
Why? People. Helen Keller
-
Ditulis olehSenapati Ranuarka
-
Dibuat tanggal
19 Jul 2024
-
Sekolah
SMP SAINS TEBUIRENG
Sebuah Keajaiban Seorang Difabel
Resensi oleh: Senapati Ranuarka
Pernahkah teman-teman membayangkan bagaimana kehidupan seorang difabel? Tak seorang pun di dunia ini akan mampu menjalaninya, kesulitan demi kesulitan terus dihadapi. Kehilangan salah satu indera begitu menyusahkan dirinya dan orang lain. Buku yang saya baca kali ini mengisahkan perjalanan hidup penyandang tunanetra sekaligus tunarungu. Judulnya Why? People. Helen Keller.
Buku ini ditulis oleh Hyeonjong Park, diterbitkan PT Elex Media Komputindo pada tahun 2022. Buku ini diterjemahkan oleh Dwita Rizki N. Buku setebal 169 halaman ini berukuran 18x24 cm. Penulis buku seorang wartawan di Korea yang telah menulis buku biografi sejenis dengan tokoh Isaac Newton, Marie Curie, dan Abraham Lincoln.
Why? People. Helen Keller adalah biografi Helen Keller dalam bentuk komik. Ilustrasi komik dikerjakan Duwon Lee. Jadi, buku Why? People adalah seri buku komik tokoh-tokoh dunia. Sebagian besar buku-buku tersebut telah saya baca, seperti Jack Ma, W.A. Mozart, Albert Einstein, Beethoven, Jengis Khan, Steve Jobs, Thomas Alfa Edison, dan lain-lain. Buku Why? People. Helen Keller saya pilih untuk diresensi karena sang tokoh memberikan inspirasi kepada dunia, khususnya bagi difabel.
Helen dilahirkan di Alabama tahun 1880. Saat dilahirkan, Helen Keller dalam kondisi normal. Namun, pada usia 19 bulan terserang demam tinggi. Oleh dokter, dia dinyatakan terserang meningitis. Demam dan sakitnya sembuh, tetapi efeknya tidak bisa lagi melihat. Helen juga tidak bisa mendengar dan berbicara. Mulai saat itu dia menjadi tuna netra dan tuna rungu.
Ayah dan ibunya bertemu seorang dokter yang menyarankan untuk menemui ahli suara. Ahli suara ini adalah seorang ilmuwan. Namanya Alexander Graham Bell. Ya, beliau adalah penemu telepon yang masyur itu. Apa hubungan antara Graham Bell dengan tuna rungu yang diderita Helen? Ternyata ibunda Bell dan istrinya adalah seorang tuna rungu. Atas dasar itu, Bell melakukan penelitian tentang suara dan getaran udara.
Bell juga menyarankan orang tua Helen untuk sekolah di Perkins School for the Blind. Lewat kepala sekolah inilah orang tua Helen mendapatkan seorang guru privat bagi Helen. Guru privat lulusan Perkins ini bernama Anne Sullivan. Bu Anne mengajari Helen mulai dari nol. Beliau mengajari kosakata, etika, mengenalkan huruf braile, dan membaca-menulis. Bu Anne selama hidupnya mendampingi Helen. Beliau bisa dikatakan menjadi mata, telinga, dan hati bagi Helen Keller.
Mengajari anak tunanetra dan rungu tidaklah mudah. Namun, karena kesabaran dan kegigihan Bu Anne, Helen tumbuh menjadi manusia yang cerdas. Helen adalah anak yang disiplin, penurut, dan memiliki kemauan kuat. Helen seperti melihat dunia yang cerah. Dia berhasil lulus kuliah di Radelife College. Helen adalah difabel pertama yang meraih gelar ilmu humaniora. Helen aktif dalam kegiatan kemanusiaan. Dia berkeliling dunia untuk membantu difabel. Helen juga menulis banyak buku. Hidupnya didedikasikan bagi banyak orang. Helen Keller meninggal pada tanggal 1 Juni 1968 dalam usia 88 tahun.
Buku Why? People. Helen Keller berbentuk komik. Ilustrasi gambar membuat buku ini jadi lebih mudah untuk memahami. Membacanya, saya seperti diajak memasuki dunia cerita. Gambar-gambarnya sederhana, tetapi bagus dalam ekspresi tokoh. Di beberapa halaman disertakan quote atau cuplikan buku Hellen. Halaman 135 dituliskan begini, “Aku menuliskan semua masa-masa paling membahagiakan di hidupku ke dalam buku ini” (buku The world I Live In).
Buku ini terdiri dari delapan bab. Perjalanan dari bab awal ke bab akhir adalah kisah Helen dari kecil sampai tua. Membaca buku ini, kita akan mendapatkan pelajaran penting tentang hidup. Bahwa hidup harus disyukuri dan dijalani dengan belajar dan bekerja keras. Jika ada orang yang belum beruntung, tugas kitalah yang membantunya.
Jangan lupa, buku keren ini harus teman-teman baca. Yuk, sepekan satu buku ya!
0 komentar