Shatter Me merupakan buku pertama dalam serial Shatter Me. Novel ini adalah karya debut pertama dari Tahereh Mafi. Shatter Me terbit pertama kali pada 15 November 2011 dan telah dicetak ulang beberapa kali, serta diterjemahkan ke berbagai bahasa dengan bahasa Indonesia menjadi salah satunya. Versi terjemahan bahasa Indonesia berada di bawah naungan Mizan Fantasi. Sedangkan, versi original bahasa Inggris berada di bawa penerbit HarperCollins Publisher. Novel ini memiliki ketebalan 352 halaman.

Tahereh Mafi merupakan seorang penulis Muslim berdarah Iran-Amerika. Shatter Me sendiri telah memenangkan beberapa penghargaan, salah satunya adalah Arab American Book Award. Total dari serial Shatter Me adalah sembilan buku dengan enam buku utama dan 3 buku pendek (novella) yang berisi sudut pandang karakter lain. Selain serial Shatter Me, Tahereh Mafi juga menulis serial lain yang memiliki judul This Woven Kingdom.

Sinopsis:

Aku punya kutukan.

Aku punya kelebihan.

Aku adalah monster.

Aku manusia yang unik.

Sentuhanku mematikan.

Sentuhanku adalah kekuatan.

Aku senjata mereka.

Aku akan melawan.

Juliette belum menyentuh selama sejak 264 hari.

Terakhir kali ia melakukannya, itu adalah sebuah kecelakaan namun, The Reestablisment mengurungnya dengan dugaan pembunuhan. Tidak ada yang tahu mengapa sentuhan Juliette mematikan. Selama dia tidak menyakiti siapapun, tidak ada yang peduli. Dunia yang hancur berkeping-keping tidak peduli dengan gadis 17 tahun. Wabah menghabiskan populasi, makanan sulit dicari, tidak ada burung yang terbang, dan warna awan tidak benar. 

The Reestablisment berkata bahwa mereka akan memperbaiki masalah karena itu, mereka mengurung Juliette di dalam sel. Sekarang, banyak orang yang mati, orang yang bertahan berbisik tentang perang—The Reestablishment berubah pikiran. Mungkin, Juliette lebih dari sekadar jiwa tersiksa yang terperangkan dalam raga mematikan. Mungkin, dia yang paling dibutuhkan mereka saat ini.

Juliette harus membuat keputusan: Menjadi senjata. Atau menjadi petarung.

Analisis & Evaluasi:

Bahasa Inggris yang digunakan oleh Tahereh Mafi mudah dipahami. Alur menarik, unik, cukup ringan dan juga dikemas dengan gaya penulisan yang baik. Namun, sangat disayangkan, karakter utama, Juliette Ferrars, memiliki sifat yang kadang menyebalkan bagi pembaca. Misalnya saja, dalam kondisi dunia yang kacau dan yang seharusnya berjuang, Juliette malah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berduaan dengan kekasihnya, Adam Kent. Selain mereka berdua, karakter Aaron Warner juga memiliki sifat yang kurang. Terlalu memaksa Juliette untuk bergabung di sisinya. Untungnya, cerita ini bisa dikatakan diselamatkan oleh Kenji Kishimoto. Dengan kepribadian Kenji yang ceria dan terkadang jahil namun, juga serius sesuai keadaan, dia membawa keseruan ke dalam alur Shatter Me. Dia juga membantu Juliette dengan mempertemukannya dengan orang-orang yang memiliki kekuatan spesial seperti dirinya. Dengan begitu, Juliette yang awalnya meragukan dirinya dan merasa tidak percaya diri, dia menjadi lebih menerima kekuatan yang dimilikinya. Sayangnya, akhir dari novel ini agak mengecewakan karena sangat menggantung. Keseluruhan cerita dari novel ini juga belum masuk ke konflik. Menjadi buku pertama, Shatter Me hanyalah orientasi dari serialnya.

Secara keseluruhan, Shatter Me merupakan novel yang menarik. Latar distopia yang digambarkan begitu detail dan cukup realistis. Bumi yang hancur akibat ulah manusia dapat terjadi kapan saja mengingat kondisi lingkungan sekitar kita saat ini. Beberapa hal dari novel ini pun telah terjadi di masa kini seperti perang, kelaparan, korupsi, dan juga kerusakan lingkungan. Dengan membaca novel ini, secara tidak sadar pembaca pasti akan menjadi lebih waspada serta peduli dengan lingkungan dan peristiwa yang ada di sekitarnya. Mereka akan berusaha menjaga bumi agar tidak hancur dan supaya tetap dapat ditinggali. Shatter Me dapat dibaca oleh usia 16 tahun keatas karena terdapat beberapa topik yang kurang sesuai untuk umur di bawahnya. 

Nilai akhir Shatter Me: 3.5/5