book

Genduk Duku

0
  • book
    Ditulis oleh
    Zahra Lydia Nugrahaeni
  • Dibuat tanggal
    07 Oct 2024
  • Sekolah
    SMA NEGERI 05

Resensi Novel Genduk Duku Karya Y.B. Mangunwijaya

"Memahami Arti Pentingnya Sebuah Loyalitas dan Melepaskan Sebuah Dendam  Melalui Novel Genduk Duku"

Genduk Duku adalah novel kedua yang merupakan lanjutan dari trilogi “Rara Mendut.” Dicetak pertama kali pada tahun 1987, sampai September 2023 novel ini telah mencapai cetakan ketujuh yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Dengan ketebalan 280 halaman, novel ini memiliki dimensi 14 × 21 cm. Sama seperti novel sebelumnya, novel Genduk Duku mengambil latar peristiwa sejatah, yaitu pada masa akhir pemerintahan Sultan Agung dan masa pemerintahan Sunan Amangkurat â… . Melalui narasinya, Y.B. Mangunwijaya mencoba memasukkan pembaca ke dalam peristiwa penting pemerintahan Sunan Amangkurat â… . Tak hanya itu, kita dibuat menyaksikan perjalanan Genduk Duku dari masa ke masa.

Tentu, sebagai pembaca yang menyukai novel Rara Mendut. Novel Genduk Duku membuat saya penasaran akan kelanjutan kisah Genduk Duku selepas kejadian di novel Rara Mendut. Novel Rara Mendut meninggalkan kesan yang begitu mendalam, sehingga saat membaca novel ini, lahir sebuah ekspetasi yang sangat besar dari seorang pembaca.

Y.B. Mangunwijaya merupakan seseorang yang aktif di bidang kepenulisan. Ia merupakan seorang aktivis yang membantu kaum marginal di Kali Code, Yogyakarta. Hal tersebut juga masuk dalam kutipan pertama dalam halaman depan. “Untuk Mbok Tomblok dan anaknya Senik, Girli, pinggir Kali Code.” Yang mana menunjukkan kedekatan antara dirinya dan kaum marginal. Kecintaannya terhadap sastra mampu ia wujudkan melalui persembahan kepada seseorang.

Lewat sebuah karya sastra, sang penulis berusaha menyampaikan sejarah yang ia kemas dalam sebuah cerita fiksi. Berbagai gejolak dan polemik kerajaan pada saat itu turut dihadirkan dalam novel ini. Sehingga memberikan edukasi secara nyata terhadap pembaca untuk mulai lebih tertarik terhadap sejarah Nusantara. Selain itu, novel ini juga berkisah mengenai romansa Genduk Duku dan perjuangannya melawan pemerintahan yang diktator.

Selepas kematian dari Rara Mendut dan Pranacitra, Genduk Duku pergi melarikan diri ke Pekalongan dan Telukcikal, sekaligus untuk menemui keluarga Rara Mendut dan Pranacitra. Sesampainya di Telukcikal, ia bertemu dengan sosok nelayan sederhana bernama Slamet yang kelak akan menjadi suaminya. Pernikahan mereka dikaruniai anak bernama Lusi. Bersama suami dan anaknya, Genduk Duku kembali menjadi saksi perseteruan yang terjadi di Kerajaan Mataram. Berbagai peristiwa pahit harus ia alami, dendam kesumat pada Tumenggung Wiraguna kembali bangkit. Namun apalah daya, ia hanya seorang rakyat jelata yang tak bisa melawan. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, terus Genduk Duku lakukan supaya terhindar dari keriuhan yang terjadi di Kerajaan Mataram.

Sesuai dengan judul novel, Genduk Duku yang merupakan karakter utama dari novel ini memiliki karakter yang lincah dan juga liar. Romansa yang tercipta antara Slamet dan Genduk Duku berhasil membuat kisah yang manis. Keberanian antara kedua sejoli tersebut menorehkan cerita yang menantang. Sepanjang alur cerita, novel ini mengungkapkan perjuangan Genduk Duku untuk meraih sebuah kebebasan dari penderitaan yang selama ini ia alami.

Novel ini disajikan dengan narasi berupa alur maju, yang menggunakan sudut pandang orang ketiga. Intrik politik pada masa Sunan Amangkurat â…  begitu kental. Pembaca diperlihatkan kebengisan Sunan Amangkurat â…  dalam menumpaskan setiap lawannya. Setiap susunan bab, memiliki pengembangan alur yang disertai dengan kehadiran tokoh lama maupun tokoh baru.

Sama seperti novel sebelumnya, narasi yang disampaikan oleh Y.B. Mangunwijaya begitu unik dan menarik. Lebih dari itu, setiap paragraph yang ada di cerita ini, berhasil menyihir pembaca melalui keindahan kata-katanya. Selain itu, setiap karakter yang ada pada novel ini memiliki perannya masing-masing, sehingga membuat proporsi cerita ini terasa begitu pas.

Melalui setiap tokoh yang terdapat dalam cerita ini, banyak sekali pesan moral yang dapat kita ambil. Dari tokoh Slamet, kita belajar akan pentingnya sebuah loyalitas dan pengorbanan untuk membuktikan kesetiaan kita. Sedangkan dari sang tokoh utama, yaitu Genduk Duku, kita belajar artinya kebebasan yang dapat ditempuh melalui jalan perdamaian terhadap musuh kita, yang mengandung motif kerja sama. Meskipun terasa sulit, dendam yang sudah bersarang di hati harus kita lepaskan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pesan-pesan yang ada dalam cerita ini dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca.

Meskipun begitu, terdapat beberapa latar yang membuat pembaca kebingungan. Banyak sekali kiasan dengan Bahasa Jawa yang membuat pembaca dipaksa untuk berpikir ketika membaca novel ini. Novel ini membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi untuk dibaca.

Saya sangat merekomendasikan novel ini untuk dibaca. Banyak sekali pesan moral yang dapat diambil melalui cerita dari novel ini. Setiap tokoh yang ada pada novel ini memberikan kesan yang sangat membekas terhadap pembaca. Tak sampai disitu, nilai sejarah dan nilai budaya yang amat kental, membuat novel ini dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan. Oleh karena itu, merupakan hal yang penting bagi kita semua untuk membaca sebanyal-banyaknya sumber pengetahuan.

Judul Buku Genduk Duku
Penulis Y.B. Mangunwijaya
ISBN 9786-02-06-3319-0
Bahasa Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 1987
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman 280

0 komentar

Buat komentar