Novel  Antares mengisahkan kehidupan Antares Sebastian Aldebaran, seorang ketua geng motor terkenal bernama Calderioz. Antares, atau Ares, adalah sosok pemimpin yang dingin, tegas, dan jarang memperlihatkan sisi emosionalnya. Kehidupan Antares yang penuh dengan gengsi dan kekuatan tiba-tiba terguncang ketika ia bertemu dengan Zeanne Queensha Bratadikara, seorang gadis baru di sekolah yang tampaknya tidak terkesan dengan reputasi Antares. Dalam perjalanan cerita, pembaca akan diajak menyelami konflik batin yang dialami oleh kedua karakter utama serta dinamika hubungan yang berkembang antara mereka.

     Cerita dimulai dengan memperkenalkan Antares yang hidup dalam dunia geng motor. Di sekolah, ia dianggap sebagai sosok yang sangat populer dan ditakuti. Ares tidak peduli dengan pendapat orang lain sampai Zeanne muncul sebagai siswa pindahan baru. Gadis ini memiliki sikap yang berbeda dia tidak takut atau terpesona oleh Ares seperti yang lain, malah menunjukkan sikap acuh. Hal ini menarik perhatian Ares dan memicu interaksi awal yang cukup tegang antara mereka. Di sisi lain, Zeanne terlihat menyimpan rahasia besar yang berhubungan dengan masa lalunya.

    Ketika Ares mencoba lebih dekat dengan Zeanne, namun dia selalu menjaga jarak. Zeanne tampaknya menyimpan rahasia besar, yang kemudian menjadi pusat dari konflik cerita. Hubungan mereka diawali dengan banyak pertengkaran kecil karena perbedaan karakter dan sikap. Sementara itu, di balik layar, konflik internal dalam geng Calderioz mulai memanas. Persaingan dengan geng lain semakin memperumit hidup Ares. Di tengah semua ini, Zeanne mulai menjalin pertemanan dengan beberapa anggota geng lain, yang membuat Ares merasa cemburu dan terancam.

     Meski awalnya berselisih, lambat laun Ares dan Zeanne mulai membuka diri satu sama lain. Mereka menjadi semakin dekat ketika Zeanne tanpa sengaja terlibat dalam masalah geng motor yang membahayakan. Antares, dengan sisi pelindungnya, merasa bertanggung jawab untuk menjaga Zeanne tetap aman. Dalam proses ini, mereka menghabiskan waktu bersama, baik di luar sekolah maupun saat menghadapi berbagai masalah yang dihadapi. Pada titik ini, Ares mulai memperlihatkan sisi lembutnya yang jarang terlihat oleh orang lain. Zeanne pun mulai membuka rahasianya tentang masa lalunya yang kelam, termasuk masalah keluarganya yang juga rumit.

    Konflik besar memuncak ketika Zeanne diculik oleh rival geng Calderioz, membuat Ares menghadapi pilihan sulit. Pertarungan antar geng tidak terhindarkan, dan Ares harus menggunakan segala daya upaya untuk menyelamatkan Zeanne. Dalam proses penyelamatan ini, mereka berdua menghadapi bahaya yang sangat serius, termasuk ancaman terhadap nyawa mereka. Pertarungan ini juga menuntut Ares untuk menghadapi kenyataan tentang dirinya sendiri dan apa yang sebenarnya dia inginkan dari hidupnya. Setelah melalui berbagai konflik fisik dan emosional, Zeanne dan Ares akhirnya mengakui perasaan mereka satu sama lain. Keduanya belajar untuk saling mempercayai, meskipun masa lalu dan kehidupan mereka penuh dengan masalah. Ares, meski tetap menjadi pemimpin geng, mulai mempertimbangkan kembali gaya hidupnya karena pengaruh Zeanne.

      Novel berakhir dengan hubungan mereka yang lebih matang dan dewasa, meskipun tantangan dalam dunia geng motor masih membayangi kehidupan mereka. Mereka akhirnya berkomitmen untuk menjalani hidup yang lebih baik, dengan harapan masa depan yang cerah. Karakter Antares dan Zeanne memiliki dinamika yang menarik. Antares adalah gambaran cowok ‘bad boy’ yang memiliki sisi rapuh, sedangkan Zeanne adalah karakter perempuan yang mandiri dan tidak mudah menyerah. Perkembangan karakter mereka terasa alami, mencerminkan proses belajar dan pertumbuhan yang dialami oleh remaja.

     Kehidupan geng motor dan cinta remaja disajikan dengan penuh konflik dan ketegangan, terutama dengan adanya ancaman dari rival dan bahaya yang selalu mengintai. Pembaca akan merasa terlibat dalam ketegangan yang ada, terutama pada momen-momen kritis. Rweinda  berhasil membuat novel ini mudah dinikmati oleh pembaca remaja dengan penggunaan bahasa yang ringan dan dialog yang realistis. Selain itu, deskripsi yang detail tentang emosi dan situasi membuat pembaca mudah terhubung dengan karakter.

     Konflik cinta yang berawal dari pertengkaran dan kebencian sering kali terasa klise dan dapat diprediksi, meskipun tetap menarik bagi pembaca yang menyukai formula ini. Ada kalanya, beberapa elemen cerita terasa familiar dan tidak memberikan kejutan yang signifikan. Bagi sebagian pembaca, kehidupan geng motor yang digambarkan mungkin terasa terlalu dramatis dan tidak terlalu realistis. Meskipun demikian, hal ini bisa dimaklumi dalam konteks genre yang diambil.