Resensi Buku Pergi Karya Tere Liye 

Judul: Kemana Kamu Akan Pergi Mencari Tujuan?

Identitas:

"Pergi" adalah sebuah karya sastra tulisan khas Indonesia yang dirangkai oleh Tere Liye dan diterbitkan oleh Republika Penerbit di Jakarta. Sebagai seorang jurnalis yang mampu menghadirkan banyak karya imajinatif dengan cepat, Tere Liye mampu mengantarkan para pembaca ke dalam dunia paralel dan pergantian setiap sudut pandang pembaca terhadap perpindahan setiap plot nya. Di dunia literasi Tere Liye mampu mengangkat tema perjuangan, pertarungan hidup dan mati, rasa kehilangan dan latar belakang masa lalu yang belum terpecahkan. Novel dengan ketebalan buku 455 halaman ini menjelaskan secara rinci kisah tentang menemukan tujuan seorang tokoh utama melalui kenangan demi kenangan masa lalu dan pertarungan hidup dan mati untuk memutuskan ke mana langkah kaki akan dibawa pergi.

Pendahuluan:

Novel "Pergi", di mana Tere Liye berhasil merangkai secara rinci perjalanan menemukan tujuan yang tersesat di antara kenangan-kenangan masa lalu hingga melakukan peperangan dan menghadapi pengkhianatan untuk menemukan inti dari semua nya sebagai jawaban yang tepat. Novel "Pergi" tidak hanya memotret peperangan dan pengkhianatan tentang peristiwa dan takdir yang dialami, tetapi juga memotret semua kekuatan tali persaudaraan, kebersamaan dan bahkan persahabatan hingga perasaan kehilangan yang mendalam.

Sinopsis:

Novel "Pergi" menceritakan tokoh utama yang bernama Bujang kerap dijuluki Sang Babi Hutan yang bernama asli Agam dan terkenal sebagai tukang pukul handal Keluarga Tong, salah satu penguasa Shadow Economy yang diketuai oleh Master Dragon di Hongkong. Shadow Economy adalah sebuah organisasi black market atau sering dijuluki dengan mafia, namun mereka telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan multinasional, konglomerasi raksasa. Konflik diawali dari prototype pendeteksi serangan cyber hasil penemuan riset yang didanai oleh Keluarga Tong dicuri oleh El Pacho, keluarga Aliansi Master Dragon bersama Keluarga Lin dan Keluarga Beijing. Selama di dunia literasi ini, juga dijelaskan mengenai kisah cinta Samad dengan Catrina, seorang wanita keturunan Spanyol yang dinikahi Samad sebelum menikah dengan cinta pertama nya yaitu Midah, Mamak Bujang.

Analisis:

Naratif dalam novel ini menggunakan berbagai latar yang berbeda-beda di setiap negara dan menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu 'Aku' untuk menjelaskan isi cerita dari sisi Bujang sendiri dan Tere Liye mampu mengangkat emosional membaca melalui tragedi menegangkan yang dialami Bujang selama usaha mengalahkan dan memblokir rencana dan berbagai serangan licik Master Dragon. Novel "Pergi" juga menggunakan bahasa Indonesia yang ragam baku secara umum namun ada juga menggunakan beberapa potongan kalimat yang menggunakan bahasa Meksiko dan Spanyol seperti: La Lrona, El Espiritu dan Padre. kepiawaian Tere Liye mendeskripsikan dialog dan monolog serta perpindahan latar tempat dan alur yang bersamaan sangat jelas dan otentik sehingga menghadirkan tokoh-tokoh unik yang kompleks dalam setiap adegannya. Novel ini mengisikan perjuangan dan kisah cinta serta latar belakang karakter dengan gaya bahasa dan perpaduan konjungsi yang mudah dipahami bagi pembaca.

Evaluasi:

Beberapa kekurangan dari novel "Pergi" ini terletak pada penggunaan kosakata asing yang tidak menyediakan terjemahannya sehingga pembaca harus mencari tahu sendiri arti kosakata asing tersebut, terdapat juga kesalahan penulisan kata seperti 'keluara' yang seharusnya 'keluarga'. Walaupun tidak berpengaruh terhadap alur cerita tapi hal-hal seperti itu cukup perlu untuk diperhatikan bagi seorang jurnalis. Selain itu novel "Pergi" juga menyediakan kelebihan di mana Tere Liye mampu mendeskripsikan secara rinci tentang perpindahan antar plot alur dan latar baik itu alur maju, alur mundur maupun alur bolak-balik, Tere Liye sendiri mampu merinci setiap bagiannya dengan baik sehingga membuat pembaca tidak kebingungan terhadap perpindahan alur dan plot tersebut.

Penutup:

Secara keseluruhan novel ini sangat direkomendasikan untuk dibaca di kalangan remaja maupun orang dewasa secara umum karena selain alur dan konflik ceritanya yang menarik, pembaca juga akan mendapatkan banyak wawasan tentang negara-negara Shadow Economy dan banyak nasihat yang dapat diambil seperti nasehat Tuanku Imam kepada Bujang tentang perkara salat yang menjadi kewajiban. Selain itu novel "Pergi" juga mengajarkan kita tentang bagaimana kita harus tahu kemana tujuan hidup kita sebenarnya, bukan hanya menikmati kesenangan dan kepuasan duniawi yang sesungguhnya hanyalah semu belaka yang tidak akan pernah abadi.