
SENYUM KARYAMIN
-
Ditulis olehIsabel Wahyuni
-
Dibuat tanggal
20 Aug 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semendawai Timur
Buku ini merupakan kumpulan cerpen karya Ahmad Tohari yang berisi 13 cerita yang berbeda-beda. Cerpen ini menceritakan bagaimana kehidupan yang di jalani oleh masyarakat desa atau wong cilik. Banyak kata yang menyiratkan keyakinan agama Islam karena Ahmad Tohari sendiri merupakan tokoh agama sekaligus memiliki pesantren.
Kebanyakan cerita dalam kumpulan cerita pendek Ahmad Tohari sangat merujuk pada kehidupan yang memang sudah terbukti ada dan masih dipercaya oleh beberapa masyarakat sekitar. Gaya bahasa yang digunakan lugas, jernih, tetapi juga sederhana dan juga kuatnya gaya bahasa metafora dan ironi. Kata demi kata memiliki arti mendalam tentang kehidupan bagi saya maupun pembaca lainnya. Banyak kata ataupun kalimat yang membuat saya kagum terhadap karya Ahmad Tohari. Ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari pembacaan cerita pendek ini.
Contohnya dalam cerpen yang berjudul Si Minem Beranak Bayi. Makna yang saya ambil “untuk tidak terburu-buru dalam menjalin hubungan yang lebih kuat yaitu menikah usia muda” akibat dari perbuatan tersebut banyak tanggung jawab yang harus ditanggung oleh kedua pengantin muda dan bisa juga mengakibatkan hamil diusia muda. Pada cerpen yang kedua Pengemis Dan Shalawat Badar, juga membuat saya kagum akan makna dan isi ceritanya. Cerita ini menceritakan pengalaman tokoh Aku saat bus yang ia tumpangi berhenti di terminal Cirebon. Jenis-jenis manusia tampak di sana, sifat-sifat manusia pun tampak. Saat ia tengah menunggu busnya untuk melanjutkan perjalannya. Ia melihat seorang pengemis masuk lalu bershalawat badar, suaranya membuat para penumpang merasa hangat dan nyaman. Saat tengah menikmati lantunan shalawat badar dari pengemis itu tiba-tiba bus mengalami kecelakaan dan yang selamat hanya pemgemis itu.
Judul ketiga yang membuat saya tertarik dan merasa lucu itu berjudul Blokeng. Ceritanya tentang Blokeng yang mengandung entah siapa Ayahnya. Lalu, warga kampung berbisik-bisik tentang Ayah dari anak tersebut. Ketika bayi itu lahir warga kampung memulai keblingsatan dan mencurigai para pemuda. Lucunya ketika Lurah Hadining ingin meredakan keblingsatan warga kampung. Dengan menggunakan cara Lurah itu mengakui kalau dia yang akan jadi ayah bayi Blokeng. Kecurigaan warga pun mulai sirna namun, Blokeng tidak setuju katanya “yang datang kemari malam-malam itu tidak berkepala botak. Bukan orang ini.” Keesokan harinya, para pemuda desa membotakan rambutnya karena tidak ingin dianggap yang menghamili Blokeng.
Kumpulan cerita pendek karya Ahmad Tohari ini yang berisi 13 judul yang ditulis antara tahun 1976 dan 1986. Ke 13 judulnya yaitu, (Senyum Karyamin), (Jasa-jasa buat Sanwirya), (Si Minem Beranak Bayi), (Surabanglus), (Tinggal Matanya Berkedip-kedip), (Ah, Jakarta), (Blokeng), (Syukuran Sutabawor), (Rumah yang terang), (Kenthus), (Orang-Orang Sebrang Kali), (Wangon Jatilawang), dan (Pengemis dan Shalawat Badar). Ahmad Tohari adalah sastrawan Indonesia. Dalam karier kepengarangannya, Ahmad Tohari telah berkarya dengan beberapa novel dan kumpulan cerita pendeknya. Beberapa karyanya antara lain Ronggeng Dukuh Paruk, yang telah terbit dalam edisi bahasa Jepang, Jerman, Belanda, dan Inggris.
Beberapa judul cerita Ahmad Tohari telah mendapat penghargaan atas karya tulisnya. Salah satunya yang berjudul jasa-jasa buat Sanwirya mendapatkan Hadiah Hiburan Sayembara Kincir Emas (1975) yang diselenggarakan Radio Nederland Wereldomroep. Novelnya Kubah (1980) memenangkan hadiah Yayasan Buku Utama 1980.
Ronggeng Dukuh Paruk (1982) yang sudah di filmkan, Lintang Kemukus Dini Hari (1985), Jentera Bianglala (1986) meraih hadiah Yayasan Buku Utama tahun 1986 dan banyak lagi. Pada tahun 1995 Ahmad Tohari menerima hadiah Sastra Asean, SEA Write Award dan sekitar tahun 2007 Ahmad Tohari menerima hadiah Sastra Rancage. Tahun 1990 Ahmad Tohari mengikuti International Writing Programme di Lowa City, Amerika Serikat, dan memperoleh penghargaan The Fellow of the University of Lowa.
Ada beberapa judul yang kurang bisa dipahami oleh saya. Penulisannya sangat berbelit-belit sangat susah untuk dipahami alur ceritanya. Lalu, ada beberapa dialog yang kurang jelas penjelasannya.
0 komentar