"Karunia Akal yang Disia-siakan" merupakan karya sastra yang di tulis oleh Moch. Syarif Hidayatullah dan di terbitkan oleh penerbit Erlangga pada tahun 2010. Moch. Syarif Hidayatullah adalah seorang dokter, dosen, ustadz, dan akademisi Indonesia. Pendidikan sarjananya diselesaikan pada jurusan Bahasa dan Sastra Arab di UIN Jakarta (2001). Ia pernah menjadi penulis, penerjemah, editor, reviewer, peneliti dan pengelola berbagai penerbitan.

Dalam buku ini Syarif mengangkat cerita sederhana tentang akal yang tanpa sadar seringkali kita sia-siakan. Buku ini terinspirasi dari buku Al-' Aql wa karya Ibnu Abid-Dunya.  Akal adalah sebuah naluri yang hanya bisa diketahui dengan aktivitas hati dan anggota tubuh. Akal juga tidak bisa disifati dengan bentuk tertentu, diukur dengan panjang atau pendek, dirasakan dengan perasaan atau penciuman, diraba, serta dilihat warnanya. Buku setebal 80 halaman ini mengajak para pembacanya untuk berpikir dengan memaksimalkan karunia akal yang sering kita sia-siakan. Dalam buku ini Syarif berpegang pada agama islam, yaitu agama yang ia percayai dari kecil. Ada firman Allah yang saya petik dari buku ini "Hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran". Buku ini mengajarkan kita agar menggunakan akal kita dengan baik untuk berfikir tentang ayat-ayat Allah, karena pada dasarnya Tuhan memberi potensi akal kita untuk berfikir dengan baik.

Terdapat banyak sekali hikmah yang tercantum dalam buku ini, salah satunya adalah hikmah kultum, yang membuat para pembaca seolah olah sedang berkuliah 7 menit. Kita dapat mengambil banyak sekali pelajaran agar kita tidak menyia-nyiakan akal.

Buku ini memiliki banyak kelebihan, diantaranya Syarif menyampaikan ceritanya dengan sangat baik sehingga pembaca mampu merasakan karunia akal yang sering kita sia-siakan. Sayangnya buku ini tidak menyertakan profil penulis, sehingga kita tidak bisa mengenal lebih jauh profil serta karya-karyanya yang lain. Untuk itu, sebaiknya dalam karya berikutnya disertakan profil penulis. Buku ini memiliki kekurangan yaitu cukup membosankan saat dibaca. Hal ini dikarenakan full tulisan dan tidak ada ilustrasi didalamnya.

Secara keseluruhan buku ini layak dibaca oleh seluruh kalangan usia, untuk mengingatkan para pembaca agar tidak menyia-nyiakan akal yang telah Tuhan berikan kepada kita.