
Sang Penyelaras Nada
-
Ditulis olehOceana Qanita
-
Dibuat tanggal
24 Aug 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 74 Jakarta
Resensi oleh: Oceana Qanita
"Sang Penyelaras Nada" merupakan novel fiksi karya Chiang-Sheng Kuo. Novel ini diterbitkan pada tanggal 5 Agustus 2024 oleh Bhuana Ilmu Populer dan memiliki jumlah 166 halaman dengan ukuran 13,5 × 20 cm. Chiang-Sheng Kuo merupakan seorang penulis dan pendongeng asal Taiwan yang telah memenangkan banyak penghargaan dari karya-karya tulisnya. Beberapa penghargaan yang ia raih merupakan penghargaan Tripod Emas, penghargaan Buku Terbuka, dan penghargaan Sastra Taiwan.
Novel-novel yang Chiang-Sheng Kuo tulis merupakan gambaran dari perjalanan hidupnya. Pada tahun 1986, Chiang-Sheng Kuo menulis "Keeping Company" sebuah karya yang melampiaskan rasa gundah seorang pemuda dan merupakan cara Chiang-Sheng Kuo untuk pergi dan bergerak maju dari masa mudanya. 35 tahun berlalu dan pada novel ini, Chiang-Sheng Kuo menceritakan perasaan kebingungannya dalam mencari seorang yang dapat memahami dirinya. Melalui alunan-alunan nada piano ia menulis novel ini sebagai saksi dan takdir sisa hidupnya.
Novel "Sang Penyelaras Nada" menceritakan mengenai pertemuan seorang penyelaras nada tanpa nama dan seorang pria duda yang baru saja merasakan duka. Pertemuan yang tidak terduga itu ternyata menjadi sebuah perjalanan untuk memahami arti kehilangan seseorang, arti kepercayaan dalam sebuah hubungan, dan arti dari upright piano Bösendorfer yang menjadi penghubung dari pertemuan mereka. Perjalanan sebuah novel dengan alur maju dan ditulis melalui dua sudut pandang mengikuti pemikiran sang penyelaras nada dan berbagai tokoh lainnya. Sebuah kisah perjalanan hidup seseorang yang selalu diiringi oleh bunyi nada-nada piano dan mencari makna kehidupan melalui musik.
Gaya penulisan Chiang-Sheng Kuo menjadi salah satu alasan mengapa novel ini layak dibaca. Ia mendeskripsikan perasaan dan situasi yang sedang terjadi pada novel ini dengan penjelasan yang jelas namun tidak berlebihan. Penulisan yang baik dan kreatif membuat tema novel ini terasa fresh dan menyenangkan. Penciptaan dunia yang berhubungan dengan musik ini dibuat mudah dimengerti oleh pembaca berkat pendongengan yang baik darinya. Melalui novel ini, dapat dilihat bahwa Chiang-Sheng Kuo melakukan banyak pencarian. Deskripsi yang ia tulis mengenai piano dimulai dari lagu-lagu, tokoh-tokoh, serta cara ia menggabungkan kedua hal itu dengan dunia fantasi yang diciptakannya membuat pembaca memiliki rasa penasaran akan wujud nyata dari dunia yang ia tulis. Alur yang logis dan perilaku tokoh yang sesuai dengan usia mereka juga menjadi poin tambahan untuk novel ini. Tokoh penyelaras nada yang memiliki bakat dan mimpi namun gagal mewujudkannya karena kekurangan yang ia miliki, serta tokoh suami yang baru saja kehilangan istrinya memiliki kisah yang dapat menarik simpati pembaca. Dialog antar keduanya memunculkan impresi bahwa inilah seharusnya interaksi yang dihasilkan dari pemikiran tokoh yang sudah dewasa dalam akal dan pemikiran. Di sini, pembaca diajak untuk menyelam mengikuti masa lalu dan merasakan memori dari rasa kesal, penyesalan, serta cinta yang dialami oleh kedua tokoh.
Walaupun ditulis berdasarkan tema musik yang sulit untuk dipahami, novel ini memiliki keajaiban yang membuat orang awam mengerti mengenai konteks musik yang sedang dibicarakan. Bahasa yang lugas dan terstruktur membuat orang merasa penasaran dan tertarik untuk mencari tau lebih lanjut mengenai topik yang dibicarakan. Sebuah novel yang baik merupakan sebuah novel yang dapat memberikan nilai-nilai bermanfaat dalam hidup, dan novel ini memiliki nilai-nilai itu. Perjalanan hidup dari tokoh-tokoh pada novel ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran yang bisa dipetik dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Saat tokoh penyelaras nada merasa pasrah dalam satu titik di hidupnya karena realita tidak berjalan sesuai ekspektasi yang ia miliki dan saat tokoh suami mengenang kembali memori yang sudah ia jalani bersama istrinya, ia menyadari bahwa dirinya banyak tidak mengetahui rahasia-rahasia yang telah disembunyikan oleh istrinya. Dari sana kita dapat belajar bahwa dalam hidup walaupun ada jatuh dan bangun, kunci untuk keluar dari rasa kepasrahan dan penyesalan itu adalah bangkit dari kepurukan dan berusaha menjadi lebih baik lagi di masa yang akan mendatang. Walaupun memiliki banyak kelebihan tetapi novel ini tidak luput dari kekurangan. Pergantian point of view dari satu tokoh ke tokoh lainnya tanpa adanya tanda ataupun aba-aba akan membuat pembaca kehilangan arah mengenai konteks peristiwa yang sedang terjadi. Akan lebih baik jika penulis dapat menjelaskan pergantian sudut pandang dengan lebih jelas untuk mencegah pembaca berhenti membaca novel ini. Kekurangan yang lainnya terdapat pada bagian klimaks cerita. Hubungan kerja sama antara sang penyelaras piano dengan sang suami yang hanya tertunda tanpa terselesaikan membuat akhiran dari novel ini terasa ambigu. Seakan-akan semua pengembangan karakter yang dialami kedua tokoh tersebut terbuang sia-sia. Tidak semua cerita harus berakhir memuaskan seperti di dongeng-dongeng tetapi betapa indahnya jika hal itu terwujud pada novel ini.
Secara keseluruhan, novel "Sang Penyelaras Nada" sangat direkomendasikan untuk dibaca. Terlepas dari kekurangan yang ada, kelebihan yang dimiliki novel ini lebih dari cukup untuk menutupi aspek-aspek kekurangan yang dimiliki. Pembaca disarankan untuk membaca karya-karya lain dari Chiang-Sheng Kuo untuk menambah pengetahuan dan mengenal penulis ini dengan lebih baik lagi. Ingatlah bahwa setiap satu buku yang dibaca maka bertambah satu wawasan yang kita miliki.
0 komentar