
Murder on the Orient Express (Pembunuhan di Orient Express)
-
Ditulis olehElvira Raisya Julfi
-
Dibuat tanggal
24 Jul 2024
-
Sekolah
SMA NEGERI 3 SAMARINDA
Identitas:
Murder on the Orient Express (Pembunuhan di Orient Express) adalah novel misteri karya Agatha Christie yang terbit di Inggris pada tahun 1934 oleh penerbit The Bodley Head. Versi terjemahan dari Murder on the Orient Express diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama di Jakarta pada tahun 1978. Buku ini memiliki ketebalan 360 halaman dengan dimensi 18 cm. Buku ini memiliki kode ISBN 9789792229806 dengan harga Rp62.000 di wilayah pulau Jawa.
Pendahuluan:
Murder on the Orient Express adalah novel keenam belas yang diterbitkan oleh Agatha Christie setelah memulai karirnya sebagai penulis pada tahun 1920 dengan karya novelnya yang berjudul The Mysterious Affair at Styles. Murder on the Orient Express adalah salah satu dari sekian banyaknya judul yang direkomendasikan oleh pembaca, menampilkan karakter Hercule Poirot yang genius dalam memecahkan berbagai masalah. Murder on the Orient Express adalah novel yang penuh misteri. Orang yang dapat memecahkan misteri hanyalah Poirot.
Sinopsis:
Berlatar tempat di sebuah kereta megah pada abad ke-20—Orient Express— melakukan perjalanan melintasi Eropa pada musim dingin. Para penumpangnya harus legowo ketika perjalanan mereka harus terhenti karena salju yang menutupi jalan, membuat kereta berhenti dan harus menunggu sampai salju mencair, termasuk Poirot yang saat itu harus segera pergi ke London setelah mendapatkan telegram penting.
Siapa sangka di antara semua penumpang, akan ada seseorang yang meregang nyawa di malam itu. Pagi hari kondektur kereta menemukan mayat seorang pria malang dengan 12 tusukan di tubuhnya. Anehnya, 12 tusukan tersebut memiliki perbedaan. Ada luka yang disebabkan tangan kanan, dan luka lain oleh tangan kiri. Hal itu menimbulkan kecurigaan, apakah ada dua pembunuh di kereta Orient Express?
Poirot, penumpang sekaligus detektif terkemuka dari Belgia memimpin penyelidikan, setidaknya hingga kereta mulai berjalan kembali dan menemukan petugas kepolisian di negara terdekat. Dibantu oleh Direktur Buoc dan Dokter Constantine, Poirot memulai investigasinya di dalam gerbong kereta mewah itu.
Murder on the Orient Express terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisikan fakta serta memuat adegan ditemukannya mayat korban di dalam kamar, bagian kedua berisi kesaksian dari semua penumpang Orient Express dan juga beberapa bukti yang ditemukan berupa pisau yang berlumuran darah, bagian ketiga berisi pemecahan masalah ketika Poirot yang sedang duduk termenung sembari melakukan reka adegan dengan segala kemungkinan di dalam kepalanya.
Analisis:
Bertema tentang kasus pembunuhan yang terjadi di kereta mewah tahun 1930-an, Orient Express. Murder on the Orient Express berfokus kepada kasus pembunuhan di kereta yang menimpa salah seorang penumpang bernama Ratchett, seorang dermawan yang pada hari sebelumnya meminta perlindungan pada Poirot namun kemudian ditolak.
Murder on the Orient Express ditulis dengan gaya bahasa yang mempunyai trik-trik psikologis, membuat pembaca harus memahami apa yang disampaikan oleh sang tokoh agar dapat memahami jalan ceritanya. Namun sebenarnya ini yang menjadi daya tarik dari novel misteri dan thriller seperti Murder on the Orient Express.
Pembunuhan di dalam kereta bukanlah kasus pertama yang dihadapi oleh Detektif Belgia itu sepanjang karirnya, membuat dirinya tak pernah kehilangan arah dan selalu mendapat jawaban dari teka-teki yang tidak masuk akal. Bagi pembaca yang baru kali pertama membaca karya Agatha Christie akan mendapat kesan yang baik ketika membaca Murder on the Orient Express, di mana sebuah pembunuhan terjadi di sebuah ruang sempit dan kasusnya dipecahkan oleh seorang detektif.
Murder on the Orient Express mengajarkan kita agar tidak memercayai tentang apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar tanpa membuktikannya. Seperti yang dikatakan oleh Poirot pada halaman 95, “Kamar ini penuh dengan petunjuk, tapi dapatkah dipercaya bahwa semua petunjuk itu memang demikian adanya?”
Evaluasi
Kelebihan novel ini terdapat pada alurnya yang seru dan menegangkan, membuat pembaca tidak merasa bosan untuk terus membaca agar mengetahui siapa pembunuh di kereta Orient Express. Di novel ini juga, terdapat daftar untuk memudahkan pembaca memahami jalan ceritanya, penulis membuat daftar berupa pengenalan tokoh secara singkat di halaman awal, lalu penulis membuat daftar berisikan motif dan alibi setiap penumpang sesuai apa yang mereka katakan saat diwawancara agar pembaca tidak perlu bolak-balik ke halaman sebelumnya. Buku ini mudah ditemukan di Gramedia karena disusun dalam satu rak yang sama dengan karya Agatha Christie lainnya, harga yang harus kamu bayar untuk membeli buku ini juga jauh lebih murah dibandingkan dengan buku lainnya. Selain itu, sampul atau cover yang didominasi dengan warna putih sangat simpel dengan gambar yang sesuai dengan latar tempat novel.
Kekurangan novel ini, yaitu banyak menggunakan bahasa asing yang belum diterjemahkan ke Bahasa Indonesia sehingga pembaca harus mencari arti kata bahasa asing tersebut. Selain itu, terdapat kesalahan penulisan, yaitu pada halaman 110 sejumlah tiga kata yakni "memngerikan" "damlamnya" dan "sumdah". Kekurangan lain dari novel ini, tidak dilengkapi pembatas buku seperti buku yang umumnya dijual di toko buku.
Penutup
Kesimpulannya, Murder on the Orient Express adalah salah satu dari banyaknya buku karya Agatha Christie yang patut dipertimbangkan untuk dibaca. Novel ini dapat mengasah critical thinking pembacanya agar dapat lebih kritis dalam menghadapi masalah dan menerima informasi dari orang lain. Selain Murder on the Orient Express, kamu juga bisa mempertimbangkan novel Agatha Christie lainnya seperti And There Were None dan juga Death on the Nile.
Kamu tidak perlu khawatir jika kamu tidak memiliki anggaran untuk membeli buku ini karena kamu bisa meminjamnya di perpustakaan daerahmu, di perpustakaan sekolahmu, atau pinjam dengan temanmu. Namun, katakan tidak pada buku bajakan!
Salam Literasi.
0 komentar