"Layangan Putus" adalah sebuah novel yang ditulis oleh Mommy ASF pada tahun 2020 dan kemudian diadaptasi menjadi film pada tahun berikutnya. Novel ini menghadirkan latar waktu yang berganti-ganti antara masa lalu dan masa kini, menggambarkan perjalanan emosional dari pasangan Kinanti dan Aris.

Kinanti adalah seorang gadis yang merantau ke kota besar dengan cita-cita menjadi dokter hewan. Di tengah perjalanan meraih impian, dia bertemu Aris, seorang pria tangguh, mandiri, dan agak keras kepala. Seiring berjalannya waktu, kedekatan mereka berkembang menjadi cinta. Aris pun menyadari perasaannya dan akhirnya memutuskan untuk meminang Kinanti. Namun, sebelum menerima pinangan tersebut, Kinanti mengajukan tiga syarat: pertama, Aris harus memperlakukan orangtuanya seperti orangtua sendiri; kedua, Kinanti berhak bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya; dan ketiga, Aris tidak boleh menikah lagi selama Kinanti masih bisa memberikan keturunan. Syarat-syarat ini disetujui oleh pihak keluarga Aris, dan mereka akhirnya menikah.

Selama masa pernikahan, Kinanti dan Aris membangun keluarga dengan penuh usaha. Mereka dikaruniai empat anak dan berusaha sebaik mungkin dalam merawat dan membesarkan buah hati mereka. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, mereka terus berjuang bersama, termasuk dalam hal liburan dan memecahkan berbagai masalah yang datang. Namun, kehidupan mereka mulai berubah ketika Aris mulai menunjukkan ketertarikan yang lebih mendalam pada agama, dan Kinanti mencoba mengikuti langkah suaminya dengan belajar agama agar dapat mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada anak-anak mereka.

Tahun demi tahun berlalu, dan kedamaian yang mereka ciptakan mulai goyang. Aris tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Kinanti akhirnya mengetahui bahwa Aris telah menikah lagi dengan wanita lain tanpa persetujuan darinya. Lebih menyakitkan lagi, Aris melanggar semua syarat yang telah disepakati sebelumnya, dan dia bahkan berlibur dengan istri barunya ke Cappadocia, sebuah tempat yang sangat diidamkan oleh Kinanti. Hati Kinanti hancur melihat kenyataan pahit ini, dan rumah tangga mereka yang dulu harmonis mulai retak.

Konflik demi konflik muncul antara Kinanti dan Aris. Ketegangan memuncak hingga Aris menjatuhkan talak satu kepada Kinanti. Namun, beberapa hari kemudian, Aris meminta rujuk. Kinanti, meskipun terluka, berusaha sabar menghadapi perilaku Aris yang semakin menjadi-jadi. Aris tampaknya lebih mementingkan istri barunya daripada Kinanti, yang telah bersamanya selama bertahun-tahun. Kesabaran Kinanti akhirnya mencapai batasnya, dan dia memutuskan untuk memilih hidup terpisah dari Aris.

Setelah keputusan untuk berpisah, Kinanti memulai kembali karir yang sempat tertunda selama masa pernikahannya dengan Aris, yaitu menjadi dokter hewan, sambil tetap menyeimbangkan kehidupannya sebagai ibu dari empat anak mereka.

Meskipun mereka sudah terpisah, Kinanti berusaha menjaga komunikasi yang baik dengan Aris demi kepentingan anak-anak mereka. Komunikasi ini sangat penting agar mereka dapat bersama-sama memastikan kebutuhan dan kesejahteraan anak-anak tetap terjaga dengan baik. Kinanti tetap mengupayakan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk berkoordinasi dengan Aris dalam hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan mereka.

Di sisi lain, Aris juga tetap memenuhi tanggung jawabnya sebagai ayah. Ia secara rutin membayar uang sekolah dan kebutuhan lain yang diperlukan oleh anak-anak mereka. Selain itu, Aris kadang-kadang mengajak anak-anaknya berlibur, memberikan mereka kesempatan untuk menikmati waktu berkualitas bersama ayah mereka. Meskipun hubungan mereka telah berakhir, Aris berusaha untuk tetap terlibat dalam kehidupan anak-anaknya dan memberikan dukungan yang diperlukan.

Dengan cara ini, baik Kinanti maupun Aris berusaha untuk memastikan bahwa anak-anak mereka tetap merasa dicintai dan diperhatikan, meskipun mereka tidak lagi hidup bersama sebagai pasangan suami istri.

Novel "Layangan Putus" merupakan karya yang sangat menguras emosi para pembacanya. Melalui karakter Kinanti yang sabar dan Aris yang keras kepala, serta alur cerita yang bergerak maju mundur, pembaca diajak untuk berpikir keras dan merasakan setiap dinamika hubungan mereka. Namun, kekurangan dari novel ini terletak pada akhir ceritanya yang tergantung, meninggalkan pembaca dengan berbagai pertanyaan dan rasa penasaran yang belum terjawab.