book

Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai

0
  • book
    Ditulis oleh
    Handayani Aulia
  • Dibuat tanggal
    11 Oct 2024
  • Sekolah
    Madrasah Aliyah Negeri 5 Aceh Besar

Resensi buku sitti Nurbaya karya marah Rusli

Judul: Cinta Terhalang

 

“Sitti Nurbaya” merupakan sebuah karya sastra khas Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli dan diterbitkan oleh penerbit PT Persero dan Percetakan Balai Pustaka, jumlah halaman 334 halaman.

Marah Rusli adalah contoh sastrawan besar Indonesia yang benar-benar melampui zamannya. Ia terus hidup, Bersama keindahan cinta Sitti Nurbaya san Samsulbahri, Bersama kenangan dan kebencian orang-orang terhadap perangai Datuk Meringgih yang licik, akan tetapi sekaligus memesona. Berkali-kali buku Sitti Nurbaya dibaca, berkali-kali pula ditemukan misteri yang tak sama. Bernahkah Samsulbahri adalah tokoh yang bauik? Mengapa Datuk Meringgih yang digambarkan jahatpada akhir cerita menjadi patriot yang membela tanah air, dan kemudian wafat dengan darah membasahi ibu pertiwi?

Dalam “Sitti Nurbaya” Menceritakan keindahan cinta Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri Bersama kenangan dan kebencian orang-orang terhadap perangai Datuk Meringgi yang licik. Pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman yaitu ayahnhya Siiti Nurbaya mendapat kemajuan pesat dan hal itu tidak dikehendaki oleh Datuk Meringgih dan maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Meringgih menyuruh anak buahnya untuk membakar  semua kios Baginda Sulailman dan demikian hancur usaha Baginda Sulaiman ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya dan dengan cara itulah Datuk Meringgih bisa mendapatkan Sitti Nurbaya, menghadapi keadaan seperti Baginda Sulaiman sudah tak sanggup lagi membayar hutang tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan Datuk Meringgih, Samsul Bahri yang ada di Jakarta pun mengetahui peristiwa tersebut, Sitti Nurbaya mengirimkan surat dan menceritakan tentang nasibnya yang  dialami keluarganya dan Samsul Bahri pun menemui Sitti Nurbaya yang telah menjadi istri Datuk Meringgih dan pertemuan itu diketahui Datuk Meringgih dan pertemuan itu diketahui Datuk Meringgih dan terjadilah keributan, mendengar kabar itu ayah Samsul Bahri yang kebetulan menjadi penghulu Kota Padang malu atas perbuatan anaknya sehingga Samsul Bahri harus kembali ke Jakarta dan berjanji untuk tidak kembali lagi ke Padang tidak lama kemudian Sitti Nurbaya meninggal dunia karena menemukan makanan beracun yang sengaja diberi anak buah Datuk Meringgih dan kematian Sitti Nurbaya terdengar oleh Samsul Bahri sehingga ia menjadi putus asa.

10 tahun kemudian, kota Padang sering terjadi keributan dan kejahatan ulah Datuk Meringgih Samsul Bahri yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan, Ketika bertemu dengan Datuk Meringgih dalam dalam suatu keributan tanpa berpikuir Samsul Bahri menembaknya, namun sebelum tewas terus ia sempat membujuk kepada Samsul Bahri dengan parangnya dan Samsul Bahri pun meninggal.

Tokoh yang terdapat dalam cerita yaitu, tokoh utamanya Sitti Nurbaya, Tokoh ke dua Samsul Bari, tokoh ketiga Datuk Meringgih, Tokoh keempat adalah Ayahanda Sulaiman Ayah Sitti Nurbaya. Novel Sitti Nurbaya ini menggunakan sudut pandang orang ketiga sehingga penulis memposisikan dirinya pada posisi pencerita yang mengetahui banyak hal tentang isi cerita dalam novel. Sudut pandang orang ketiga ditunjukkan dengan adanya penggunaan kata ganti orang ketiga yaitu dia atau penyebutan nama orang didalamnya.

Bahasa yang ditulis oleh pengarang dalam novel Sitti Nurbaya ini lebih banyak menggunakan gaya Bahasa melayu daripada Bahasa Indonesia. Kelebihan cerita ini adalah isi ceritanya layak diterima dan masuk akal, serta tidak hanya membahas kawin paksa saja tetapi mengungkapkan secara objektif yaitu soal adat yang kuat dalam soal kehidupan. Kekurangannya, Bahasa yang digunakan dalam novel Sitti Nurbaya masih banya menggunakan Bahasa Melayu, sehingga pembaca menjadi sulit memahaminya.

 

Judul Buku Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai
Penulis Marah Rusli
ISBN 978-979-407-167-0
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2008
Penerbit Balai Pustaka
Jumlah Halaman 334

0 komentar

Buat komentar