
Hei, Alga
-
Ditulis olehDwi Amanda Yulian
-
Dibuat tanggal
19 Jul 2024
-
Sekolah
SMP Negeri 05 Mukomuko
"Hei,Alga" merupakan sebuah karya sastra yang di tulis oleh Cikie Wahab dan di terbitkan oleh penerbit Shira Media di Yogyakarta pada tahun 2019. Dalam novel ini Cikie Wahab mengangkat cerita sederhana yang menyentuh kalbu para pembacanya, yaitu seorang anak lelaki yang di tinggal oleh kedua orang tuanya. Novel setebal 108 halaman ini mampu menyalakan kembali semangat dalam diri untuk bersyukur dengan kehadiran orang tua yang menyayangi kita.
Cikie Wahab, menulis cerpen, puisi dan novel dari tahun 2010. Karyanya tersebar di berbagai media cetak dan daring juga majalah seperti Gadis, Jawa Pos, Media Indonesia, Riau Pos Sumut Pos, Majalah Segang, Story, Majalah GADIS, Radar Banteng, HMInews.com, ilmuiman.net, Hari Puisi Indopos. Cerpen dan puisinya juga terangkum dalam antologi bersama. Salah satu novel anaknya berjudul Hei, Alga (terbit 2020, Shiramedia) yang juga sempat masuk dalam nominasi sayembara cerita anak DKJ 2019.
Alga adalah seorang anak laki laki pekerja keras. Sejak kecil dia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya karena berpisah, dan tinggal bersama bibinya yang bernama Mituo dan sepupunya Tobi. Di sekolah Alga memiliki sahabat bernama Maria. Saat ini Alga duduk di bangku kelas 6 SD dan sebentar lagi akan menjalankan ujian akhir. Menjelang kelulusan, Alga perlu menyiapkan biaya, maka dari itu dia bekerja mengurus kambing milik pak Zul. Setelah seminggu bekerja pak Zul memberikan upah Rp. 200.000,-, Alga pun menyimpannya. Tetapi saat Alga pulang sekolah dia melihat ada kulkas baru di dapur, dan ternyata kulkas itu dipanjar menggunakan uang hasil kerjanya. Bibinya menggunakan uang Alga tanpa seizin dia. Alga hanya bisa menangis dan berusaha lagi untuk mengumpulkan uang itu kembali untuk biaya kelulusan.
Buku ini menggambarkan karakter Alga yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup. Meskipun dia kurang mendapatkan kasih sayang dari bibi dan sepupunya, namun Alga tetap sabar dan tegar. Cerita ini mengangkat sebuah tema tentang kehidupan keluarga broken home, dan Alga merupakan korban keadaan tersebut.
Buku ini mengingatkan bahwa kita harus bersyukur masih memiliki orang tua. Buku ini juga mengajarkan supaya kita selalu kuat dalam menghadapi kehidupan yang suram. Di sisi lain kita juga tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan, sehingga kita lupa bahwa ada kebahagiaan yang menanti. Ada satu kalimat menarik yang saya petik dari buku ini "tentang ada dan tiada, dan tentang bertemu dan berpisah". Buku fiksi ini memiliki banyak kelebihan yaitu Cikie Wahab menyampaikan cerita dengan baik sehingga dapat meneteskan air mata para pembacanya. Namun beberapa kata dalam buku ini menggunakan istilah yang tidak umum digunakan, seperti pada penulisan kata "terpekik, terpogoh pogoh, terisak isak" sehingga agak sulit menangkap maknanya.
Secara keseluruhan Buku Hei, Alga ini layak di baca oleh semua kalangan, sebagai motivasi untuk selalu bersyukur memiliki keluarga yang lengkap.
0 komentar