
Selamat Tinggal
-
Ditulis olehAgla Nanda Radika Rusdi
-
Dibuat tanggal
23 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Al-Mujahidin Balikpapan
Darwis atau lebih dikenal dengan sebutan Tere Liye memiliki popularitas karena tulisannya. Berbagai novel yang ia tulis selalu saja menduduki best seller dan laku dibaca di berbagai golongan usia dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Tak sedikit juga novel yang telah digandakan atau dibajak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tere liye yang mengetahui itu, membalasnya melalui karya tulisnya yang berjudul ‘Selamat Tinggal’ yang tebalnya tak kurang dari 360 halaman.
Kisah ini dibawakan oleh seorang mahasiswa rantau Fakultas Sastra tahun ketujuh masa kuliahnya. Hal itulah yang membuatnya di beri julukan ‘mahasiswa abadi’ di kampusnya. Ia adalah seorang pemuda yang cerdas dan tulisannya sesekali tampil di koran nasional, menakjubkan bukan? Tapi alasan mengapa ia tak lulus-lulus adalah masalah yang sering di alami anak muda pada umumnya. Apa itu? Ya, asmara. Itulah yang membuat Sintong ‘gamon’ selama 4 tahun lamanya.
Didunia hari ini, hampir segalanya serba palsu. Uang palsu, obat palsu, tas palsu, dan produk-produk lainnya lagi tapi, itu dianggap biasa hari ini. Orang-orang yang menjual itu semua berpikir bahwa tidak ada risiko tidak laku, barang aslinya saja yang mahal saja laku apalagi barang palsunya yang tak sampai setengah harga? Laku keras. Paling urusannya hanya membayar petugas berseragam.
Hal itu juga menjadi bagian dari kehidupan Sintong, dia menjadi penjual di toko buku bajakan dengan nama “Berkah” yang dimiliki oleh Paklik dan Bukliknya. Sudah bertahun-tahun ia melakukan pekerjaan kotor itu, padahal ia sendiri tahu bahwa itu tak pantas dilakukan tapi apa boleh buat? Orang tuanya di pulau seberang sana tak mampu untuk membiayai kuliah Sintong, dan Pakliknya bersedia untuk membantunya tapi dengan syarat dia harus menjaga toko buku ‘itu’.
Selayaknya mahasiswa abadi lainnya, Sintong kerap kali ditanya oleh Dekannya soal skripsi yang ia buat. Baginya, yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata itu adalah hal yang mudah tapi mengapa? Mengapa skripsinya tak selesai selesai? Karena luka asmara lah.
Tapi ia berani untuk mengatakan selamat tinggal pada kenangan masa lalu itu, dan menguburnya dalam-dalam. Suatau hari, saat ia melayani seorang pembeli di toko itu, ada seorang gdis yang berhasil memikat hatinya. Gadis itu Jess, mahasiswa fakultas Ekonomi. Karenanyalah seorang Sintong yang bertahun-tahun galau karena masa lalunya berani untuk membuka hati.
Hari-hari berlalu, seiring ia mendekatkan diri kepada Jess, ia juga mulai serius untuk mengerjakan skripsinya itu. Ia beruntung menjadi seorang panjaga toko buku, walaupun itu kurang ia sukai. Ia bisa membaca sebanyak apapun buku yang ia ingin baca dan sangat membantu sekali untuk skripsinya itu. Sampailah pada satu buku yang menuntunnya untuk mencari tahu keberadaan sang penulisnya yang hilang dari sejarah yaitu Sutan Pane. Sutan Pane adalah seorang penulis yang berani. Tapi dengan anehnya, ia tiba-tiba hilang begitu saja dari sejarah, yang membuat Sintong berusaha menggali segala informasi tentangnya.
Sintong sangat terisnpirasi oleh karya-karya Sutan Pane, dan dari situlah ia juga mulai menulis. Siapa sangka? Tulisannya diangkat di koran nasional bahkan menjadi tranding topik dan dibincangkan oleh masyarakat juga para kritikus.
Di tengah-tengah kegembiraannya ini terbetik kabar yang di bawakan oleh taman lamanya, Ucok. Ia menyampaikan sesutau kepada Sintong yang berhasil membuka Kembali luka lama itu. Berita tentang Mawar Terang Bintang yang di penjara di Jakarta sana. Tak berlangsung lama, Sintong langsung memutuskan untuk menemui kekaih lamanya itu dan melupakan sumpahnya apalagi Jess.
Sintong tampil dengan gagah sekali, sebenarnya di titik paling dalam hati mungil itu masih terdapat harapan kepada Mawar Terang Bintang. kekasih lamanya itu dipenjara sangat berhubungan sekali dengan kepalsu-palsuan sekarang. Ia mejual barang palsu yang sangat amat berbahaya yaitu obat palsu. Kalian bisa membayangkan sudah berapa banyak orang yang mati karena obat palsu itu.
Apa yang dilakukan oleh Sintong dan Mawar hanyalah sebagian titik kecil dari yang telah terjadi di Masyarakat sekarang ini.
Dari novel ‘Selamat Tinggal ‘ ini banyak sekali kelebihannya seperti, mengajarkan untuk meninggalkan kebiasaan buruk, belajar untuk menghargai karya-karya yang dihasilan oleh penulis, membuka wawasan kita, cara berdamai dengan masa lalu dan belajar untuk mengatakan selamat tinggal pada masa lalu dan berani untuk membuka lembaran baru. Novel ini dibungkus dengan gaya bahasa yang ringan dn diselipkan beberapa jokes zaman sekarang yang membuat anak-anak muda tertarik untuk membacanya.
Hanya saja, Tere Liye mengisahkan beberapa konflik yang cukup dalam novel ini, karena itulah beberapa bagian cerita tidak diulas secara mendalam.
Tapi terlepas itu semua, novel ini tetaplah menarik ntah itu sebagai referensi belajar, mengisi waktu luang dan mengisi rak buku di pojok kamarmu.
0 komentar