
100 Days Left!! Vol.2
-
Ditulis olehThalita Nadine Zahara
-
Dibuat tanggal
14 Oct 2024
-
Sekolah
SMA NEGERI 3 SAMARINDA
Komik berjudul 100 Days Left!! Vol.2 Karya Kokone Nata ini terbit pada 25 Mei 2021. Kokone Nata adalah seorang pengarang asal Jepang yang telah menerbitkan lima series komik, salah satunya adalah 100 Days Left!! yang merupakan komik best seller. Komik 100 Days Left!! atau berjudul asli Hyakunichikan!! serial pendek Jepang yang terdiri dari empat volume diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. komik 100 Days Left!! Vol.2 berkode ISBN 978-623-00-2597-6, berdimensi 12x18 cm ini dihargai Rp45.000 di Pulau Jawa. Pada volume kedua yang berisi 194 halaman. Merupakan kisah lanjutan Shuto dan Chiho dari volume pertama. Di volume pertama menceritakan tentang slice of life seorang remaja SMA yang lebih menyukai kesendirian dan tiba-tiba mendapatkan tanggung jawab menjaga seorang gadis kecil selama seratus hari atau tiga bulan saat orang tua mereka sedang dinas keluar negeri. Lalu dilanjutkan pada volume kedua dengan kisah baru yang lebih menarik lagi. Pada volume kedua, Shuto dan Chiho kedatangan teman baru yang akan bersama mereka selama seratus hari.
Pada volume kedua ini, Shuto dihadapkan dengan kedatangan teman baru yang akan menemaninya dan Chiho. Teman barunya adalah seekor kelinci yang mereka beri nama Fukumen, Fukumen adalah kelinci yang di temukan oleh Chiho saat perjalanan pulang dari TK. Shuto awalnya enggan untuk memelihara Fukumen karena itu akan membuat dirinya lebih kerepotan, tapi rengekan Chiho yang ingin memelihara Fukumen, membuat Shuto tak kuasa untuk melarangnya. Shuto pun terpaksa untuk membiarkan Fukumen menjadi teman baru mereka. Namun Shuto berpikir tidak mungkin dia akan merawat Fukumen selamanya, maka dari itu, Shuto meminta bantuan Aoki untuk mencarikan orang yang akan mengadopsi Fukumen secepatnya. Selagi menunggu Aoki menemukan orang yang akan mengadopsi Fukumen, Shuto dan Chiho akan merawatnya. Beberapa hari bersama Fukumen, membuat Shuto dan Chiho mulai merasa nyaman bahkan, mereka membuat rumah dari kardus untuk Fukumen. Namun kedatangan Aoki kerumahnya mengabarkan bahwa orang yang akan mengadopsi Fukumen telah di temukan, membuat Shuto merasa gelisah, ia tidak menyangka Aoki akan secepat itu menemukan orang yang akan mengadopsi Fukumen. Karena di satu sisi dia merasa senang karena Fukumen akan menemukan rumah barunya yang akan merawatnya dengan kasih sayang dan di sisi lain Shuto mulai merasa nyaman akan kehadiran Fukumen di rumahnya, terutama Chiho yang sangat menyayangi Fukumen dan menganggapnya teman. Shuto merasa khawatir, bagaimana nanti reaksi Chiho saat temen barunya akan di ambil. Dan benar saja keesokan harinya saat orang yang mengadopsi Fukumen datang untuk menjemputnya. Chiho merasa sedih dan tidak mau memberikan Fukumen, berbagai cara dilakukan tetap saja Chiho tidak ingin melepaskan Fukumen. Shuto pun berbicara kepada orang yang akan mengadopsi Fukumen bahwa, ia dan Chiho tinggal bersama selama seratus hari karena pekerjaan orang tua mereka. Ia yang tau bahwa Shuto dan Chiho bukan saudara kandung melainkan hanya tinggal bersama selama seratus hari memutuskan untuk membiarkan Fukumen tinggal lebih lama di rumah Shuto hingga seratus hari kemudian, karena ia tidak tega memisahkan Chiho dan Fukumen. Kini Fukumen telah resmi ikut berpartisipasi di dalam kehidupan seratus hari mereka.
Hari selanjutnya merupakan, hari pertandingan bola basket di mulai, Shuto sebenarnya tidak ingin ikut ke dalam pertandingan bola basket ini tapi, ia di paksa oleh Aoki. Shuto khawatir ia akan terluka dan pasti akan dikatain lemah lagi oleh Chiho. Shuto phobia diremehin sama anak kecil. Namun di akhir pertandingan Shuto terkena lemparan bola yang membuat dia terluka, Aoki pun memutuskan untuk memberitahu Chiho. Shuto gagal untuk tidak terlihat lemah. Chiho yang mendengar Shuto terluka merasa khawatir namun, tidak ada yang tau ada yang lebih khawatir dari pada Chiho. Hari-hari berlalu dengan berbagai kejadian dari Chiho yang ingin ikut Shuto potong rambut menjadi botak dan saat musim hujan mereka memutuskan menghabiskan waktu di rumah dengan menonton film. Di TK gempar dengan kedatangan guru baru yaitu Masaki Hara, Masaki merupakan orang yang akan mengadopsi Fukumen. Kedatangan Masaki sebagai guru baru menyita perhatian anak-anak bahkan guru disana, dengan ketampanan juga keramahannya Masaki mampu mengambil hati anak-anak di TK kecuali Kanami. Karena menganggap Masaki bukan orang baik, Kanami hanya mempercayai Shuto. Di SMA Shuto merasa gelisah, ia mengkhawatirkan Chiho karena kedatangan Masaki ke TK, ia takut tergantikan oleh Masaki. Sampai di rumah Shuto merasa badannya panas, sepertinya ia demam karena memikirkan Chiho dengan Masaki. Chiho yang tau Shuto demam segera menghubungi Aoki. Aoki yang dikabari pun segera kerumah Shuto namun sebelum itu, ia mampir ke supermarket untuk membeli obat dan makanan untuk Shuto, di supermarket Aoki bertemu dengan Kanami dan pak Tanaka. Kanami bertanya dengan malu-malu dimana Shuto, Aoki pun menjawab bahwa Shuto sedang demam dan berencana menjenguk Shuto. Kanami yang mendengar Shuto demam pun memutuskan untuk ikut menjenguk Shuto. Di rumah, Shuto kaget dengan kedatangan Aoki yang tak sendiri, bagaimana bisa Aoki datang bersama Kanami. Aoki pun berkata ia dan Kanami akan merawat Shuto hingga sembuh.
Kelebihan komik ini adalah gaya seni yang indah, Ilustrasi dalam komik ini sederhana namun sangat ekspresif. Gaya seni Kokone Nata berhasil menonjolkan emosi karakter dan suasana hati dalam setiap panel, yang memperkuat narasi dan juga pengembangan karakter yang baik, Karakter utama dan tokoh-tokoh lainnya dikembangkan dengan baik, sehingga pembaca bisa merasa terhubung secara emosional.
Dibandingkan volume pertama, menurut saya komik 100 days Left volume kedua ini memiliki lebih banyak kekurangan yaitu, plot terlalu lambat, alur cerita di volume kedua ini kadang berjalan lambat, yang membuat saya merasa kurang ada progres signifikan dalam cerita, terutama dalam hal hubungan antara kedua karakter utama. Lalu, terbatasnya latar dan variasi adegan, sebagian besar cerita terfokus pada kehidupan sehari-hari karakter utama, sehingga latar tempat dan variasi adegan bisa terasa monoton, dan tema waktu yang terbatas (seratus hari) terus diulang, tetapi kurang ada variasi baru yang memperdalam cerita tersebut. Saya merasa bahwa penekanan tema ini bisa dibuat lebih dinamis atau kreatif.
Komik 100 Days Left!! Volume 2 ini sangat cocok bagi Anda yang menyukai genre fiksi dan drama. Komik ini diringkas dengan bahasa yang ringan dan alur cerita yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh para pembaca. Walau banyak kekurangan pada komik ini, menurut saya komik ini masih layak untuk di baca, apalagi bagi para pembaca yang suka komik slice of life.
0 komentar