book

Berdamai dengan Diri Sendiri: Seni Menerima Diri Apa Adanya

0
  • book
    Ditulis oleh
    Stella D'avrilya Khasanah
  • Dibuat tanggal
    13 Aug 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI

Resensi buku Berdamai dengan Diri Sendiri karya Muthia Sayekti

Judul: Damai itu Indah

 

Sebagai manusia, kita tak pernah bisa terlepas dari rasa khawatir, resah, dan takut. Saat kita mulai memasuki fase pendewasaan, hal-hal tersebut justru semakin besar dan menghantui pikiran kita. Tingginya ekspetasi dan banyaknya beban pekerjaan juga membuat pikiran kita semakin berantakan. Hal inilah yang dirasakan oleh kak Muthia Sayekti. Seorang perempuan yang pernah mengalami krisis percaya diri (quarter life crisis). Saat itu, dia mencoba untuk mengobati pikirannya dengan menulis. Oleh karena itu, terciptalah sebuah buku yang berjudul "Berdamai dengan Diri Sendiri: Seni Menerima Diri Apa Adanya". 

Buku "Berdamai dengan Diri Sendiri: Seni Menerima Diri Apa Adanya" pertama kali diterbitkan pada tahun 2018 oleh Psikologi Corner. Buku dengan 216 halaman ini termasuk ke dalam jenis buku pengembangan diri yang memaparkan pandangan tentang pentingnya menerima diri sendiri. Karya yang Muthia tulis berdasarkan pengalaman ia sendiri ini ternyata berhasil menjadi salah satu buku best seller di antara buku seri berdamai lainnya. 

Buku ini berisi panduan yang memadukan teori psikologi dengan pengalaman pribadi serta contoh-contoh relevan untuk membantu pembaca belajar menerima diri mereka apa adanya. Buku ini dibagi menjadi 6 bab terkait diri sendiri mulai dari bagaimana kita memahami diri kita sendiri, bagaimana berdamai dengan kekurangan kita, melihat potensi kita, melihat potensi orang lain seharusnya bagaimana dan lain sebagainya. Dalam buku ini pembaca akan dibawa penulis untuk berpikir bagaimana diri kita hari ini dan selanjutnya serta bagaimana seharusnya kita bertindak. 

Muthia Sayekti membuka buku ini dengan pembahasan tentang memahami diri dan pentingnya berdamai dengan segala aspek yang ada dalam diri. Berdamai di sini berarti menerima setiap kelemahan dan setiap kelebihan yang ada pada diri sendiri. Ia menjelaskan bagaimana mengubah cara pandang kita terhadap diri sendiri yang seringkali salah dan justru memberikan tekanan. 

Terkadang karena terlalu fokus pada kekurangan, banyak yang melupakan segala potensi yang dirinya miliki sehingga belum memaksimalkan potensinya itu, atau bahkan ada yang sampai tidak sadar bahwa dirinya memiliki potensi. Oleh karena itu, penting untuk mengubah cara kita memandang diri sendiri dengan rasa syukur dan berfokus pada hal-hal positif. Dengan berfokus hanya pada hal-hal positif, kita dapat menemukan potensi yang mungkin terpendam dalam diri masing-masing.

 Maka dari itu, Dalam buku ini Muthi Sayekti mengajak kita untuk selalu mengingatkan diri sendiri bahwa dari pada terlalu memikirkan pekerjaan, pencapaian, dan kekurangan, lebih baik fokus pada hal-hal yang bisa dikembangkan untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Kalau sudah begitu, nantinya kita akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan seiring dengan tercapainya setiap tujuan hidup.

Muthia menuliskan buku ini rinci dan jelas di setiap bab nya lengkap dengan contoh-contoh yang relate dalam kehidupan sehari-hari. Ini membantu pembaca lebih memahami apa yang disampaikan penulis. Terdapat juga banyak kata-kata motivasi yang dapat menjadi penyemangat diri. Dengan penggunaan bahasa yang ringan dan sederhana, membuat buku yang pembahasan nya bisa di bilang berat ini terasa ringan dan mudah dipahami. 

Selain kelebihan fisik, kelebihan lainnya dari buku ini yang juga merupakan tujuan dari buku ini sendiri yaitu membantu pembaca untuk berdamai dengan diri sendiri. Buku ini tidak hanya bermanfaat untuk pembaca yang mengalami quarter life crisis ataupun krisis percaya diri dan yang relate sepenuhnya dengan apa yang dibahas. Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu relate dengan apa yang dibahas, karena saya hanyalah anak SMA kelas 12. Meski begitu, manfaat dari buku ini tetap saya rasakan. Sebagai anak kelas 12 yang sebentar lagi akan memasuki dunia perkuliahan, saya sendiri masih bingung dengan potensi apa yang saya miliki dan buku ini mengajarkan saya untuk lebih menggali potensi saya sendiri.

Di samping banyaknya kelebihan di atas, buku ini juga mempunyai kekurangan layaknya buku pada umumnya. Tidak ada yang bisa disebut kekurangan pada isi buku. Kekurangannya justru terletak pada pemilihan warna tulisan yang menyatu dengan warna kertas. Meskipun hanya beberapa tulisan pada halaman tertentu, tetap saja mengganggu karena hal itu menjadikan tulisan tidak bisa dibaca dengan jelas. 

Secara keseluruhan, buku "Berdamai dengan Diri Sendiri" karya Muthia Sayekti ini merupakan karya yang layak dibaca terutama bagi pembaca yang sedang menghadapi krisis percaya diri ataupun bagi pembaca yang sedang mencari jati dirinya. Meskipun ada kekurangan, buku ini tetap memberikan manfaat besar dalam membantu pembaca menerima diri dan menjalani hidup dengan lebih positif.

 

 

Judul Buku Berdamai dengan Diri Sendiri: Seni Menerima Diri Apa Adanya
Penulis Muthia Sayekti
ISBN 9786026595973
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2018
Penerbit Psikologi Corner
Jumlah Halaman 216

0 komentar

Buat komentar