
The Rent Collector (Sang Penagih Sewa)
-
Ditulis olehOceana Qanita
-
Dibuat tanggal
15 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 74 Jakarta
Resensi oleh: Oceana Qanita
"The Rent Collector" merupakan sebuah novel fiksi karya Camron Wright. Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 2012 oleh Shadow Mountain Publishing dan pertama kali diterbitkan di Indonesia pada tahun 2019 oleh Mahaka Publishing (Imprint Republika Penerbit). Novel ini memiliki jumlah 413 halaman dengan ukuran 13,5 × 20 cm. Camron Wright merupakan seorang penulis yang mempunyai gelar master dalam bidang Menulis dan Hubungan Masyarakat dari Westminster College.
Camron Wright lahir dan dibesarkan di Salt Lake City, Utah. Karya-karya dari Camron Wright telah diterbitkan di berbagai negara seperti Amerika Utara, Jepang, Australia, Jerman, Korea, Cina, dan Belanda. Buku pertama dari Camron Wright yang berjudul "Letters for Emily" memenangkan penghargaan Readers Choice Awards. Ia juga memenangkan perhargaan lain yaitu Novel Terbaik Tahun Ini dari Whitney Awards, Book of the Year 2016, penghargaan emas dalam Fiksi Multikultiral dari Foreword Reviews, dan pemenang Fiksi Umum Terbaik di Whitney Awards. Pada novelnya, Camron Wright menyebutkan bahwa ia membuat novel "The Rent Collector" sebab dirinya yang merasa tersentuh dari kisah nyata kehidupan orang-orang yang tinggal di Stung Meanchey. Dimana sebuah harapan akan esok hari harus ditukar demi memenuhi rasa lapar pada hari ini.
Novel "The Rent Collector" menceritakan kisah seorang ibu bernama Sang Ly yang tinggal bersama keluarga kecilnya di sebuah tempat yang bernama Stung Meanchey. Sebuah tempat yang merupakan pembuangan sampah terbesar di Kamboja, dimana seseorang yang menempati tempat itu harus menahan lapar dan dahaga yang mereka punya sebelum mendapatkan upah hasil dari jerih payah pekerjaan mereka. Hidup di tempat yang kotor dan kumuh itu pasti melelahkan. Sampah yang tertimbun dan polusi udara yang menyesakkan pasti membuat semua orang disana merasa muak, tak terkecuali dengan Sang Ly. Ditambah dengan kehadiran seorang perempuan tua penagih sewa yang pemabuk dan temperamental. Hal itu merupakan sebuah tragedi bukan? Tetapi ketahuilah bahwa setiap orang pasti memiliki rahasia yang akan mereka pendam dalam hati terdalamnya. Rahasia terdalam yang memerlukan kunci untuk membuka pintu sebuah hati. Menemukan kunci hati itu membuat Sang Ly menjadi akrab dengan sang penagih sewa yang ia benci, seseorang yang sekarang bisa ia panggil dengan bangga sebagai "guru". Seseorang yang mengajarkan kepada Sang Ly arti dari kehidupan, cinta, ironi, kebahagian, kesedihan melalui pelajaran hidup di dalam literasi. Inilah kisah sebuah harapan yang muncul di tempat terbuang di Kamboja. Sebuah impian yang kemudian menjadi harapan bagi semua orang disana.
Novel "The Rent Collector" memiliki gaya penulisan yang baik dan mudah dimengerti sehingga pembaca dapat mengerti konteks cerita yang telah disajikan. Tema dari novel ini terasa lebih segar dari kebanyakan novel fiksi lainnya dikarenakan ceritanya yang terinsipirasi dari kisah nyata dan berdasarkan tokoh-tokoh yang tepat hadir di dunia nyata. Pengaturan alur dan tempo cerita pada novel ini ditulis dengan sangat baik sehingga semua kejadian dan insiden yang diceritakan tidak terasa aneh dan ambigu. Cara penulis menceritakan kejadian yang terjadi di novel ini dilakukan dengan unik, seperti buku harian yang ditulis seseorang. Penulisan tokoh yang realistis namun tidak berlebihan membuat pembaca dapat bersimpati terhadap tokoh yang ada di novel ini dengan lebih mudah. Setiap tokoh memiliki kepribadian yang khas. Ki Lim sebagai seorang suami yang selalu memegang teguh pendiriannya namun selalu menyayangi dan mendukung keputusan dari istrinya, Nisay sang buah hati yang menjadi motivasi ibunya untuk terus berjuang, Lucky Fat seorang anak buangan yang bahkan tidak diinginkan orang tuanya sendiri, namun selalu memancarkan senyuman yang indah kepada semua orang. Bahkan tokoh yang bisa disebut sebagai antagonis dari novel ini memiliki daya tarikan yang kuat, sehingga meski para pembaca membenci karakter yang satu ini, pembaca tidak akan bisa menepis kenyataan bahwa tokoh ini ditulis dengan keindahannya tersendiri. Tokoh Sang Ly dan penagih sewa merupakan kedua tokoh yang mengalami pengembangan karakter yang sangat signifikan. Interaksi yang dihasilkan dari kedua tokoh ini menjadi sebuah jembatan penghubung antara dunia literasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat-masyarakat yang tidak mengenal sastra dan literasi. Tekad Sang Ly untuk mempelajari baca dan tulis untuk masa depan Nisay perlu diapresiasi. Walaupun banyak rantai masalah yang datang mengekang dirinya untuk menyerah, ia tetap memberanikan dirinya untuk mengambil resiko dan terus maju. Apalagi keberanian yang ia miliki justru menjadi kunci bagi dirinya untuk mengenal dunia sastra dan literasi, sesuatu yang banyak mengubah cara pandangnya dalam melihat dunia yang berwarna hitam putih. Sebuah perjalanan yang mengajarkan dirinya untuk selalu melihat sesuatu dari kedua sisi. Sebuah perjalanan yang mengenalkan dirinya kepada seorang penagih sewa temperamental namun juga seorang guru yang berlian.
Sebuah karya yang baik adalah sebuah karya yang dapat memberikan dan berhasil menyampaikan pesan moral yang terdapat pada karya tersebut kepada para pembacanya. Membaca novel ini dari lembar pertama hingga lembar terakhir dapat membuat para pembaca tersadarkan betapa pentingnya peran literasi dalam suatu kehidupan. Dengan memahami literasi, seseorang dapat mengubah cara pandang dirinya dan orang-orang disekelilingnya dalam melihat kehidupan dari berbagai arah. Melalui kisah Sang Ly dan masyarakat di Stung Meanchey, pembaca dapat mengetahui bahwa harapan selalu hadir kapan dan dimana saja, bahkan di suatu tempat paling terpencil di dunia. Tentu saja meskipun memiliki banyak kelebihan, novel ini juga memiliki banyak kekurangan yang mengiringinya. Akhiran novel yang kurang memuaskan membuat momentum plot yang awalnya bergerak dengan sangat baik menjadi menurun. Novel ini memberikan harapan kepada pembaca bahwa setelah semua konflik yang terjadi selesai maka harapan dari tokoh utama akan satu per satu terwujudkan, seperti harapan bahwa Nisay akan bisa sekolah dan menempuh kehidupan yang lebih baik lagi. Namun, sayangnya hal itu tidak terwujudkan pada novel ini dikarenakan kurangnya penjelasan di akhir cerita.
Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa novel ini merupakan karya yang indah. Plot, karakter, serta pesan moral dari novel ini menunjukkan bahwa karya tersebut memang pantas mendapatkan panghargaan yang telah diraih. Direkomendasikan kepada para pembaca untuk membaca karya-karya lain dari Camron Wright untuk menambah wawasan serta membuka pintu kepada dunia baru. Ingatlah bahwa membaca merupakan salah satu langkah menuju kesuksesan.
0 komentar