat. Bagaimana tidak. Penulis menggunakan latar belakang bumi pada tahun 2050, dengan kemajuan teknologi yang sangat canggih dan populasi manusia mencapai angka 10 miliar banyaknya.
'Hujan'. Satu kata itu, bagaikan benang merah yang memiliki ketebalan berkali-kali lipat dari benang biasanya, bagi gadis cantik bernama Lail. Benang-benang merah itu, selalu saja menghantui pikiran Lail. Kini saat usianya yang menginjak dewasa, Lail berani mengambil keputusan untuk menghilangkan benang merah yang selalu melilit pikirannya itu. Entah apa nanti risiko yang akan diterimanya. Yang penting dia bisa memusnahkan kenangan buruk itu dari hati maupun pikirannya.
Berawal saat Lail pergi ke suatu bangunan seperti rumah sakit. Dirinya mengeluh untuk menghapus ingatan, yang jika di istilah kan itu ialah benang merah.bDan itu bukan lagi hal yang aneh di zaman secanggih ini. Dokter yang menangani Lail pun meminta, supaya Lail bercerita tentang apa yang membuat nya sakit hati dan ingin menghapus ingatan-ingatan itu.
Lail bercerita, pada saat umurnya yang menginjak 13 tahun. Bencana alam yang tak bisa terduga tiba-tiba saja menghantam kota yang ia tinggali. Tepat sekali hari itu pada saat adanya pengumuman lahir seorang bayi yang ke 10 miliar. Dimana penduduk bumi sedang tersenyum, tapi tak lama kemudian kabar duka melanda mereka. Termasuk Lail. Dirinya kehilangan malaikat yang telah menjaganya sampai sebesar ini. Ketika ia berlarut dalam kesedihan, seseorang datang membawa cahaya harapan hidup bagi perempuan itu. Namanya Soke Bahtera, yang kerap dipanggil Esok oleh orang terdekatnya. Bahkan pada saat bencana terjadi, Esok lah yang bertekad untuk melindungi Lail dari marabahaya.
Datangnya sosok Esok, membuat Lail kembali hidup. Selain itu, Lail juga kini sangat senang dengan hujan. Padahal awalnya, ia sangat benci dengan hujan. Karna hujan, ratusan nyawa telah lenyap termasuk orang terkasihnya. Tapi saat bersama Esok, semua berubah. Bagi nya, Esok itu mengagumkan. Esok selalu saja bisa berbicara lembut dengan Lail, apalagi saat berbicara tentang hujan. Karena bagi Esok, hujan itu menenangkan. Saat gemerciknya dan tetesan air itu berjatuhan dari langit. Membuat raganya tenang untuk sementara. Esok juga beranggapan, bahwa 'Hujan itu Indah' karena ada Lail di dalamnya. Saat-saat masa pemulihan daerah yang terkena bencana. Esok dan Lail sering mengukir kenangan terindah ketika hujan datang. 'hujan yang tak pernah berhenti, menggambarkan bahwa Sampai kapanpun ukiran terindah mereka akan terkenang dan abadi'
Menjelang akhir cerita atau bisa disebut final chapter. Penulis menuliskan konflik yang bisa dibilang agak berat. Lail dan Esok tumbuh menjadi anak bangsa yang membanggakan. Lail berprofesi sebagai dokter dari sebuah rumah sakit dan Esok menjadi profesor dari suatu pekerjaan. Mirisnya, Esok si cerdik itu memprediksi bahwa bumi akan terjadi musim panas/kekeringan dalam jangka waktu lama. Membuat manusia yang akan tinggal di waktu itu akan mati dalam keadaan kekurangan cairan. Dengan sigap, seluruh tim dari Esok membuat alat transportasi yang dapat mengirim beberapa penduduk untuk meninggalkan bumi sampai bencana kekeringan ini selesai.
Sayangnya saat sedang bertugas, Esok masih saja bisa membohongi Lail. Ia berkata bahwa mereka tak akan lagi bertemu karna Esok yang diharuskan meninggalkan bumi. Tipuan itu berhasil membuat Lail sakit hati dan langsung pergi ke suatu bangunan yang mampu menghilangkan ingatannya itu.
Di detik-detik terakhir ketika sang dokter mempertanyakan hal yang sama untuk terakhir kalinya kepada Lail, apakah lail yakin akan keputusannya itu. Lail hanya pasrah. Ia tidak kuat, dan harus segera melupakan 'hujan'. Saat itu juga di waktu yang tepat, sosok mengagumkan Soke Bahtera tiba dan langsung menggedor ruangan yang Lail tempati. Ia mencoba meluruskan semuanya. Esok berjanji bahwa dia akan menikahi Lail dan menghabiskan sisa umurnya bersama Lail di Bumi.
Meskipun, cuaca hujan tidak terlalu banyak di ceritakan. Tapi dari kisah dua insan tersebut, kita bisa membayangkan betapa berartinya makna 'hujan' bagi mereka. 'Hujan yang tak akan ada batasnya, menggambarkan bahwa kenangan indah yang mereka ukir akan terkenang dan abadi'. Selain itu, di setiap tetesannya pun, penulis menceritakan tentang persahabatan, tentang melupakan, juga tentang perpisahan. Seperti pada cover bagian belakang novel.
Bagiku, novel kali ini tidak memiliki kekurangan. Konflik yang ditulis sudah bisa terbilang berat karna sepertinya itu merupakan puncak konflik sesungguhnya dari novel 'Hujan'. Pembaca dapat menikmati alur, dengan pengeskpresian yang tepat dan sesuai dengan alur yang dirincikan.
Bukan Lail saja yang bisa mendapat pelajaran dari sosok Esok. Yang tak lain adalah 'Sosok Mengagumkan'. Darinya, aku atau bahkan pembaca lain dapat merasakan. Bahwa Hujan itu tidak buruk. Hujan merupakan anugrah dan rezeki dari Tuhan pada semua hamba-Nya. Semua orang, pasti memiliki cerita nya masing-masing ketika hujan.
0 komentar