
Anak-Anak Cahaya
-
Ditulis olehMUHAMMAD ISA DAUD
-
Dibuat tanggal
08 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Insan Cendekia Boarding School Payakumbuh
RESENSI ANAK-ANAK CAHAYA KARYA MUHAMMAD ISA DAUD
Judul : Anak-Anak Cahaya
Pengarang : Ramaditya Adikara
Tahun Terbit : 2022
Jumlah Halaman : 290
Anak-Anak Cahaya merupakan sebuah novel autobiografi yang memiiki ketebalan 290 halaman yang ditulis oleh Ramaditya Adikara, atau biasa dipanggil dengan Rama. Novel ini mengambil 2 sudut pandang karakter, yaitu Pak Mantap di tahun 2088 dan Rama sendiri di tahun 1988. Pria kelahiran tahun 1981 merupakan seorang penyandang tunanetra yang sekarang bekerja sebagai jurnalis teknologi. Selain itu, putra dari bapak Rahadi dan ibu Emmy ini juga berhasil mendirikan blog tunanetra pertama di Indonesia. Beberapa karya beliau antara lain Blind Power: Berdamai dengan Kegelapan (2008) dan Mata Kedua (2013).
Novel Anak-Anak Cahaya bercerita tentang kisah hidup asli dari sang penulis itu sendiri, Rama. Menceritakan tentang Rama kecil yang merupakan penyandang tunanetra, yang dimana ia harus menjalani pahitnya hidup dengan cemooh lingkungan sekitar terhadap kekurangan dirinya. Akhirnya, orang tuanya memutuskan untuk pindah rumah ke sebuah kompleks perumahan bernama kompleks Jatiwaringin Asri. Saat itu, anak pertama dari 2 bersaudara ini masih berusia 7 tahun.
Pada awalnya, Rama berpendapat bahwa tidak akan ada anak-anak yang mau berteman dengan anak penyandang disabilitas seperti dirinya. Namun, dugaannya tersebut salah karena pada akhirnya, dia bertemu dengan anak-anak yang ternyata mau berteman dan bermain dengannya, seperti Tika, Agam, Deddy, Suyud, dan Ryan. Dengan temannya inilah Rama pun akhirnya bisa merasakan hangatnya persahabatan yang selalu ada disaat dia butuh pertolongan. Namun, seiring berjalannya waktu, muncullah berbagai masalah yang datang menghampirinya. Mulai dari keinginannya untuk bersekolah, gangguan dari anak-anak yang tidak senang dengannya, bahkan terhadap sebuah berita bohong atau fitnah yang menimpanya.
Buku ini memiliki 26 bab, dengan setiap babnya memiliki kurang lebih 5-10 halaman. Dari segi penulisan, diksi atau kata-kata yang digunakan di dalam buku ini memiliki bahasa-bahasa sederhana, sehingga kalimat-kalimat di novel ini juga mudah dipahami oleh berbagai khalayak. Buku ini mengandung tema persahabatan masa kecil yang diperlukan anak-anak dalam perkembangan kemampuan sosialisasi, kekeluargaan tentang bagaimana keluarga itu penting bagi pertumbuhan pribadi anak terlebih anak yang membutuhkan perhatian khusus dan kerja keras serta kesabaran dalam menjalani hidup.
Karakter yang terdapat di novel ini juga mudah untuk dibedakan antara protagonis dan antagonisnya. Karakter protagonis di buku ini ditampilkan memiliki watak yang positif, seperti karakter Rama yang pantang menyerah, Agam yang tegas dalam membela keadilan, dan Tika yang peduli dengan sesama. Sedangkan karakter antagonis cenderung memiliki watak buruk, seperti karakter Tintus yang selalu mengganggu anak lain dan karakter Chika yang sombong dan arogan. Poin yang dititikberatkan novel ini adalah poin tentang apa itu kesabaran, persahabatan dan pantang menyerah, yang dimana dengan beberapa "mantra" ini, makasih seseorang akan menjadi pribadi yang "berkualitas" dan berpemahaman baik.
Kelebihan yang dimiliki buku Anak-Anak Cahaya adalah dari segi pembahasaan, bahasanya mudah untuk dipahami berbagai khalayak, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Sehingga novel ini cocok untuk dibaca oleh semua kalangan. Selain itu, buku ini juga kaya akan nilai-nilai inspiratif positif yang sangat diperlukan oleh siapapun, sehingga menjadikannya salah satu novel yang direkomendasikan untuk dibaca siapapun.
Namun, tak ubahnya dengan buku lain, novel ini pastinya juga memiliki kekurangannya tersendiri. Salah satu kekurangan dari novel ini adalah dari segi cerita, alur dari novel Anak-Anak Cahaya ini memiliki alur cerita yang kurang dengan komplikasi yang kompleks, sehingga mungkin sebagian besar pembaca (terlebih orang dewasa) bisa menebak apa kelanjutan dari cerita tersebut. Selain itu juga, permasalahan yang ada di dalam cerita seolah-olah sudah biasa terjadi di lingkungan masyarakat. Namun, hal tersebut bisa dimaklumi lantaran novel ini merupakan novel autobiografi atau merupakan pengalaman hidup sang penulis, bukan novel fiksi karangan yang tidak nyata.
Secara keseluruhan, novel Anak-Anak Cahaya ini sangat direkomendasikan kepada berbagai pihak, mengesampingkan kekurangan yang terdapat di dalam buku ini, dengan harapan nilai-nilai positif yang tertanam di novel ini dapat diimplementasikan kepada para pembacanya. Dan juga, diharapkan nilai-nilai positif yang terdapat di novel ini dapat menginspirasi para pembacanya.
0 komentar