book

Selamat Tinggal

0
  • book
    Ditulis oleh
    Zahra Lydia Nugrahaeni
  • Dibuat tanggal
    08 Sep 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 05

Resensi Buku Selamat Tinggal Karya Tere Liye

Judul: Menyelami Dunia Pembajakan Melalui Perjalanan Tokoh Sinton

Novel “Selamat Tinggal” ditulis oleh penulis yang namanya sudah cukup dikenal di dunia kepenulisan Indonesia, yaitu Tere Liye. Diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 2020 oleh Penerbit Gramedia di Jakarta, novel ini beberapa kali memasuki jajaran sepuluh besar buku best seller di toko Gramedia. Novel yang memiliki ketebalan 360 halaman ini mengangkat isu-isu penting, salah satunya mengenai pembajakan buku yang sudah merajalela. Tak hanya sekadar pembajakan buku saja, novel ini juga memperlihatkan kerugian seorang penulis yang bukunya dibajak. Selain itu, lewat narasinya Tere Liye berkisah bagaimana caranya untuk mengucapkan "Selamat Tinggal" kepada segala keburukan dan kepalsuan hidup, serta bagaimana kita harus teguh dalam mempertahankan prinsip kita.

Tere Liye sendiri merupakan seorang penulis yang sudah menerbitkan banyak sekali novel dengan genre yang beraneka ragam. Bahkan beberapa novelnya sudah ada yang diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar, seperti Hafalan Shalat Delisa (2011) dan Bidadari-bidadari Surga (2012). Selain itu, Tere Liye juga sempat meraih penghargaan bergengsi, beberapanya yaitu Khatulistiwa Literary Award (2005), Anugerah Pembaca Indonesia (2007, 2008, 2010), dan Indonesian Book Award (2008, 2009, 2010). Popularitasnya sebagai seorang penulis sudah tak perlu di ragukan lagi, apalagi di kalangan remaja. Dalam novel “Selamat Tinggal,” Tere Liye mencoba mengungkapkan kekejian dari pembajakan novel, pembajakan film, sindikat obat palsu, dan lain-lain. Lebih dari itu, novel ini juga dibumbui dengan kisah romansa, misteri, dan persahabatan yang mendalam.

“Selamat Tinggal” berkisah mengenai tokoh utama bernama Sintong Tinggal yang merupakan seorang penjaga toko buku bajakan milik Pakliknya. Ia merupakan seorang mahasiswa abadi yang belum menyelesaikan skripsinya. Sintong sendiri merupakan anak rantau yang berkuliah di Fakultas Sastra, yang mana menjual buku bajakan jelas sangat bertentangan dengan prinsipnya. Apalagi, Sintong juga seorang penulis yang pernah menghasilkan karya tulis di koran. Namun, ia harus tetap bekerja untuk membiayai kuliah dan hidupnya. Hal ini tentu membuat cerita menarik, di mana Sintong harus menjalani hidup yang sebenarnya bertentangan dengan prinsipnya. 

Di samping itu, ia juga pernah merasakan sakitnya patah hati. Hal ini yang mengakibatkan ia menjadi kurang bergairah untuk meneruskan kuliahnya. Tak lama, datanglah seorang wanita bernama Jess yang memberikan warna baru di kehidupan Sintong. Di satu titik, Sintong kembali meneruskan skripsinya yang berhasil menyadarkan dirinya akan pentingnya sebuah prinsip yang teguh dan moral yang kuat.

“Selamat Tinggal” menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan naratif berupa alur maju. Novel ini memiliki 30 bab ditambah 1 bab epilog. Perkenalan tokoh, latar tempat, waktu, suasana, dan hubungan antar tokoh dideskripsikan dengan lengkap. Setiap peristiwa, berjalan dengan tempo yang tak terlalu cepat dan juga tak terlalu lambat. Konflik dari novel ini juga sangat menarik serta memiliki penyelesaian yang masuk akal. Dari segi gaya kebahasaan, novel ini mudah dipahami dan enak saat dibaca. Di beberapa halaman, novel ini mengandung beberapa sarkasme dan kritik kepada fenomena pembajakan buku. Hampir seluruh tokoh dan karakter dalam cerita ini memiliki latar belakang yang membentuk benang merah. Karakter utama yaitu Sintong memiliki pengembangan karakter di setiap babnya, yang mana ini merupakan sesuatu yang baik.

Setiap misteri dan rahasia yang ada dalam novel ini dicungkil secara perlahan-lahan menggunakan cara yang tidak terduga. Dengan tema barang bajakan dan barang illegal, novel ini menghadirkan suatu hal baru yang menyegarkan. Meskipun hampir seluruh isinya membahas mengenai barang bajakan, novel ini dikemas dengan baik yang dibumbui kisah romansa dan humor yang apik.

Novel ini mengandung banyak poin-poin penting yang dapat kita pelajari dan dapat kita terapkan di hidup kita. Amanat yang terkandung dalam novel ini sangatlah banyak, tentang kekejian pembajakan buku, mempertahankan prinsip, berani mengambil sebuah keputusan, dan masih banyak lagi.

“Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian.” Beberapa dialog dan kata-kata dalam novel ini memang sangat menyentuh hati dan mampu memengaruhi pemikiran pembaca. Segala pesan yang terkandung dalam novel ini dapat tersampaikan dengan baik. Novel “Selamat Tinggal” memang memberi kesan akhir yang begitu menginspirasi. Novel ini mengajarkan kita semua untuk berani mengambil keputusan serta tegas untuk meninggalkan segala keburukan dan kepalsuan hidup.

Selain itu, dengan gaya bahasa yang sederhana dan tidak berbelit-belit, mampu membuat kita tak bosan-bosan untuk terus membaca novel ini. Novel ini juga mengandung beberapa kalimat ajakan. Persuasi serta ajakan yang terkandung dalam novel ini dikemas dengan baik.

Tentu saja dengan tema pembajakan, novel ini memiliki daya pikat dan daya jual tersendiri. Meskipun memiliki tema pembajakan yang sekilas terdengar seperti topik yang berat, namun novel ini ringan dan mudah diterima. Setiap babnya terus membuat kita penasaran untuk kembali membaca bab-bab selanjutnya. Tere Liye pandai menghidupkan tokohnya, yang membuat kita selalu bersemangat saat membaca novel ini. Sintong memiliki humor yang begitu bagus seperti anak muda zaman sekarang. Beberapa kali pembaca berhasil dibuat tersenyum dan tertawa dengan karakter Sintong.

Di samping itu, terkadang novel ini terlalu banyak berisi sarkasme dan kritikan di mana pembaca dapat merasa bosan dengan hal ini. Terkadang beberapa sarkasme tersebut cukup kasar untuk sebagian orang. Namun hal ini dapat dimengerti, karena bagi yang sudah merasakan pembajakan memang kejam dan merugikan.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan, novel ini sangatlah baik untuk dibaca dan mampu membuka pikiran generasi yang akan mendatang mengenai isu pembajakan yang sangat penting. Hal ini merupakan hal yang sangat edukatif, mengingat perilaku pembajakan yang sudah mulai diwajarkan. Tentu saja sebagai orang yang sehat adalah tugas kita untuk menyadarkan oknum-oknum yang sudah melakukan pembajakan buku. Dengan novel ini, kita dapat menyadarkan orang-orang terdekat kita yang sudah mulai terpengaruh dengan barang bajakan. Maka dari itu, saya sangat-sangat merekomendasikan kalian untuk membaca novel ini.

Judul Buku Selamat Tinggal
Penulis Tere Liye
ISBN 978-623-88296-1-3
Bahasa Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2020
Penerbit PT Gramedia
Jumlah Halaman 360

0 komentar

Buat komentar