book

Kota Para Pecundang

0
  • book
    Ditulis oleh
    Wardah Hasanah
  • Dibuat tanggal
    14 Oct 2024
  • Sekolah
    SMA Madina Citra Insani

Resensi Buku Kota Para Pecundang Karya Erisca Febriani, Ita Krn dan Noveni Adelia

Judul: Bagaimana Ingin Menjadi Pemenang, Jika Kau Sudah Terlanjur Menyerah Sebelum Berjuang?

Buku antologi cerita berjudul Kota Para Pecundang ini merupakan kumpulan tiga cerita pendek yang ditulis oleh para penulis masa kini melalui tiga kisah lelaki pecundang dengan judul “Iris”, “I’ve Been Away Too Long”, dan “Paradigma Lembar Fotokopi”. Ketiga buku ini sama-sama bertema romance dengan tema dan ciri khasnya masing-masing. Walaupun nantinya, akhir cerita mereka akan sama, yakni perihal pengandaian yang tidak berujung menjadi kenyataan.

Bab “Iris” karya Noveni Adelia menjadi kisah pembuka di dalam buku Kota Para Pecundang. Noveni Adelia, kerap disapa Adel ini merupakan penulis dari seri ‘Hold on it Hurts’ yang ramai diperbincangkan di platform X (Twitter). Selanjutnya bab “I’ve been Away too Long” karya Erisca Febriani yang terkenal dengan karya fenomenalnya ‘Dear Nathan’ yang telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama pula. Bab terakhir, sebagai penutup kisah di dalam buku ini, yaitu “Paradigma Lembar Fotokopi” karya Ita Krn, penulis yang sangat terkenal di platform Wattpad dengan ‘Eccedentesiast dan seri judul Diamond Geng-nya’ yang berhasil menjual hampir 200 ribu copy (dari total judul bukunya).

Iris 

Bab “Iris” berkisah melalui sudut pandang Hagian Gumelar, sebagai tokoh utama yang menyesali kebohongan yang diperbuatnya hingga membuat dirinya berujung di penjara. Bagaimanakah kebohongan telah membuatnya sendiri? Bagaimanakah kekasihnya yang kaya raya, Mahajana Gemalika Hartadi, harus memilih keputusan yang membuatnya redam karena perasaan bersalah? Dan bagaimanakah kebohongan membuatnya kehilangan ‘surga’ yang sempat dicicipinya? Kalian dapat mengetahui kelanjutan kisah ini di dalam buku Kota Para Pecundang.

“Setiap orang punya cara berduka yang berbeda, dengan waktu yang berbeda pula.” (hal. 60)

I’ve been Away too Long 

Bab “I’ve Been Away Too Long” berkisah melalui sudut pandang Putri Nayla sebagai tokoh utama yang hampir memiliki Genta Aditama didalam hidupnya namun, berujung menjadi pengandaian belaka yang dipicu oleh ketidakmampuan mereka dalam berkomunikasi dengan baik, sehingga keduanya harus merelakan kisah yang bahkan belum sempat dimulai namun harus berakhir begitu saja. Bagaimanakah penantian Putri dalam menunggu janji Genta selama 3 tahun untuk kembali? Bagaimana sikap Genta yang membuat Putri tahu akan rasanya menjadi nomor satu? Dan bagaimanakah perasaan Putri yang baru mendapatkan surat balasan dari Genta bahkan setelah 29 tahun surat itu tiba-tiba hadir melalui Raline, anak Putri di tahun 2023? Kalian dapat mengetahui kelanjutan kisah ini di dalam buku Kota Para Pecundang.

“Remaja dengan sikap keras kepalanya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Namun, seiring waktu, semakin dewasa seseorang, pemikiran akan terus berubah. Itu sebabnya ada yang bilang bahwa manusia adalah makhluk yang dinamis. Aku belajar bahwa dunia tidak sepenuhnya mengitariku, ada hal-hal yang harus kulihat dari sudut pandang orang lain.” (hal. 150)

Paradigma Lembar Fotokopi

Kisah ini bermula melalui sudut pandang Marvin Anggara yang baru ditinggalkan Bella, kekasihnya. Marvin harus menata kehidupannya kembali di kota orang  untuk melanjutkan pendidikannya di jenjang perkuliahan. Tak hanya menata kehidupan, nyatanya di kota orang inilah ia harus menata kembali hatinya setelah dikhianati oleh Bella. Kemudian di kota orang pula ia merasakan jatuh cinta kembali pada sosok baru di hidupnya, Ranya Lanaswari, seseorang yang menyembuhkan luka masa lalunya yang pada akhirnya juga menumbuhkan luka baru bagi Marvin namun naasnya terjadi pada saat ia ingin menyembuhkan luka lamanya.

“Semesta tak pernah bohong. Ia tak pernah berjanji untuk menjadikan kita abadi. Hanya saja, manusia sering abai. Kerap meminta yang bukan menjadi haknya.” (hal. 305)

Secara keseluruhan, buku antologi cerita Kota Para Pecundang sangat menarik untuk dijadikan bahan bacaan oleh para remaja yang ingin mengetahui kisah cinta dengan segala permasalahannya. Penggunaan gaya bahasa yang mudah dipahami dan latar belakang cerita yang sederhana menjadikan kisah ini terkesan nyata dalam kehidupan sehari-hari, ilustrasi yang disajikan juga mampu memanjakan mata pembaca, sehingga menjadikan nilai tambah untuk buku ini.

Mengangkat tema yang sama, kita dapat menemukan fakta-fakta hubungan yang kandas atas dasar sikap pecundang yang mereka miliki. Seperti pada kisah pertama, bab “Iris” penulis ingin menyampaikan pesan kepada para pembaca bahwasannya bersikap jujur itu penting. Karena jikalau kita mencicipi kebohongan barang sekali saja, maka kebohongan kedua, ketiga dan seterusnya akan terus tercipta  hingga menjadikan penyesalan tidak berujung di akhir kisah nantinya. 

Selanjutnya pada kisah kedua, bab “I’ve Been Away Too Long” sebagai fakta, kisah yang diangkat ini berdasarkan kisah nyata dari salah satu kerabat terdekat penulis, sehingga melankolis yang disajikan oleh penulis berhasil membuat pembaca merasakan perasaan yang sama dengan apa yang dialami para tokoh di dalamnya. Harapan penulis, semoga setelah membaca kisah Genta dan Putri, para pembaca dapat memiliki keberanian untuk menyatakan perasaannya, karena cinta adalah perasaan yang berhak dibagikan dan diketahui. 

Kisah penutup dari buku ini, bab “Paradigma Lembar Fotokopi” dapat memberikan pembelajaran bagi kita bahwasannya jangan terburu-buru untuk jatuh cinta setelah kita dijatuhkan karena cinta. Baiknya berdamai terlebih dahulu dengan kesedihan dan luka itu, sehingga tidak membuat penyesalan yang baru untuk ke depannya. 

Menelisik dari kelebihannya, buku Kota Para Pecundang juga mempunyai kelemahan tersendiri, yaitu pada alur cerita yang masih terkesan lambat terutama pada kisah “Iris” dan “Paradigma Lembar Fotokopi” sehingga mampu membuat pembaca merasa bosan. Kemudian pada permasalahan yang diangkat, hampir serentak dari ketiga cerita ini mengangkat pada persoalan restu dari orang tua yang tidak menyetujui hubungan mereka, dan hal tersebut membuat ketiga kisah ini  tidak memiliki ciri khas tersendiri pada akhir ceritanya.

Buku antologi cerita terbitan Akad ini memang sangat menarik untuk disimak. Lepas dari kekurangannya, ketiga antologi cerita ini mampu membuat pembaca menikmati alur yang disajikan, dibuktikan dengan rating yang cukup tinggi dari berbagai macam platform di sosial media. Jika kalian ingin lebih mengetahui ketiga kisah didalam buku ini, kalian dapat membacanya melalui buku Kota Para Pecundang karya Erisca Febriani, Ita Krn, dan Noveni Adelia.









 

 

Judul Buku Kota Para Pecundang
Penulis Erisca Febriani, Ita Krn, dan Noveni Adelia
ISBN 978-623-5953-72-4
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2024
Penerbit Akad
Jumlah Halaman 320

0 komentar

Buat komentar