book

Kami (Bukan) Sarjana Kertas

0
  • book
    Ditulis oleh
    Stella D'avrilya Khasanah
  • Dibuat tanggal
    22 Jul 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI

Resensi Buku Kami (Bukan) Sarjana Kerta karya J.S.Khairen

Judul: Gelar Tak Menentukan Nasib

"Ijazah bukan jaminan apa-apa. Memang bisa bermanfaat, tapi tak selamanya kertas selembar itu menjadi penentu nasib baik. Dunia berubah, tantangan bertambah, dengkul makin goyah, ah sudahlah. Belajar teruslah biar tetap bergairah." (Hal.233) 

“Kami (Bukan) Sarjana Kertas”, "Kami (Bukan) Jongos Berdasi", "Kami (Bukan) Generasi Bac*t", "Kami (Bukan) Fakir Asmara" adalah deretan Kami (Bukan) Series karya J.S.Khairen. "Kami (Bukan) Sarjana Kertas" merupakan karya pertama dari series itu. Dirilis pertama kali pada 2019 dan sudah dicetak sepuluh kali pada tahun 2022 serta telah mengalami pergantian cover buku berkali-kali. Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Angkatan 2022 merupakan cetakan kesepuluhnya dengan cover yang baru juga. Novel yang diterbitkan oleh Bukune Kreatif Cipta ini berkisah tentang kehidupan sekelompok mahasiswa di Universitas Dwi Eka Laksana (UDEL), sebuah kampus yang kurang ternama dan sering dipandang sebelah mata dengan ketebalan 366 halaman. 

Novel ini menceritakan tujuh mahasiswa yang terbentuk menjadi kelompok melalui kelas konseling itu terdiri dari Ogi, Ranjau, Arko dari Fakultas Ilmu Komunikasi, Juwisa, Sania dari Fakultas Ekonomi, Gala dari Fakultas Teknik dan Cath yang hanya sebentar di UDEL lalu melanjutkan studinya di Belanda Serta Bu Lira selaku pengampu kelas tersebut yang merupakan seorang dosen lulusan S3 Rekayasa Genetika Hewan di Amerika Serikat dan anak pemilik yayasan kampus UDEL. Selain fakultas yang berbeda, alasan mereka masuk ke UDEL pun beragam. Ada yang karena tidak diterima di universitas negeri, ada yang orang tuanya tidak mampu menyekolahkan di universitas swasta unggul, ada yang dipaksa teman dan ada yang karena ingin saja.

Ogi, mahasiswa yang kuliah karena ikut-ikutan temannya, Ranjau dan dipaksa orang tuanya yang sampai rela meminjam uang dari adiknya. Kuliah dengan setengah hati namun memiliki keahlian dibidang TI dan mempelajarinya dengan giat. Randi Jauhari (Ranjau), mahasiswa rajin nan penuh semangat yang lulus dengan gelar cumlaude dalam waktu 3,5 tahun dan memiliki mimpi untuk bekerja dengan gaji tinggi. Arko, mahasiswa netral yang rajin namun tidak mengejar untuk cepat lulus seperti Ranjau, memiliki mimpi menjadi fotografer profesional. Juwisa, Bertahan di UDEL mengandalkan beasiswa dan hampir dinikahkan oleh ayahnya. Sania, ingin menjadi diva namun mengubur dalm dalam mimpinya demi orang tuanya. Gala, yang selalu dipaksa untuk menjadi apa yang ayahnya inginkan, ingin menjadi guru tetapi masuk Jurusan Arsitektur, dan Cath yang melanjutkan studinya di Belanda. 

Kisah mereka dimulai pada hari pertama masuk kuliah dimana sistem OSPEK dihilangkan dan diganti dengan kelas konseling oleh rektor baru yang gelarnya lebih panjang dari namanya itu, dari sinilah kepelikan kehidupan mereka dimulai. Bersama Bu Lira yang tingkahnya absurd tetapi bisa membuat mahasiswanya memiliki mimpi yang lebih tinggi dan memperjuangkan mimpi mereka dengan cara mereka sendiri. Bersama-sama mereka menghadapi suka duka kehidupan perkuliahan. 

“Kami (Bukan) Sarjana Kertas” ini menyajikan kisah yang sering terjadi di kehidupan nyata seperti lulusan sarjana tetapi menganggur, bukan lulusan sarjana tetapi sukses dan masih banyak lagi yang dekat dengan realitas kehidupan banyak orang. Selain itu, novel ini menyajikan berbagai kisah tentang menggapai mimpi dan perjuangannya. Namun, karena banyaknya kisah dari tokoh di sini menjadikan novel 366 halaman ini terasa berat untuk dibaca apalagi dengan pembahasan yang tergolong cukup berat. Banyaknya tokoh yang diceritakan membingungkan pembaca siapa tokoh utama yang sebenarnya dan juga tokoh antagonisnya hanya seliweran saja.

Novel ini menghadirkan alur cerita yang menarik karena setiap tokoh yang muncul akan mengalami peristiwa menyenangkan. Namun, dibalik peristiwa menyenangkan itu akan hadir masalah yang bahkan semakin bertambah besar dan rumit. Dengan pembahasan yang cukup berat, penulis mengunakan Bahasa Indonesia non-baku. Ini merupakaan pemilihan yang tepat karena jika tidak maka novel ini akan sangat terasa berat. Namun, terdapat beberapa kata kasar yang bisa membuat sebagian pembaca kurang nyaman. Dan juga novel ini memiliki kekurangan dalam konsistensi penamaan karakter "Ranjau" yang terkadang dituliskan sebagai "Randi". Hal ini cukup mengganggu karena sempat membingungkan siapakah Randi, apakah tokoh baru lagi atau bukan. 

Pesan yang disampaikan novel ini kompleks mulai dari mimpi, pendidikan, persahabatan, karir hingga percintaan. Banyak pembelajaran yang bisa diambil dari novel ini, seperti kuliah bukan menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang, kuliah tanpa mengembangkan skill itu percuma, maka dari itu kita perlu mengasah skill kita selama kuliah dan bangunlah relasi sebanyak mungkin, dan setiap hal yang kita lakukan akan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif jadi hati-hatilah dalam bertindak. Novel ini juga memotivasi kita dengan apa yang dialami para tokoh, meski berulangkali jatuh harus tetap bangun lagi. Tidak ada hidup yang tanpa masalah, masalah itu harus dihadapi untuk bertemu dengan apa yang kita impikan dan ada mimpi yang harus diperjuangkan.

Seperti yang penulis tuliskan di halaman sinopsis, novel ini cocok dibaca oleh mahasiswa semester-semester awal ataupun anak SMA untuk menambah ilmu apa yang harus dilakukan serta semangat agar lulus nanti tidak menjadi sarjana kertas tetapi menjadi lulusan yang siap kerja.

Judul Buku Kami (Bukan) Sarjana Kertas
Penulis J.S. Khairen
ISBN 9786022204664
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2022 (cetakan kesepuluh)
Penerbit Bukune Kreatif Cipta
Jumlah Halaman 366

0 komentar

Buat komentar