Seri Cerita Rakyat Jawa Timur

    Buku berjudul “Jawa Timur” ini merupakan terbitan dari KARISMA Publishing Group. Buku ini memiliki total 64 halaman dengan kumpulan beberapa cerita rakyat yang ada di Provinsi Jawa Timur. Buku ini dikategorikan golongan buku legenda. Buku ini adalah salah satu buku kesukaan saya.

    Salah satu cerita yang menarik menurut saya di dalam buku ini adalah “Keong Emas”. Pada mulanya cerita Keong Emas menceritakan sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Daha. Di kerajaan tersebut berkuasalah seorang raja yang bernama Raja Kertamarta. Raja ini mempunyai dua orang anak perempuan bernama Dewi Galuh Candra Kirana dan Dewi Galuh Ajeng. Sifat dari kedua putri itu sangat bertolak belakang. Candra Kirana adalah seorang gadis yang cantik dan sangat lembut hati nya, Galuh Ajeng memiliki sifat iri hati dan dengki. Ia sangat iri dengan kecantikan Candra Kirana. Candra Kirana bertunangan dengan seorang pangeran tampan yang bernama Raden Inu Kertapati. Mereka berdua akan segera menikah.

    Namun, sebenarnya Galuh Ajeng juga menaruh hati kepada Raden Inu Kertapati, ia sangat ingin menjadi istrinya. Oleh karena itu, Galuh Ajeng pun sangat membenci Candra Kirana dan ingin membuat sebuah rencana agar pernikahan Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati tidak terjadi. Galuh Ajeng meminta pertolongan kepada penyihir jahat untuk mencelakakan Candra Kirana. Galuh Ajeng juga memfitnah Candra Kirana sampai ia diusir dari kerajaan.

    Candra Kirana yang telah diusir dari kerjaan pun berjalan menyusuri pantai seorang diri dengan hati sedih. Tiba-tiba, ada nenek sihir datang dan menyihirnya menjadi sebuah Keong Emas dan dibuangnya ke laut. Sihir itu akan hilang bila Candra Kirana bertemu tunangannya. Setelah berhari-hari terombang ambing di laut akhirnya ada seorang nenek tua yang sedang mencari ikan dengan jalah, keong emas ikut tersangkut dan dibawa pulang olehnya. Keesokan harinya saat nenek itu pulang kerumah,terdapat masakan yang enak dan dilihatnya seorang wanita cantik. Raden Inu kertapati mencari Dewi Galuh dan saat diperjalanan ia menemui seekor gagak hitam yang memberitahukan keberadaan Dewi Galuh dan ternyata gagak itu berbohong dan berusaha untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Tetapi ada seorang kakek tua yang membantu Raden Inu Kertapati dan akhirnya berhasil menemukan keberadaan Candra Kirana.

    Dengan bertemunya Raden Inu Kertapati dan Candra Kirana maka kutukan dari penyihir jahat pun lenyap. Candra Kirana akhirnya pulang ke Kerajaan Daha dan kemudian menceritakan seluruh kejadian ke ayahnya. Raja Kertamarta sangat marah dan akhirnya mengusir Galuh Ajeng dan penyihir jahat dari kerajaan. Akhirnya, Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati menikah dan hidup selama-lamanya.

   Buku ini memiliki pesan moral bahwa sifat iri hati membawa petaka. Putri Galuh, yang iri pada kecantikan dan kebaikan Candra Kirana, akhirnya mendapatkan balasan atas perbuatan jahatnya. Buku ini cocok dibaca untuk seluruh kalangan masyarakat. Di dalam buku ini juga terdapat beberapa gambar-gambar yang menarik perhatian sehingga pembaca seolah-olah merasakan apa yang sedang diceritakan.