Resensi buku minimalisme karya Diptra

Judul: Pengembangan Diri

“Minimalisme” merupakan sebuah karya yang dituliskanoleh Diptra dan diterbitkan oleh Trans Idea Publishing di Yogyakarta. Catatan pertama, maret 2018. Penulis dalam menyusun buku 172 halaman ini yang telah menjalankan gaya hidup minimalisme selama 3 tahun belakangan. Tentunya ia telah mempelajari apa arti minimalisme itu sendiri melalui tulisan-tulisan  para pegiat gaya hidup minimalisme dari luar negeri, seperti Fumio Sasaki dari Jepang dan Leo Babuta dari California utara.

Dalam “Minimalisme” Penggalan dari pertanyaan seseorang Confucius tersebut memang benar adanya. Hidup ini sebenarnya sangat simple tetapi manusia itu sendirilah yang membuatnya menjadi ribet. Apabila jika mengikuti gaya hidup masyarakat yang semakin tinggi. Gaya hidup yang tinggi itulah yang menyebabkan tumbuhnya sifat konsumerisme, akibatnya hidup menjadi tidak bebas karena terbelenggu sifat konsunerisme ini. Gaya hidup minimalis telah menjadi sebuah gaya hidup yang baru-baru ini menjadi tren dimasyarakat menengah ke atas yang mulai bosan dengan gaya hidup mereka. Buku ini menjabarkan sebuah pengalaman yang akan membuat anda menyadari bahwa ternyata hidup ini tidak seperti yang kita bayangkan. Tak hanya pengalaman, tetapi juga tips dan trik dari tokoh-tokoh penggerak gaya minimalis. Buku ini merupakan sebuah acuan yang tepat jika anda akan menjalani hidup yang bebas dan tanpa beban. Dengan hidup minimalis anda akan lebih merasakan nikmatnya hidup.

Karakter utama dalam buku ini adalah penulisnya sendiri yang bernama Diptra, Diptra adalah seorang Maiyah, hal itu terlihat dari pengantar penulis, kegembiraan bersedekah begitu judul  pengarangnya. Memang penulis menyebut Allah dalam pengantarnya dan nilai-nilai islam.

Buku ini menjadi semacam catatan dari pengalaman penulis selama menerapkan gaya hidup minimalis pada kesehariannya. Beberapa metode dasar dari gaya hidup minimalis yakni tentang menjadi vegetarian, mengorganisir barang-barang yang disimpan, dan bijak dalam memutuskan hal-hal ensensial yang dibutuhkan dalam hidup. Dan tidak hanya itu buku ini  juga membahas tentang Manfaat menjalani gaya hidup minimalis: 1. Lebih bahagia, karena ketika mengenal kemudian mulai menjalani gaya hidup minimalis bias merasakan kebahagiaan meningkat 2. Pikiran lebih jernih, dengan berlatih mindfulness pikiran akan lebih tertata tidak mudah terdostraksi melompat dan berlarian ke sana ke mari. 3. Lebih ekonomis, minimalis berarti membelajankan uang kepada barang-barang dengan mutu yang lebih baik. 4. Keluangan waktu dan tenaga,dengan menjalani gaya hidup minimalis berarti menjalani hidup yang tidak terlalu sibuk.  5. Berkurangnya stress, stress sering kali disebabkan jumlah barang yang terlalu banyak dan tidak tertata rapi. 6. Bersih-brsih lebih mudah,dengan jumlah barang yang sedikit dan ruang kosong yang ada di dalam kamar cukup luang, maka proses bersih-bersih menjadi lebih mudah, hemat waktu dan tenaga. 7.  Berhenti membandingkan kehidupan,dalam hidup minimalis kita akan mulai belajar mensyukuri apa-apa yang sudah kita miliki. 8.  Menipisnya kemelakatan, karena dalam gaya hidup minimalis, nilai kebermanfaatan suatu benda lebih utama daripada sekadar tampilannya. 9. Hidup lebih bermakna, menjadi lebih mampu menikmati momen-momen sederhana yang terjadi dalam hidup. 10. Lebih produktif, peningkatan produktifitas ini juga disebabkan oleh meningkatnya focus karena hal-hal yang mendistraksi perhatian kita sudah dieliminasi.

Buku ini memberikan pemahaman melalui makna esensial dari hidup yang “minimalis” dikemas dalam beberapa  babak. Yakni apa, bagaimana, kapan, siapa, dimana, dan mengapa gaya hidup minimalisme berkembang dan dipilih masyarakat.

Buku ini memberikan tips dalam meningkatkan produkvitas, mempersiapkan rencana perjalanan yang efisien, mengenai hunian minimalis dan beberapa gaya hidup minimalis untuk meningkatkan kondisi kesehatan.

Secara keseluruhan buku : minimalisme ini sangat penting untuk dibaca. Keunggulan buku ini adalah bahasa yang cukup lengkap dengan memakai pilihan kata yang mudah dipahami, disertai kutipan diawal bab, desain muka menarik dan nyentrik, ditulis oleh orang Indonesia, dan turut penyampainnya ada gading yang tak retak, sedikit kekurangan buku ini adalah soal typo dan perletakan pointer yang ditemukan 1-2 kali tetapi beruntungnya tidak cukup mengganggu ketika kita membaca.