book

Kubah

0
  • book
    Ditulis oleh
    Senapati Ranuarka
  • Dibuat tanggal
    19 Jul 2024
  • Sekolah
    SMP SAINS TEBUIRENG

Kubah yang Memancarkan Cahaya

Resensi oleh: Senapati Ranuarka

 

 

Buku yang berjudul Kubah adalah sebuah novel karya Ahmad Tohari. Buku ini berukuran 13x20 cm dengan tebal 211 halaman. Buku cetakan kelima diterbitkan Gramedia tahun 2015. Kubah bercerita tentang perjuangan seorang pemuda desa di Kabupaten Banyumas. Novel ini secara pribadi mengenalkan saya pada permasalahan sosial dan politik. Bahasa dan penceritaannya mudah dipahami.

Penulisnya, Ahmad Tohari, adalah sastrawan dan budayawan ternama Indonesia. Banyak buku telah ditulisnya, terutama cerpen dan novel. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. Novelnya yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk telah difilmkan oleh sutradara Ifa Isfansyah dan mendapatkan penghargaan Piala Citra. Mengapa saya memilih Ahmad Tohari? Karena bahasa dalam karya-karyanya sederhana dan rinci menggambarkan peristiwa demi peristiwa.

Novel Kubah adalah novel terbaik tahun 1981 pilihan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Abdurrahman Wahid mengapresiasi novel ini sebagai gagasan besar rekonsiliasi pasca-tragedi G30S (endors di sampul buku). Menurut Gus Dur, Ahmad Tohari adalah sastrawan yang memulai mengangkat isu tragedi 1965.

Tokoh utama novel ini bernama Karman. Karman digambarkan sebagai seorang pemuda yang cerdas dan berani, tetapi hidupnya terhimpit oleh keadaan sosial dan ekonomi. Karman beranjak dewasa, dan ia memilih menjadi seorang aktivis politik. Namun ia berjalan pada jalan yang salah, Karman menjadi seorang komunis. Dia ditangkap dan diasingkan ke Pulau Buru. Setelah pengasingan, Karman takut tidak diterima lagi di masyarakat, apalagi istrinya yang tak tahu keberadaannya. Diluar dugaan, istrinya ternyata telah menikah lagi.

Ahmad Tohari tampaknya ingin pembaca merasakan bagaimana menjadi korban yang tidak berdosa. Kesalahan Karman tidak hanya karena ingin mengangkat kemiskinan. Di sini, Ahmad Tohari seperti ingin memberi tahu pembacanya untuk memahami hidup beragama. Agama mengajarkan agar umatnya selalu bersyukur.

Novel ini unik dan mengejutkan. Sebagai pembaca, saya harus menghubungkan antara peristiwa awal dengan ending-nya. Itu hal yang mengejutkan. Bagaimana nasib Karman? Bagaimana kehidupan masyarakat di kampung halamannya? Menarik untuk disimak dari awal hingga akhir.

Novel ini terdiri dari 11 bab. Perjalanan dari bab awal sampai terakhir melocat-loncat. Meskipun begitu, alur flashback seperti ini tidak menyulitkan. Alur seperti ini menjadi tantangan tersendiri. Kelebihan novel ini adalah penggambaran yang rinci setiap setting dan peristiwa. Membacanya, kita akan mendapatkan pengetahuan tentang kehidupan sosial dan politik di desa.

Membaca novel ini, kita disodori untuk memandang hidup dari sisi kemanusiaan dan ketauhidan. Bahwa hidup itu tidak hitam-putih. Ada sisi-sisi lain yang setiap orang punya cara pandang berbeda.

Kubah secara keseluruhan adalah novel yang sangat saya sarankan untuk kalian baca. Novel ini ditulis memang sudah cukup lama. Usia novel ini seusia orang tuaku. Namun, jangan keliru, ada banyak kearifan yang bisa kita pungut darinya. Pilihan kata yang dituangkan Ahmad Tohari seperti reruntuhan cahaya. Indah dan istimewa. Membacanya, kita akan tercerahkan. Kubah terasa memancarkan cahaya bagi pembacanya.

Gus Dur sang bapak pluralisme sangat mencintai sastrawan-sastrawan Indonesia. Sastrawan melalui karyanya akan memberikan hiburan dan tuntunan kepada masyarakat. Ahmad Tohari adalah salah satu sahabat yang dicintainya, karena karya-karyanya, karena novel Kubah ini salah satunya.

Pesan saya, bacalah novel ini. Meskipun Kubah lahirnya cukup lama, tetapi tidak berjarak dengan kita. Darinya, kita akan mencintai keberagaman dan kemanusiaan.

Teman-teman, yuk biasakan membaca! Satu pekan satu buku akan membuka berjuta hal tak terduga kelak di kemudian hari. Salam literasi!

 

 

 

 

Judul Buku Kubah
Penulis Ahmad Tohari
ISBN 9789792287745
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2015
Penerbit Gramedia
Jumlah Halaman 211

0 komentar

Buat komentar