Hidup adalah bagaimana menyikapi dan menghadapi masalah. Dengan berbagai masalah yang timbul, konon akan membuat seseorang matang dalam berpikir. Akan tetapi bagi seorang remaja biasa seperti Maul, apakah semudah itu menjalaninya ? 

Cerita karya Umi Kulsum yang berjudul "Begitu Saja Kok Repot!" menceritakan kisah Maul seorang siswa SMK Negeri yang awalnya tidak tertarik akhirnya memutuskan untuk mengikuti pemilihan Ketua OSIS di sekolahnya. Ia menginginkan jabatan Ketua OSIS agar dapat diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi. Maul berhadapan dengan dua rival yang juga punya alasan sama. Ketiga calon ini mendapat tantangan untuk berkampanye melalui media sosial. Maul yang didukung tim sukses berisikan sahabat-sahabat dekatnya yang ahli di bidang masing-masing mulai optimis memperoleh banyak pemilih.

Persoalan mulai muncul ketika komentar bernada kebencian dan informasi palsu menanggapi unggahan mereka. Para pendukung masing-masing calon terpancing emosi menyebabkan terjadinya tawuran. Tawuran mengatasnamakan Maul sebagai inisiatornya. Keadaan menjadi lebih parah dengan terjebaknya dua anggota tim sukses Maul dalam masalah cukup rumit yang akhirnya menjatuhkan kredibilitas Maul.

Maul menjadi demotivasi, merasa sebagai penyebab perpecahan siswa satu sekolah. Namun apa yang sudah dimulai, harus diakhiri agar tak bertambah runyam. Maul akhirnya bertindak untuk menetralisir suasana. Satu persatu masalah berusaha diselesaikan walaupun tidak mudah dan belum tentu berhasil sesuai keinginannya.

Cerita karya Umi Kulsum ini terdiri dari 22 bagian diakhiri dengan epilog. Narasi menggunakan bahasa yang mudah dipahami sesekali diselingi celotehan dan dialek khas daerah Jombang menjadi latar belakang tempat dan suasana dalam cerita ini. Alur yang digunakan campuran diawali dengan alur mundur menceritakan kisah lalu tokoh cerita yang dilanjutkan dengan alur maju mengenai penyelesaian setiap klimaks permasalahan. Sudut pandang orang ketiga membuat pembaca terlarut dalam kisah para tokoh cerita yang mengandung banyak amanat.

Penulis mampu menggambarkan perasaan masing-masing tokoh cerita dengan baik. Bagaimana kawanan siswa SMK bersemangat dalam meraih impiannya, mendukung idolanya dengan kefanatikan berlebihan, emosi yang meletup-letup khas remaja ABG hingga ketakutan yang dirasakan ketika tidak dapat jujur menyampaikan kebenaran meskipun itu berarti mendatangkan masalah baru bagi dirinya.

Cerita ini cocok dibaca remaja hingga dewasa. Membuka wawasan dan pandangan dalam menyikapi semua permasalahan hidup baik di bangku sekolah ataupun keluarga. Ketika hidup tidak sesuai harapan, maka syukuri dan jalani takdir dengan kelapangan jiwa. Seperti sikap seorang inspirator kondang asal Jombang, Gus Dur. Begitu saja kok repot !