
The God and the Gumiho
-
Ditulis olehAmirah Rosida Fawwas
-
Dibuat tanggal
27 Jun 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Malang
The God and the Gumiho merupakan novel karya salah satu penulis asal Amerika yang bernama Sophie Kim. Novel ini terbit di bawah naungan penerbit Inggris, Hodder & Stoughton. The God and the Gumiho baru saja terbit pada tanggal 4 Juni 2024. Namun, sebelum itu sudah ada pembaca yang dapat mengakses novel ini karena terpilih untuk mendapatkan Advanced Reader Copy, dimana beberapa orang yang beruntung akan mendapatkan akses terlebih dahulu untuk membaca suatu karya dan harus memberi umpan balik berupa resensi jujur mengenai karya tersebut. Buku ini memiliki genre fantasi dan misteri yang berlatar di Korea, serta memiliki ketebalan 412 halaman.
The God and the Gumiho merupakan buku pertama dari serial Fate's Thread. Novel ini merupakan novel kedua Sophie Kim. Sebelumnya ia telah menulis Last of the Talons—serial Talons yang pertama—pada 27 September 2022. Buku-buku yang ditulis oleh Sophie Kim sebagian besar bertemakan fantasi dan misteri.
Kim Hani telah berhenti memakan jiwa manusia. Ia sudah terlalu kenyang. Kim Hani yang pernah terkenal jahatnya sebagai Rubah Scarlet, kini menghabiskan harinya untuk bekerja di kedai kopi dan menganggu Sang Dewa Penipu yang menyebalkan namun, juga tampan sesering mungkin. Dewa itu adalah Seokga the Fallen. Diasingkan dari kerajaan akhirat Okhwang, ia tinggal di dunia manusia dengan enggan untuk menebus kesalahannya, serta ia juga sengsara karena interaksi dengan gumiho menyebalkan yang bekerja di kafe kesukaannya. Namun, ketika iblis yang amat kuat terlepas dari neraka dan mengancam untuk mengakhiri kehidupan, kaisar Okhwang memberikan tawaran yang menggiurkan pada Seokga; Bunuh sang iblis mematikan, juga dengan Rubah Scarlet1 yang telah melegenda, dan Seokga akan diizinkan kembali ke Okhwang serta statusnya sebagai dewa diberikan kembali. Hani tentu saja tak ingin ditangkap. Seokga mungkin saja adalah Dewa Penipu namun, Hani memiliki tipuannya sendiri yang terduga; bekerja sama dengan Seokga.
Dengan menjadi asisten Seokga, Hani akan menyabotase investigasi Seokga. Tentu, Hani akan membantunya melawan sang iblis namun, Hani tak akan membiarkannya mengetahui identitas aslinya. Sebagai partner yang melacak kasus kejahatan iblis, sang dewa dan sang gumiho secara tak sadar selalu terikat antar satu sama lain. Akankah mereka bertahan bersama untuk mencegah kehancuran, atau akankah mereka membiarkan rahasia mereka mengacaukan segalanya?
Salah satu hal yang menarik dari novel The God and the Gumiho adalah sampul buku yang begitu indah dan eye-catching. Hal tersebut sudah menjadi poin tambahan bagi novel ini. Kemudian terdapat pula hal yang bisa menjadi kelebihan sekaligus kekurangan yakni, adanya istilah-istilah dalam bahasa Korea namun, ditulis dalam bentuk romanisasi. Jika pembacanya adalah orang yang menyukai drama Korea, tentunya hal ini akan membuat novel menjadi semakin menarik. Namun, jika pembacanya belum pernah istiilah-istilah dalam bahasa Korea, hal ini akan menyulitkan mereka sebab tidak ada catatan kaki untuk menjelaskan apa arti dari istilah-istilah tadi. Pembaca harus mencari tahu artinya sendiri, dan hal ini kurang efektif. The God and the Gumiho ditulis dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga. Tetapi, pada setiap bagian akan berfokus pada Hani dan Seokga secara bergantian (dual point of view).
Akan tetapi, secara keseluruhan, alur dari The God and the Gumiho cukup seru dan sesuai dengan apa yang dikatakan penulis, rasanya seperti menonton drama Korea saat membaca novel ini. Petualangan untuk mencari iblis dan menghancurkan yang menegangkan, interaksi antara Hani dan Seokga yang menggemaskan, serta beberapa bagian yang cukup emosional. Sayangnya, terdapat satu adegan yang kurang cocok dengan situasi yang terjadi dan kemungkinan membuat beberapa pembaca merasa kurang nyaman. Untuk bagian akhir sendiri, The God and the Gumiho memiliki akhir yang terbuka (open-ending) yang kurang disukai oleh beberapa pembaca. The God and the Gumiho cocok untuk dibaca oleh mulai dari kalangan remaja akhir (umur 16 atau 17) dan dewasa. Karena isi buku cukup berat, anak-anak yang berusia di bawah 116 tahun tidak disarankan untuk membaca novel ini. The God and the Gumiho bisa dibaca dengan pembelian buku fisik di toko buku impor atau membaca versi digitalnya dengan meminjam di perpustakaan digital luar negeri. Terdapat pula versi audiobook untuk orang-orang yang lebih suka mendengarkan buku. Pada audiobook terdapat dua narator; pria dan wanita untuk membacakan sudut pandang Hani dan Seokga.
0 komentar