
HARIMAU! HARIMAU!
-
Ditulis olehMazi Datus Fania
-
Dibuat tanggal
03 Sep 2024
-
Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semendawai Timur
Novel ini menceritakan tentang petualangan tujuh orang di hutan rimba raya. Hutan raya sebagian besar tidak pernah dijelajahi manusia karena berbagai margasatwa dan serangga hidup di dalam sana. Selain itu, tanaman dan bunga-bunga liar banyak tumbuh di dalam hutan dan bunga menjadi mahkota di puncak-puncak pohon tinggi. Hewan seperti siamang, beruk, harimau kumbang, gajah dan beruang hidup berdampingan di dalam hutan. Sepanjang aliran sungai yang ada di hutan hidup hewan seperti tapir, badak ular, buaya, rusa, kancil dan ratusan makhluk lainnya. Banyak bagian hutan raya yang menakutkan dan mengandung bahaya maut.
Meskipun di dalam hutan mengandung bahaya dan maut akan tetapi terdapat pula sumber-sumber nafkah bagi manusia. Rotan dan damar serta berbagai bahan kayu lainnya dimanfaatkan oleh manusia. Manusia yang dahulunya hidup di dalam hutan sama seperti binatang dan kemudian manusia meninggalkan hutan untuk membentuk desa bahkan kota.
Mereka bertujuh telah seminggu lamanya tinggal di dalam hutan untuk mengumpulkan damar. Pak Haji, Buyung, Sutan, Wak Katok, Pak Balam, Talib, Sanib mereka semua orang-orang yang berpetualang di hutan rimba raya. Mereka tinggal di rumah Wak Hitam, kampung batu putih dan jalanya sangat kecil sekali. Mereka selalu mandi di sungai jika pulang dari mencari damar dan mereka selalu melihat Siti Rubiyah mandiri sungai itu juga.
Siti Rubiyah merupakan istri dari Wak Hitam, dia masih muda dan sangat cantik. Siti Rubiyah menikah dengan Wak Hitam karena dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Siti Rubiyah sangat tertekan ketika hidup di hutan bersama Wak Hitam. Tekanan itu bertambah tatkala Siti Rubiyah diajak tinggal di hutan rimba tanpa adanya orang lain. Wak Hitam menikahi Siti Rubiyah hanya untuk memperpanjang umurnya saja dan menikah tanpa cinta.
Mereka bertujuh orang yang mengumpulkan damar di hutan tertarik dengan pesona Siti Rubiyah. Ia memiliki paras yang cantik dan indah, tetapi mereka masih takut untuk mendekati siti Rubiyah karena Wak Hitam yang sangat terkenal dengan ilmu hitamnya. Wak Hitam sangat di takuti oleh orang-orang kampung karena kesaktiaannya. Pada akhirnya mereka bertujuh lebih memilih untuk memendam hasrat mereka daripada mereka terkena malapetaka.
Dari sekian lamanya mereka bekerja di hutan akhirnya mereka selesai untuk mengumpulkan damar. Mereka memutuskan untuk kembali ke kampung karena sudah lama sekali sangat merindukan anak istri mereka. Sebelum pulang Buyung mewakilkan teman-temannya untuk berpamitan kepada Wak Hitam, karena sudah mau memberi mereka tempat tinggal untuk bermalam. Setalah Buyung berpamitan dengan Wak Hitam, Buyung menemui Siti Rubiyah dan dia berpamitan juga kepadanya.
Akhirnya mereka berjalan kaki dan menggendong damar-damar yang sudah mereka kumpulkan. Sambil membawa senapan, untuk berjaga-jaga di tengah hutan nanti dan tidak lupa untuk membawa bekal. Mereka lalu menyebrangi sungai, karena dari sini mereka mengambil jalan singkat untuk mendaki dan menuruni gunung, sambil berjalan beriringan, seorang demi seorang dengan Wak Katok yang membawa senapan.
Siapa sangka di tempat mereka bermalam ada seekor harimau buas yang mempunyai umur tua. Harimau itu telah menggigit Pak Balam dan untungnya Pak Balam masih bisa terselamatkan, walaupun tubuhnya sudah berlumuran darah dan luka-luka akibat digigit harimau. Pak Balam yang digigit harimau, kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk hidup dan dia selalu menyebut-nyebut dosa dan berkata kepada mereka berenam untuk mengakui dosa-dosanya, karena Pak Balam percaya bahwa harimau itu di utus oleh Tuhan untuk menghukum mereka karena sudah terlalu banyak dosa.
Tidak hanya Pak Balam saja Sutan juga digigit harimau bahkan sampai ke tulang-tulangnya. Dia bisa kegigit harimau gara-gara dia menyusul Buyung ke hutan untuk memburu harimau yang telah menggigit Pak Balam. Dia tidak tahan dengan ucapan Pak Balam yang selalu menyangkut dengan dosa dan pada akhirnya dia tewas di makan harimau.
Saya sangat suka dengan novel ini, novel ini membuat saya terpikat dan kagum akan hal-hal yang ada dalam novel ini. Kegigihan untuk bekerja keras untuk mencari nafkah anak istri, dan solidaritasnya sangat kuat. Berani menaruhkan nyawanya demi menyelamatkan teman-temannya dan tanpa pamrih untuk salu tolong menolong. Untuk membina kemanusiaan perlulah kita mencintai, karena orang tidak akan pernah bisa hidup tanpa adanya orang lain. Novel ini membuat saya tahu bahwa berjuang itu sangatlah penting, tanpa perjuangan kita tidak bisa meraih cita-cita kita.
0 komentar