book

PENGAKUAN PARIYEM

0
  • book
    Ditulis oleh
    Isabel Wahyuni
  • Dibuat tanggal
    14 Oct 2024
  • Sekolah
    Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semendawai Timur

     Pengakuan Pariyem adalah sebuah karya sastra yang berani dan unik dari penulis Linus Suryadi AG, yang menggambarkan kehidupan seorang wanita Jawa dari sudut pandang yang sangat khas dan jarang diungkapkan dalam dunia sastra Indonesia. Novel ini ditulis dalam bentuk monolog panjang yang membeberkan kehidupan batin seorang perempuan desa sederhana bernama Pariyem. Karya ini menghadirkan kedalaman filosofi Jawa yang kaya dengan penggambaran tokoh Pariyem yang hidup di bawah tatanan adat yang kental, sekaligus menawarkan refleksi sosial yang dalam. Novel ini sangat menarik karena berhasil menghadirkan perspektif yang biasanya terpinggirkan dalam narasi besar masyarakat Jawa dan Indonesia pada umumnya.

     Novel ini menceritakan perjalanan hidup seorang perempuan bernama Pariyem, seorang abdi dalem di keluarga priyayi Jawa yang berasal dari Dukuh Paruk. Ia bekerja di rumah keluarga Raden Ngabehi di Yogyakarta. Dalam novel ini, Pariyem menceritakan segala aspek hidupnya, mulai dari kehidupan sehari-hari sebagai abdi, hubungan dengan keluarganya di desa, hingga hubungan batinnya dengan lingkungan sosial dan adat-istiadat Jawa. Cerita ini disampaikan sepenuhnya dari sudut pandang Pariyem, yang mengungkapkan perasaannya secara jujur dan blak-blakan. Melalui monolognya, pembaca diperkenalkan dengan kehidupan batin seorang perempuan Jawa yang penuh dengan makna-makna filosofis. Di balik kehidupannya yang sederhana, Pariyem menghadirkan pandangan yang dalam tentang kehidupan, cinta, seksualitas, agama, dan tradisi Jawa yang begitu kuat mempengaruhi hidupnya.

       Pariyem tidak hanya menyampaikan tentang tugasnya sebagai abdi dalam keluarga priyayi, tetapi juga tentang hubungan personal dan intim yang ia alami, baik dengan keluarganya maupun dengan majikannya. Ia merasa terikat dengan nilai-nilai budaya Jawa yang menuntut kesederhanaan, kerendahan hati, dan ketaatan, namun dalam batinnya, ia menyimpan gejolak emosi yang rumit dan kompleks. Pariyem menggambarkan bagaimana kehidupan batinnya dibentuk oleh keinginan untuk mematuhi adat dan budaya, tetapi di sisi lain ia juga memiliki kebutuhan dan keinginan pribadi yang sering kali harus ia pendam.

      Kehidupan Pariyem juga menyentuh masalah seksualitas yang jarang dibicarakan secara terbuka dalam budaya Jawa. Ia tidak malu berbicara tentang hubungan fisik yang ia alami, meskipun disampaikan dengan bahasa yang puitis dan filosofis. Ini merupakan salah satu aspek yang membuat novel ini berbeda dari kebanyakan karya sastra lainnya di masanya. Seksualitas dalam novel ini bukanlah sesuatu yang vulgar, tetapi lebih sebagai bagian integral dari kehidupan manusia yang dihadirkan secara wajar dan alamiah.

       Selain itu, novel ini juga membahas tentang perbedaan kelas sosial antara kaum priyayi dan rakyat jelata. Pariyem sebagai seorang abdi dalem harus hidup dalam dunia yang penuh dengan aturan-aturan sosial yang mengekangnya. Namun, ia tidak merasa terkekang secara spiritual, karena ia menerima perannya dalam kehidupan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran akan nilai-nilai Jawa seperti kesederhanaan dan kesabaran. Di sisi lain, Linus juga memberikan ruang bagi pembaca untuk merenungkan kritik sosial yang halus tentang struktur kelas dan posisi perempuan di dalam masyarakat Jawa. Meskipun Pariyem menerima nasibnya, Linus berhasil menggambarkan bahwa ada ketidakadilan dalam cara perempuan diperlakukan dalam masyarakat tersebut. Pariyem, meskipun hidup dalam keterbatasan, tetap memiliki suara yang kuat dalam monolognya, menunjukkan bahwa di balik kesederhanaan dan kepatuhan, ada jiwa yang mendalam dan penuh perasaan.

     Dalam novel ini pembaca diajak masuk ke dalam pikiran dan perasaan Pariyem, yang membuatnya merasa dekat dan memahami kehidupan batin yang kompleks di balik karakter yang tampaknya sederhana. Struktur novel yang berkelanjutan tanpa dialog dengan karakter lain menuntut pembaca untuk menyelami setiap kata yang diucapkan oleh Pariyem. Ini membuat novel ini terasa sangat reflektif dan filosofis. Linus berhasil menciptakan sebuah alur cerita yang, meskipun tampaknya tidak memiliki konflik besar atau drama yang intens, tetap bisa menggugah emosi pembaca karena kedalaman pemikiran yang dihadirkan oleh Pariyem.

      Keberanian Linus Suryadi AG untuk menghadirkan suara seorang perempuan desa dalam sebuah karya sastra yang mendalam dan reflektif. Melalui tokoh Pariyem, Linus berhasil menyampaikan filosofi hidup Jawa dengan cara yang sangat humanis dan intim.  Novel ini juga mengajarkan pembaca tentang pentingnya menerima takdir dan kehidupan dengan ikhlas, serta bagaimana kehidupan sederhana. Linus juga berhasil menggambarkan perbedaan kelas sosial dalam masyarakat Jawa dengan cara yang halus dan efektif. Namun, alur cerita yang cenderung lambat dan minim konflik besar. Pengakuan Pariyem mungkin terasa monoton. Monolog panjang tanpa interaksi langsung dengan karakter lain juga bisa menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian pembaca.

    Novel ini adalah sebuah karya sastra yang unik dan berani. Linus Suryadi AG berhasil menghadirkan sebuah karya yang tidak hanya bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Tetapi,  tentang panda hidup dan struktur sosial dalam masyarakat Jawa. Bagi pembaca yang ingin mendalami filosofi hidup Jawa atau memahami kehidupan perempuan desa dari sudut pandang yang jarang diangkat dalam sastra Indonesia, Pengakuan Pariyem adalah karya yang patut dibaca.

Judul Buku PENGAKUAN PARIYEM
Penulis LINUS SURYADI AG
ISBN SCOOPG10949
Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2013
Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia
Jumlah Halaman 332

0 komentar

Buat komentar