book

HARIMAU! HARIMAU!

0
  • book
    Ditulis oleh
    Isabel Wahyuni
  • Dibuat tanggal
    24 Aug 2024
  • Sekolah
    Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semendawai Timur

Novel Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis yakni sebuah karya yang ditulis di penjara Madiun sebagai tanggapan kepada bangsa Indonesia mengenai kepemimpinan abadi Presiden Seokarno. Novel  ini bercerita tentang sekelompok manusia yang bekerja di dalam hutan raya. Mereka biasa memburu rusa ataupun babi dan mengumpulkan damar. Sekelompok manusia itu ada, Pak Haji Rakhmad, Sanip, Talip, Pak Balam, Sutan, Buyung yang dipimpin oleh Wak Katok. Semuanya memiliki keunggulan di bidangnya masing-masing.

         Mereka bertujuh selalu bersama-sama pergi mengumpulkan damar, meskipun mereka sebenarnya tak berkongsi dan masing-masing menerima hasil penjualan yang dikumpulkan sendiri. Mereka saling membantu satu sama lain saat melakukan pekerjaan di dalam hutan. Ketika di hutan, mereka menginap dirumah seorang pria tua yang memiliki banyak istri. Pria tua itu atau kerap di panggil warga desa adalah Wak Hitam yang kini sedang menderita sakit. Wak Hitam dikenal dengan kesaktiannya dan salah satu muridnya adalah Wak Katok. Di saat mereka tengah menginap di rumah Wak Hitam, mereka bertemu dengan Siti Rubiyah. Ia merupakan istri Wak Hitam yang masih sangat muda. Pesona istri muda Wak Hitam membuat mereka bertujuh terpesona dan ingin memilikinya namun, Buyung menghalau perasaan itu. Di sisi salin hati Buyung hanya untuk Zaitun, teman masa kecilnya.

        Kini mereka berjalan masuk hutan untuk mengumpulkan damar lagi. Tiba-tiba, Buyung teringat akan perangkap yang ia buat mau tak mau ia pun kembali keladang Wak Hitam lalu mengambil kancil yang sudah masuk perangkapnya. Saat ia akan kembali menyusul kelompoknya, di jalan Buyung bertemu dengan Siti Rubiyah, istri termuda Wak Hitam di sungai. Di sana ia bercerita tentang betapa menyedihkannya saat hidup bersama Wak Hitam dan Buyung merasa kasian saat mendengarkan cerita tersebut.

       Buyung kembali menyusul teman-temannya ke dalam hutan rimba. Langit masih gelap, matahari belum menunjukkan wajahnya, suara binatang menganggu tidur Buyung dan Wak Katok. Mereka memutuskan untuk menangkap binatang itu. Mereka langsung mempersiapkan diri untuk memburu binatang yang diincar oleh Buyung dan Wak Katok petang tadi.

        Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh mereka sudah sampai di tempat binatang tersebut yaitu rusa. Meraka mulai berpencar bersembunyi disemak belukar. Buyung memfokuskan senapan ke rusa yang ia lihat, tanpa menunggu lama Buyung langsung melesatkan tembakannya mengenai rusa. Saat hendak membawa daging rusa kembali ke tempat peristirahatan, terdengar suara auman yang cukup keras, tegas. Semuanya membeku di tempat raut ketakutan memenuhi wajah. Karena mereka merasa langit sudah menunjukkan gelapnya malam. Mereka memutuskan untuk membangun peristirahatan baru dan membuat api unggun.

      Setelah selesai menyantap hasil buruannya tiba-tiba, Pak Balam merasa sakit perut dan langsung menuju sungai menunaikan hajatnya. Saat itu juga Harimau yang kelaparan keluar dari semak-semak seketika Pak Balam terkejut dan langsung melarikan diri namun, kakinya terpeleset dan membuat dia terjatuh. Harimau itu langsung menerkam betis Pak Balam dan menyeretnya ke dalam hutan. Suara teriakan Pak Balam membuat yang lainnya sadar dan langsung berusaha menyelamatkan Pak Balam dari Harimau kelaparan itu. Saat melihat luka yang di dapat Pak Balam cukup parah, mereka sigap membuat ramuan obat.  Setelah beberapa jam Pak Balam mulai berbicara, dia mengatakan kalau ini sudah takdirnya dan akibat dari perbuatan dosa dimasa lalu. Pak Balam langsung menceritakan dosanya dan dosa Wak Katok saat melawan Belanda zaman dulu. Cerita Pak Balam membuat Wak Katok khawatir dan marah. Ia merasa menyesal telah menyelamatkan Pak Balam seharusnya ia memberikan dia mati dimakan harimau.

         Setelah berdiskusi singkat mereka memutuskan untuk membawa Pak Balam kembali ke kampung untuk menghindari serangan harimau lagi. Saat di perjalanan Talib merasa ingin membuang hajat lalu menuju sungai yang lain hanya menunggu di tempat sambil menghabiskan bekal mereka. Namun, mereka di kagetkan oleh suara teriakan Talib dan suara auman harimau. Usaha mereka tidak main-main hingga membuat harimau itu melepaskan Talib lalu, mereka langsung membawa  Talib yang tak sadarkan diri dan tubuhnya yang berlumuran darah ketempat mereka tadi. Namun, sayangnya Talib telah meninggal. Mereka yang tersisa hanya bisa merenungi dosa-dosa yang mereka buat. Setelah Talib di susul Sutan yang meninggal karena harimau. Tinggal menunggu Pak Balam menghembuskan nafas terakhirnya.

       Buyung merasa bersalah akibat meninggalnya Sutan karena sebelumnya, dia mendengar suara meminta tolong lalu di susul dengan suara auman harimau. Saat ingin mencari tahu namun, Wak Katok menghalanginya. Akibat dari kejadian itu membuat Buyung, Sanip, dan Pak Haji merasa ragu akan kehebatan Wak Katok yang diagung-agungkan. Wak Katok yang peka dengan keraguan mereka langsung menggila dan menyuruh mereka mengakui semua dosa-dosanya lalu, mengusir mereka kedalam hutan yang gelap. Setelah itu, Buyung, Sanip, dan Pak Haji membuat rencana untuk merebut senapan dari Wak Katok.

       Saat berhasil membuat Wak Katok pingsan mereka merasa lega. Namun, Pak Haji tertembak dan meninggal saat itu juga. Keesokan harinya Buyung dan Sanip membawa Wak Ketok ke tempat Sutan diserang. Wak Katok dibuat umpan harimau lalu, saat harimau mendekat Buyung langsung melesatkan tembakannya.

       Mochtar Lubis pengarang ternama ini dilahirkan tanggal 7 Maret 1922 di Padang. Sejak zaman Jepang ia telah aktif dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita  Antara dan memimpin harian Indonesia Raya yang dilarang terbit. Pada waktu pemerintahan rezim Sukarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun dan baru dibebaskan pada tahun 1966. Novel ini mendapat hadiah dari Yayasan Buku Utama tahun 1975.

       Novel ini menjadi salah satu favorit saya karena alur ceritanya membuat saya tertarik akan terus membaca. Namun, ada beberapa kalimat yang hilang dan tanda titik tidak sesuai juga awal kalimat yang semua hurufnya kapital.

Judul Buku HARIMAU! HARIMAU!
Penulis Mochtar Lubis
ISBN 978-979-461-109-8
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2013
Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Jumlah Halaman 214

0 komentar

Buat komentar