Resensi Bandit-Bandit Berkelas karya Tere Liye

Judul: Mencari makna teka-teki warisan Samad

              Hai, apakah kalian pernah melihat bandit, Bertemu mereka atau malah sedang mencarinya. Kawan kusarankan jangan, mereka penjahat, penjilat, dan bahkan bermuka dua, namun jika kalian ingin bertemu dengan para bandit yang berbeda mungkin kalian bisa menemui mereka, para “Bandit-Bandit Berkelas”

“Bandit-Bandit Berkelas” merupakan karya seorang sastrawan yang namanya sudah tidak asing lagi bagi para pembaca yang menyukai buku-bukunya, mencintai puisinya, serta para penulis yang kini mencoba untuk menemukan sumber inspiratif. Darwis atau lebih di kenal Tere Liye melalui nama penanya, berhasil mendapatkan penghargaan Indonesian Book Award selama 3 tahun beturut-turut atas jasanya dalam mengembangkan dunia kepenulisan dan meningkatkan Tingkat literasi remaja Indonesia. “Bandit-Bandit Berkelas” pertama kali di terbitkan oleh PT Sabak Grip Nusantara, novel dengan halaman 368 ini berhasil memikat para pembacanya oleh rasa penasaran tentang seri selanjutnya dari “Bandit-Bandit Berkelas”. Serial aksi Tere Liye banyak di minati oleh kalangan muda-mudi yang kini sedang melewati masa remajanya, selain novel serial aksi tere liye juga banyak menulis novel dengan berbagai genre yang dapat memikat hati seperti, serial anak nusantara yang di tulis untuk meningkat kepercayaan diri para remaja “Si Anak Spesial” dan “Si Anak Pintar”. Salah satu novelnya bahkan juga pernah ditanyang dalam film layar lebar “Hafalan Sholat Delisa” yang mendapatkan jumblah penonton yang cukup banyak hingga sekarang.

“Bandit-Bandit Berkelas” berkisah tentang Bujang sang mantan kepala keluarga Shadow economy yang kini berada di atas awan. Pertemuannya dengan Zaman sang pengacara dari London membuatnya bertanya-tanya akan wasiat Samad bapaknya yang penuh dengan teka-teki. Belum selesai menyelesaikan masalah cinta, kini Ia harus sibuk dengan masalah wasiat Samad yang katanya merupakan sebuah serum super. Ditemani zaman Bujang mulai mencari jejak Samad melalui surat wasiatnya. Entah apa yang akan ia temui di tengah perjalananya, Diego Samad boleh jadi mencoba menghalanginya atau sebuah “organisasi” yang tidak memiki nama yang kini sedang mengawasi mereka. Bersama teman-temanya yang memiliki prinsip tak tergoyahkan, mereka yang di sebut Bandit-Bandit Berkelas siap membantu Bujang demi harga sebuah pertemanan

 Novel dengan 28 bab ini, berhasil membawa pembacanya dalam dunia Shadow economy yang gelap serta penuh konflik. Pada bab-bab awal kita akan langsung di kejutkan dengan adanya Charapter baru yang bergabung dalam perjalanan Bujang. Setiap bab dari novel ini mampu untuk membuat jantung para pembacanya berdebar-debar dan tertawa karena adegan aksinya yang intens, kejutan demi kejutan yang tak terduga, serta komedi yang selalu ada di setiap jalur cerita bahkan di saat-saat penting sekalipun.

Tere Liye mengunakan gaya kepenulisan yang luas dalam novelnya, pengunaan bahasa yang mudah di pahami sekaligus beberapa kosa kata remaja membuat novel ini menjadi semakin menarik minat pembaca. Menggunkan persfektif orang ketiga, Tere Liye berhasil membuat pembacanya untuk mengikuti kisah yang sedang terjadi menjadi terasa nyata. Alur maju-mundur yang digunakna Tere Liye cocok dengan novelnya sehingga kita tidak akan merasa pusing Ketika membaca novel ini.

Novel ini memiliki genre aksi yang dapat memukau pembacanya. Pada bab-bab terakhir pembaca akan di suguhkan dengan petarungan-petarungan epic yang akan memacu jantung para pembaca untuk memompa darah dengan lebih cepat. Melalui tema petualangan dan persahabatan kita akan di bawa oleh penulis untuk ikut menelusuri jejak wasiat Samad yang penuh akan teka-teki. Dalam novel ini persahabatan seseorang di uji jika dia lulus merekalah teman sejati yang sebenarnya namun jika mereka gagal, tampak sudah siapa yang berbulu domba.

Para tokoh dalam novel ini memiliki berkembangan yang jelas sehingga bagi para pembaca yang mengikuti novel ini dari dulu pasti ikut merasakanya. Tere Liye menggambarkan Bujang dalam novel ini memiliki sifat yang sedikit ceroboh, terburu-buru, dan terkadang suka melamun sendiri namun di balik itu semua Bujang merupakan karapter yang matang dalam merencanakan segala hal dan hebat dalam menyembunyikan satu dua triknya. Dan si antagonisnya Diego  digambarkan dengan begitu menarik Oleh Tere Liye pria yang memiliki ambisius yang tinggi di ikuti oleh ke mauannya yang besar dan rencana yang matang dalam banyak hal. Jika melihat dari sudut pandang saya Bujang dan Diego memiliki sifat yang hampir sama dan di situlah letak betapa detailnya Tere Liye dalam mengambarkan kakak-adik ini. setiap tokoh yang di buatnya dalam novel ini memiliki  sebuah prinsip yang dipegang erat, sehingga ini menjadi hal yang menarik unruk di teladani.

Pada novel ini banyak pesan moral yang dapat kita ambil misalnya kritik sosial yang dibuat Tere Liye dalam novel ini bisa jadi hal yang bermafaat bagi kita sehingga kita akan memiliki padangan yang luas terhadap pemerintah yang ada. Jika kita masuk dalam masalah pekerjaan Zaman dan Thomas bisa di jadikan sebuah contoh karena jika kalian melihat mereka maka kalian melihat seorang profesional. Jika kita masuk dalam masalah kehidupan, maka segala charapter dalam novel ini akan mengajarkan kita arti persahabat sejati untuk mereka yang selalu di khianati, percintaan untuk mereka yang selalu di sakiti, serta sebuah keberanian dalam hati untuk mereka yang tak pernah percaya diri. Dan masih banyak lagi pesan moral yang dapat diambil jika kalian membaca dengan teliti.

#Kelebihan

              Menurut saya pribadi novel ini memiliki banyak kelebihan yang dapat ungkapkan seperti, alur cerita yang menarik dan mudah di mengerti. Pesan moral yang dapat di teladani dari para charapter bahkan penulisnya sendiri. Sampul yang memiliki warna yang menarik, atau pun aksi-aksi yang mudah di jumpai. Bahkan novel ini dapat menghipnotis para pembacanya untuk percaya akan sejarah yang dia buatnya.

#kekurangan

              Kekurangan dalam novel ini menurut saya hanya satu yaitu di bagian akhir kita akan banyak mendapati adegan aksi bahkan hingga hampir mendekati epilog. Betul memang ini novel aksi tapi jika kita membaca sebuah adegan pertarungan yang sama terus menerus tentu akan bosan

              Terkait kekuranganya bisa di maklumi jika kita melihat kelebihannya. novel ini cocok untuk pembaca yang mencintai adegan aksi, anak remaja yang kini memcoba untuk mengerti sebuah dunia, dan para mahasiswa yang kini Tengah mengalami masa-masa sulit dan perlu sebuah pengalihan novel ini boleh jadi jawabanya. Harapan Tere Liye menulis novel ini boleh jadi untuk mengajak para  generasi masa kini untuk berubah dan lebih memperhatikan keadaan sekitar yang kini tengah di penuhi dengan perubahan yang mungkin tak pernah mereka sadari, karena hidup dalam lingkungan yang terlalu nyaman untuk di tinggali.