“Negeri Para Bedebah” adalah novel yang ditulis Tere Liye, penulis terkenal asal Indonesia, negeri kita tercinta. Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2012 yang merupakan novel pertama dalam seri aksi Tere Liye yang kini sukses besar. Novel ini memiliki tebal 436 halaman, dan memiliki dimensi 13,5 × 20 cm.

Novel ini dapat membukakan pintu bagi mereka yang awam dalam hal ekonomi dan politik. Tere Liye dalam novelnya ini menyinggung tentang adanya seseorang dibalik seluruh sistem politik dan ekonomi, dan merekalah yang mengendalikan di balik bayang-bayang.  Terlepas dari itu semua, novel ini tetaplah hanya sebuah karya fiksi belaka.

Menceritakan tentang Thomas, seorang konsultan keuangan profesional yang memiliki masa kecil kurang mengenakkan. Setibanya di hotel ia mendapat kabar bahwa Om-Nya terjerat kasus tentang kebangkrutan Bank Semesta. Thomas sebenarnya membenci Om-Nya karena insiden masa lalu yang menewaskan kedua orang tuanya. Tetapi Thomas tetap mendatangi kediaman Om Liem karena mereka tetaplah masih keluarga.

Setibanya di sana, ada banyak polisi yang berjaga dan mengepung rumah Om Liem. Thomas segara mencari cara agar bisa menyelamatkan Om Liem beserta keluarganya dan membawanya ketempat yang aman, sembari dia memikirkan solusi untuk mengatasi masalah Bank Semesta. Dengan kecerdikannya, Thomas berhasil mengelabuhi anggota polisi yang berjaga dengan berasalan Tante Liem kritis dan harus segera dilarikan ke rumah sakit, sontak para polisi yang berjaga pun mempercayainya. Thomas menyamarkan Om Liem sebagai Tante Liem dan segera memasukkan ke ambulans, menyuruh bawahannya untuk segera menelepon seluruh ambulans segera agar terjadi kekacauan untuk mengelabuhi polisi.

Thomas ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Bank Semesta, lewat bantuan asistennya, Maggie. Thomas akhirnya mengetahui bahwa sebenarnya Om Liem dijebak oleh orang lain. Orang ingin Bank Semesta hancur dan meraup seluruh asetnya.

Novel ini memberikan gambaran yang menegangkan, karena mengangkat tema aksi dalam cerita. Tokohnya digambarkan secara jelas dan hubungannya dengan tokoh utama. Membuat cerita semakin hidup dengan adanya konfrontasi yang berkesinambungan. Sangat mengejutkan bukan, novel setebal 436 halaman ini secara garis besar hanya mengisahkan waktu dua hari. Meskipun hanya dua hari, Tere Liye berhasil menghidupkan cerita dengan penggunaan imaji dan penggambaran yang amat detail disetiap bagian cerita.

Tere Liye telah sangat baik menyusun dua hari kejadian menjadi novel yang sangat detail dan seru seperti ini, meskipun begitu bagi yang kurang suka dengan alur yang terlalu singkat seperti akan menganggap novel ini ‘lambat’ pada awalnya. Terlepas dari semua itu, ini adalah satu novel Tere Liye terbaik yang saya baca.

Secara keseluruhan, novel ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Penggambaran cerita yang amat menegangkan dan menarik, cocok untuk pembaca muda yang suka dengan serial aksi.